Virus Corona

Kemenkes Ungkap Penyebab Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Vaksin Saat Ini Tak Mampu Lagi Atasi Omicron?

Kemenkes akhirnya mengungkap kenapa kasus covid-19 melonjak lagi di Indonesia, benarkah vaksin yang ada sudah tak efektif atasi varian omicron?

Editor: Doan Pardede
(KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Kemenkes akhirnya mengungkap kenapa kasus covid-19 melonjak lagi di Indonesia, benarkah vaksin yang ada sudah tak efektif atasi varian omicron? 

TRIBUNKALTIM.CO - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya mengungkap kenapa kasus covid-19 melonjak lagi di Indonesia. 

Seperti diberitakan, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan drastis dalam beberapa pekan terakhir.

Pada laporan Minggu (30/1/2022) angka kasus harian mencapai 12.422.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini.

Baca juga: Waspada, Epidemiolog Bocorkan Covid-19 Omicron di Indonesia Tembus 100 Ribu Kasus, Cek Gejalanya

Baca juga: Waspada Varian Omicron, PDPI Imbau Jangan Terlalu Menganggap Enteng Flu pada Lansia

Baca juga: Fakta Baru Vaksin Booster Pfizer, Tahan Lawan Virus Corona Omicron Selama 4 Bulan dan Efek Samping

Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam satu minggu terakhir, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65 persen.

Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia dikutip dari keterangan tertulis Kemenkes RI.

Menutup Januari dengan 10.185 kasus baru. Turun dibanding kemarin, tapi masih belum kembali ke positivity rate aman di bawah 5 persen.

Kasus aktif masih naik ribuan per hari, dan kematian harian masih di angka belasan.

Data komprehensif

Pihaknya mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, menurutnya perlu dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menurut dia menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing.

Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu.

Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved