Berita Kaltim Terkini
Buntut Kericuhan di Rakerprov KONI Kaltim, Kurash dan Bapor Korpri Putuskan Tak Hadir di Musorprov
Perwakilan Cabor Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Kaltim, Sugeng Mochdar juga menyampaikan kepada awak media terkait insiden kericuhan d
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Perwakilan Cabor Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Kaltim, Sugeng Mochdar juga menyampaikan kepada awak media terkait insiden kericuhan dalam Rakerprov KONI Kaltim, Sabtu (29/1/2022) lalu di Hotel Aston, Kota Samarinda.
Dia didampingi Ketua Pelti Kaltim yang juga bakal calon KONI Kaltim Zairin Zain dan Pengurus Bapor Korpri serta Ketua Pengurus Provinsi Federasi Kurash Indonesia (Pengprov Ferkushi), Agus Hari Kusuma.
Di hadapan awak media, Sugeng Mochdar menerangkan, sesuai ketentuan yang ada seluruh peserta sidang di Rakerprov diberikan hak untuk menanggapi hasil kesepakatan masing-masing Komisi.
Di mana pada penyampaian pandangan terkait Komisi I, dirinya dari perwakilan Pelti Kaltim memaparkan pandangannya yang tidak sependapat dengan hasil kesepakatan Komisi I.
Sugeng Mochdar ketika menyampaikan yang menurutnya pada forum resmi dan dilindungi undang-undang ini, dia diizinkan mengutarakan pendapat.
Baca juga: Tanggapi Kericuhan di Rakerprov KONI Kaltim, Muslimin: Silakan Berargumentasi, Tetap Santun dan Adab
Baca juga: Beredar Video Diduga Kericuhan pada Kegiatan Rakerprov KONI Kaltim di Samarinda
Dia mengaku tidak sependapat terhadap hasil Komisi I yang langsung ingin disahkan peserta tanpa melalui paripurna, padahal Komisi I saat menyampaikan hasil sidang komisi harus ditanggapi Komisi II, yang mana dirinya termasuk dalam Komisi II dan menanggapi hasil tersebut.
Selain itu, Sugeng Mochdar dari Pelti tidak sependapat terkait persyaratan bakal calon Ketua Umum KONI Kaltim harus didukung 30 persen Cabor dan 30 persen KONI Kabupaten/Kota serta Badan Fungsional.
Hal ini lah yang kemudian memicu kericuhan, Sugeng Mochdar mengatakan persyaratan dukungan tidak ada aturan yang mengikat serta menilai Rakerprov yang digelar rekayasa.
"Lantas mereka mengatakan mekanisme (dukungan) ini pernah dilakukan di KONI pusat, nah itu setelah ada kesepakatan bersama dari mereka. Di sini kan beda, kami belum sepakat, berarti belum sepakat dan itu bukan hasil kesepakatan, apakah itu bukan rekayasa?" beber Sugeng Mochdar.
Kericuhan yang terjadi dan pemukulan terhadap dirinya yang merasa dikeroyok serta tidak mendapatkan perlindungan keamanan saat tengah berada di lokasi Rakerprov juga disesalkannya.
Baca juga: Ketum KONI Kaltim Zuhdi Yahya Beberkan Hasil Rakerprov pada Hari Ini
Sugeng Mochdar menjelaskan kronologi pemukulan yang mengakibatkan dia harus ditangani medis di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
"Setelah memberikan beberapa masukan sesuai dengan video yang beredar itu, kenapa kok mereka lantas memukul saya dan mengeroyoki saya, ada apa?" tanyanya.
"Ini kan forum yang terhormat, harusnya saya dilindungi oleh penyelenggara, ini terkesan ada pembiaran. Saya dibiarkan dipukul jatuh dan ada yang cekik, untung saja Bhabinkantibmas membela dan membawa saya keluar, ini nggak fair," ujar Sugeng Mochdar.
"Saya lapor ke kepolisian dan ini kami serahkan untuk ditindaklanjuti laporan yang saya sampaikan, semoga dari aparat cepat bergerak untuk merespons dan menindak sesuai hukum," pinta Sugeng Mochdar.
Agus Hari Kusuma pun turut menyesalkan insiden yang terjadi dan menarik diri dari agenda Musorprov yang dijadwalkan digelar pada Februari 2022 mendatang.