Ibu Kota Negara
Hashim Djojohadikusumo Jawab Isu Dapat Proyek di IKN Nusantara, Profil & Gurita Bisnis Adik Prabowo
Hashim Djojohadikusumo jawab tudingan dapat proyek di IKN Nusantara. Ini profil dan daftar bisnis Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto.
TRIBUNKALTIM.CO - Tudingan miring menerpa Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto terkait proyek di Ibu Kota Negara ( IKN ), di Kalimatan Timur.
Perusahaan Arsari Group, milik adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo disebut-sebut mendapat sejumlah proyek di IKN Nusantara, di kawasan Penajam Paser Utara ( PPU ) Kalimantan Timur.
Nama Hashim Djojohadikusumo ikut disorot dalam polemik pembangunan Ibu Kota Negara ( IKN ) di Kalimantan Timur, lantaran perusahaannya memiliki tanah dan konsesi hutan di sana hingga ratusan ribu hektare.
Siapa Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto ini?
Simak profil dan deretan bisnis milik Hashim Djojohadikusumo selengkapnya di dalam artikel ini.
Nama Hashim Djojohadikusumo masuk dalam laporan yang dirilis koalisi masyarakat sipil yakni JATAM Nasional, JATAM Kalimantan Timur, WALHI Nasional, dan Walhi Kalimantan Timur.
Dalam laporan tersebut, Hashim Djojohadikusumo disebut sebagai salah satu oligargi penguasa tanah di IKN.
Baca juga: Pemprov Kaltim Gandeng Perusahaan Grup Hashim Djojohadikusumo Pasok Kebutuhan Air Bersih IKN
Terkait tudingan dapat proyek IKN Nusantara, Hashim Djojohadikusumo memberikan jawabannya di Kompas TV.
"Saya terkejut dan saya kecewa dengan nama saya disebut-sebut seolah-olah bagian dari oligarki," kata Hashim Djojohadikusumo, Rabu (9/2/2022), seperti dilansir TribunKaltim.co dari kompas.com.
"Seolah-olah terus dapat rezeki dari pemerintah, dapat pembagian proyek dari pemerintah, dan seolah-olah ini bagian suatu deal politik antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi agar Prabowo ditarik atau disambut sebagai bagian dari pemerintah Indonesia tahun 2019," tambah dia.
Dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id, Hashim Djojohadikusumo juga menyebut, sampai saat ini, belum ada kontrak yang ditandatangani antara pihaknya dengan pemerintah terkait pembangunan ibu kota negara.
Hashim Djojohadikusumo memang mengakui, perusahaannya memiliki bisnis suplai air bersih di Kalimantan Timur.
Kendati begitu, bisnis tersebut sudah eksis sejak 2016 atau jauh sebelum Presiden Jokowi mengumumkan lokasi IKN.
Menurut Hashim Djojohadikusumo, bisnis penyediaan air di Kaltim awalnya untuk memenuhi kebutuhan operasional Arsari Group di sana.
Ia pun menyewa konsultan asal Belanda, Witteveen Bos, untuk mensurvei pasokan air.
"Perusahaan itu merupakan salah satu konsultan engineering air bersih yang ternama di dunia.
Dan saya menunjuk untuk membuat feasibility e study atau studi kelayakan apakah layak atau tidak dibangun proyek air yang besar di tempat yang saya miliki di Kaltim," tutur Hashim Djojohadikusumo.
Baca juga: Eks Ketua KPK hingga Guru Besar Gagas Petisi Tolak Pemindahan IKN, Akademisi: Apa harus Saat Ini?
"Berdasarkan hasil studi kelayakan Witteveen Bos, ternyata di wilayah kami topografinya sangat mendukung untuk dibangun bendungan yang bisa menghasilkan air melimpah,” tambahnya.
Arsari Group pun berencana memasok air bersih di wilayah Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Samarinda, Kota Bangun, Tenggarong, Kabupaten PPU, dan sekitarnya.
Hashim Djojohadikusumo menjelaskan, Arsari Group juga sudah memiliki lahan di Balikpapan sejak 2007.
Saat itu, Hashim Djojohadikusumo memutuskan membeli suatu perusahaan yang memiliki hak pengusahaan hutan (HPH) cukup besar seluas 260.000 hektare dan tanah yang luasnya sekitar 450 hektare.
Profil Hashim Djojohadikusumo
Hashim Djojohadikusumo yang juga adik Prabowo Subianto adalah putri pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Siregar.
Seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel yang berjudul PROFIL Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo Subianto yang Dituding Dapat Proyek di IKN Baru, Hashim Djojohadikusumo lahir di Jakarta pada 1 Januari 1953.
Diketahui, ayahnya adalah mantan Menteri Negara Riset Indonesia ke-3 dan Menteri Keuangan Indonesia kedelapan.
Dirinya memiliki dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki yaitu Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Djojohadikusumo, dan Prabowo Subianto.
Dalam studinya, Hashim Djojohadikusumo pernah menempuh pendidikan di Pmonoa College, Claremont University, California dan mengambil jurusan Ilmu Politik dan Ekonomi.
Setelah lulus pada tahun 1976, ia pun magang di salah satu institusi bank investasi bernama Lazard Freres Et Cie.
Kemudian dirinya pun kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai direktur di perusahaan milik ayahnya, Indo Consult.
Baca juga: Azyumardi Azra, Din Syamsuddin, hingga Faisal Basri, Tokoh di Balik Petisi Tolak Pemindahan IKN
Selain itu, Hashim Djojohadikusumo juga mendirikan bisnis pertamanya yaitu PT Era Persada.
Lalu, ia pun mendirikan Tirtamas Group yang menjadi perusahaan induk dari PT Era Persada Trade (trading), PT Tirtamas Majutama (perusahaan investasi induk), PT Indo Consult (konsultasi bisnis), PT Prima Comexindo (trading).
Ditambah mendirikan 38 anak usaha lain yang bergerak di bidang semen, petrokimia, energi, dan pertanian.
Sampai pada tahun 1993, mereka pun mengakuisisi PT Semen Nusantara Cilacap dan PT Semen Dwima Agung.
Saat Indonesia dihantam krisis ekonomi pada 1997-1998, perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo yaitu Tirtamas Group terpaksa menjual saham-sahamm dan unit usahanya untuk melunasi utang.
Lantas pada ahun 2022, ia pernah ditahan karena terlibat pelanggaran Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebab kredit yang seharusnya dikucurkan ke kreditor malah dikucurkan ke grupnya sendiri.
Lalu pada tahun 2018, Hashim Djojohadikusumo berada di rangking 35 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai 850 juta dolar AS menurut majalah Forbes.
Tidak hanya berkecimpung di dunia bisnis, Hashim Djojohadikusumo pun mencoba peruntungannya di dunia politik dengan bergabung ke partai besutan Prabowo Subianto, Partai Gerindra.
Selama Pilpres 2019, ia berada d belakang layar untuk membantu pemenangan Prabowo Subianto sebagai Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo.
Deretan Bisnis Hashim Djojohadikusumo
Hashim Djojohadikusumo dalam wawancara tertulis dengan KONTAN tahun 2014 mengatakan, bahwa ia adalah pemilik konglomerasi Arsari Group dengan gurita bisnis mulai dari tambang hingga perkebunan.
Nama Arsari Group adalah gabungan dari nama panggilan anak-anak Hashim. Mulai dari Aryo (Aryo Djojohadikusumo), Sara (Rahayu Saraswati Djojohadikusumo), serta Indra (Indra Djojohadikusumo).
Namun, jauh sebelum Arsari, putra bungsu begawan ekonomi Indonesia Sumitro Djojohadikusumo tercatat sebagai salah taipan Indonesia sukses. Gurita bisnis mengular panjang.
Sepulang dari pendidikannya di luar negeri sejak SMP, Hashim Djojohadikusumo kembali ke Indonesia awal 1978, sesaat ayahnya tak lagi menjadi Menteri Negara Riset.
Saat itu, Hashim Djojohadikusumo langsung bergabung di PT Indoconsult Associates sebagai direktur.Ini adalah perusahaan bidang konsultasi manajemen yang didirikan ayahnya.
Saat itu, usia Hashim Djojohadikusumo baru sekitar 24 tahun.
Dua tahun setelah itu, Hashim Djojohadikusumo mulai merintis usaha di sektor perdagangan lewat perusahaan yang didirikannya, PT Era Persada.
Dari situ, kiprahnya di dunia bisnis terus berlanjut hingga sekarang.
"Di usia 30-an tahun, saya memulai bisnis internasional. Saya berbisnis ke Rusia, negara-negara Arab, Myanmar, Vietnam dan banyak lagi," ujarnya.
Berdasarkan riset KONTAN, debutnya di dunia bisnis makin kencang saat ia masuk bisnis semen pada tahun 1988.
Lewat Grup Tirtamas, PT Tirta Mas mengambil alih saham mayoritas PT Semen Cibinong.
Akusisi di industri semen berlanjut dengan mengakuisisi PT Semen Nusantara Cilacap pada tahun 1993.
Dua tahun berikutnya, Hashim Djojohadikusuomo mengambil alih PT Semen Dwima Agung, perusahaan semen yang belum beroperasi namun memiliki 800 hektare lahan di tuban, Jawa Timur.
Pilihannya masuk bisnis semen bukan tanpa perhitungan.
Sebagai komoditas dasar, Hashim Djojohadikusumo sangat yakin semen akan dibutuhkan banyak orang.
Nyatanya, belum genap tiga tahun Hashim terjun ke industri ini, krisis pasokan semen terjadi di seluruh pelosok negeri ini.
Alhasil, dari bisnis semen ini, ia sukses menambah pundi-pundi kekayaannya.
Ia pun merambah sektor-sektor lain.
Lewat PT Tunasmas Paduarta, salah satu anak perusahaan Grup Tirta Mas, Hashim merambah bisnis perbankan dengan mengambil alih Bank Niaga pada tahun 1997.
Sebelumnya, pada tahun 1995, Hashim mengambil alih 19,8% saham (senilai Rp 66 miliar lebih) milik pengusaha Yopie Wijaya di Bank Papan Sejahtera.
Selain itu, ia juga memiliki masing-masing 100% saham di Bank Pelita serta Bank Kredit Asia.
Sejak saat itu, daftar bisnis Hashim bertambah panjang, tak hanya di sektor perbankan dan industri semen. Ada puluhan jenis usaha dimilikinya, mulai dari sektor perdagangan hingga ke industri migas.
Tak hanya di dalam negeri, bisnis Hashim hingga ke mancanegara, dari beberapa negara di kawasan Indocina (Vietnam dan Myanmar), hingga ke kawasan Eropa Timur.
Salah satunya lewat PT Tirtamas Comexindo, yang didirikannya sejak 1986.
Namun, sebagaimana pebisnis lainnya, Hashim Djojohadikusumo juga sempat mengalami kegagalan.
Ketika Indonesia diterpa oleh krisis moneter, tepatnya di sekitar tahun 1998, banyak sekali usaha Hashim Djojohadikusumo yang bangkrut.
Keputusan dramatis pun diambilnya. Ia memilih untuk pergi ke Inggris dan menjalankan bisnisnya di sana. Kendati berat meninggalkan Tanah Air, namun insting bisnisnya menunjukkan hasil.
Bisnisnya semakin maju dan semakin tersebar di mana-mana.
Setelah 9 tahun menetap di Inggris, ia memutuskan kembali ke Indonesia dan bahkan menyelamatkan perusahaan milik Prabowo, yakni PT Kiani Kertas yang berutang Rp 1,9 trilliun di Bank Mandiri.
Sebelum itu, Hashim Djojohadikusumo menjual perusahaan minyaknya di Kazakhtan, Nations Energy kepada perusahaan China, Citic Group senilai US$ 1,91 miliar.
Hashim Djojohadikusumo juga berhasil menguasai konsesi lahan hutan seluas 97 hektare di Aceh Tengah.
Ia juga memiliki 3 juta hektare perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara, dan ladang migas di Aceh hingga ke Papua.
Kini, gurita bisnis Hashim di bawah bendera Arsari Grup.
Baca juga: Apa Itu Titik Nol IKN Nusantara, Tempat Jokowi akan Berkemah? Kepala Bappenas: Bukan Lokasi Istana
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.