Ibu Kota Negara
Hashim Djojohadikusumo Jawab Isu Dapat Proyek di IKN Nusantara, Profil & Gurita Bisnis Adik Prabowo
Hashim Djojohadikusumo jawab tudingan dapat proyek di IKN Nusantara. Ini profil dan daftar bisnis Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto.
Dua tahun setelah itu, Hashim Djojohadikusumo mulai merintis usaha di sektor perdagangan lewat perusahaan yang didirikannya, PT Era Persada.
Dari situ, kiprahnya di dunia bisnis terus berlanjut hingga sekarang.
"Di usia 30-an tahun, saya memulai bisnis internasional. Saya berbisnis ke Rusia, negara-negara Arab, Myanmar, Vietnam dan banyak lagi," ujarnya.
Berdasarkan riset KONTAN, debutnya di dunia bisnis makin kencang saat ia masuk bisnis semen pada tahun 1988.
Lewat Grup Tirtamas, PT Tirta Mas mengambil alih saham mayoritas PT Semen Cibinong.
Akusisi di industri semen berlanjut dengan mengakuisisi PT Semen Nusantara Cilacap pada tahun 1993.
Dua tahun berikutnya, Hashim Djojohadikusuomo mengambil alih PT Semen Dwima Agung, perusahaan semen yang belum beroperasi namun memiliki 800 hektare lahan di tuban, Jawa Timur.
Pilihannya masuk bisnis semen bukan tanpa perhitungan.
Sebagai komoditas dasar, Hashim Djojohadikusumo sangat yakin semen akan dibutuhkan banyak orang.
Nyatanya, belum genap tiga tahun Hashim terjun ke industri ini, krisis pasokan semen terjadi di seluruh pelosok negeri ini.
Alhasil, dari bisnis semen ini, ia sukses menambah pundi-pundi kekayaannya.
Ia pun merambah sektor-sektor lain.
Lewat PT Tunasmas Paduarta, salah satu anak perusahaan Grup Tirta Mas, Hashim merambah bisnis perbankan dengan mengambil alih Bank Niaga pada tahun 1997.
Sebelumnya, pada tahun 1995, Hashim mengambil alih 19,8% saham (senilai Rp 66 miliar lebih) milik pengusaha Yopie Wijaya di Bank Papan Sejahtera.
Selain itu, ia juga memiliki masing-masing 100% saham di Bank Pelita serta Bank Kredit Asia.
Sejak saat itu, daftar bisnis Hashim bertambah panjang, tak hanya di sektor perbankan dan industri semen. Ada puluhan jenis usaha dimilikinya, mulai dari sektor perdagangan hingga ke industri migas.
Tak hanya di dalam negeri, bisnis Hashim hingga ke mancanegara, dari beberapa negara di kawasan Indocina (Vietnam dan Myanmar), hingga ke kawasan Eropa Timur.
Salah satunya lewat PT Tirtamas Comexindo, yang didirikannya sejak 1986.
Namun, sebagaimana pebisnis lainnya, Hashim Djojohadikusumo juga sempat mengalami kegagalan.
Ketika Indonesia diterpa oleh krisis moneter, tepatnya di sekitar tahun 1998, banyak sekali usaha Hashim Djojohadikusumo yang bangkrut.
Keputusan dramatis pun diambilnya. Ia memilih untuk pergi ke Inggris dan menjalankan bisnisnya di sana. Kendati berat meninggalkan Tanah Air, namun insting bisnisnya menunjukkan hasil.
Bisnisnya semakin maju dan semakin tersebar di mana-mana.
Setelah 9 tahun menetap di Inggris, ia memutuskan kembali ke Indonesia dan bahkan menyelamatkan perusahaan milik Prabowo, yakni PT Kiani Kertas yang berutang Rp 1,9 trilliun di Bank Mandiri.
Sebelum itu, Hashim Djojohadikusumo menjual perusahaan minyaknya di Kazakhtan, Nations Energy kepada perusahaan China, Citic Group senilai US$ 1,91 miliar.
Hashim Djojohadikusumo juga berhasil menguasai konsesi lahan hutan seluas 97 hektare di Aceh Tengah.
Ia juga memiliki 3 juta hektare perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara, dan ladang migas di Aceh hingga ke Papua.
Kini, gurita bisnis Hashim di bawah bendera Arsari Grup.
Baca juga: Apa Itu Titik Nol IKN Nusantara, Tempat Jokowi akan Berkemah? Kepala Bappenas: Bukan Lokasi Istana
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.