Berita Internasional Terkini
Dunia Panik! Perang AS vs Rusia Sudah Depan Mata? Pergerakan Jet Tempur Polandia ke AS Mencurigakan
Perang Amerika Serikat (AS) dan Rusia sudah didepan mata! pergerakan jet tempur Polandia ke Pangkalan AS buat dunia panik?
TRIBUNKALTIM.CO - Perang Amerika Serikat (AS) dan Rusia sudah didepan mata! pergerakan jet tempur Polandia ke Pangkalan AS buat dunia panik?
Amerika Serikat (AS) termasuk negara yang paling gencar menolak serangan Rusia ke Ukraina.
Meski begitu, hingga kini AS baru mengeluarkan sanksi ekonomi terkait serangan Rusia ke Ukraina.
Nah, mendadak Polandia telah menyerahkan semua jet tempurnya ke AS.
Baca juga: Telepon Joe Biden Ditolak Pemimpin Arab Saudi dan UEA, AS Khawatir Harga Minyak Imbas Perang Rusia
Baca juga: Invasi Putin Runtuh, Tank Rusia Terjebak Lumpur di Ukraina
Baca juga: Rusia vs Ukraina: Ancaman Perang Nuklir Vladimir Putin, Serius atau Hanya Gertakan Sambal?
Apakah ini cara AS untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dan melawan Rusia?
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (9/3/2022), Polandia merupakan salah satu negara tetangga Ukraina.
Dan negara itu dilaporkan siap untuk mentransfer jet tempur MIG-29 ke pangkalan udara AS.
Hal itu disampaikan kementerian luar negeri Polandia sebagai bukti Polandia ingin membantu Ukraina.
AS sendiri telah melihat proposal di mana Polandia akan memasok Ukraina dengan pesawat tempur era Soviet, yang dilatih oleh pilot Ukraina untuk terbang, dan pada gilirannya menerima F-16 Amerika untuk menebus kerugian mereka.
Operasi itu akan segera dilakukan dan semuanya gratis.
Menurut Warsawa, mereka berharap sikap itu bisa memicu inisiatif dari sekutu NATO lainnya.
Kementerian luar negeri Polandia mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Pihak berwenang Republik Polandia, setelah berkonsultasi antara presiden dan pemerintah, siap untuk mengerahkan semua jet MIG-29 mereka ke Pangkalan Udara Rammstein dan menempatkan mereka di pembuangan pemerintah Amerika Serikat."
"Pada saat yang sama, Polandia meminta Amerika Serikat untuk memberi kami pesawat bekas dengan kemampuan operasional yang sesuai."
"Polandia siap segera menetapkan syarat pembelian pesawat."
“Pemerintah Polandia juga meminta Sekutu NATO lainnya – pemilik jet MIG-29 – untuk bertindak dengan nada yang sama.”
Polandia diperkirakan memiliki 28 pesawat tempur era Uni Soviet.
Pengumuman tersebut menyusul klaim sebelumnya pada hari Selasa oleh Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace bahwa Inggris akan mendukung Polandia jika memutuskan untuk menyediakan jet tempur Ukraina.
Wallace memperingatkan Polandia, bagaimanapun, sikap ini mungkin memiliki konsekuensi langsung bagi mereka.
"Saya akan mendukung orang Polandia dan pilihan apa pun yang mereka buat," ungkap Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, seperti dilansir Intisari-Online.com di artikel berjudul Perang Amerika vs Rusia Sudah di Depan Mata! Polandia Mendadak Kirim Semua Jet Tempur Era Uni Soviet ke Pangkalan Udara Amerika, Bikin Seluruh Dunia Panik.
"Kami akan melindungi Polandia, kami akan membantu mereka dengan apa pun yang mereka butuhkan. Polandia akan memahami bahwa pilihan yang mereka buat tidak hanya akan secara langsung membantu Ukraina. Tetapi juga dapat membawa mereka ke garis tembak langsung dari negara-negara seperti Rusia atau Belarusia."
Baca juga: Siap Tempur, 15 Kapal Perang Rusia Siap Hadang 2 Kapal Perusak AS yang Sudah Masuk ke Laut Baltik
Sebagai sekutu dekat Ukraina, Polandia adalah negara yang paling banyak menerima warga Ukraina yang melarikan diri dan mencari keselamatan.
Dari lebih dari dua juta orang Ukraina yang menurut UNHCR sejauh ini telah melarikan diri dan lebih dari setengahnya telah pergi ke Polandia.
Dengan perbatasan bersama sepanjang 310 mil, negara Eropa Timur itu telah menerima 1.204.403 pengungsi pada hari Selasa.
Untuk itu, pemerintah telah mengumumkan rencana untuk menyiapkan dana pengungsi sebesar 1,34 miliar Poundsterling.
Termasuk penyediaan pembayaran satu kali sebesar 50 Poundsterling untuk setiap orang Ukraina yang masuk.
Hongaria, Rumania, Slovakia, dan Republik Ceko juga semuanya telah menerima lebih dari 100 poesawat
Presiden Perancis dan Kanselir Jerman Tiba-tiba Telepon Sekutu Setia Vladimir Putin
Sebuah video call tiga arah pada 8 Maret antara Presiden China Xi Jinping dan pemimpin-pemimpin Eropa Emmanuel Macron dan Olaf Scholz meningkatkan prospek inisiatif diplomatik yang sebelumnya tidak dipikirkan beberapa minggu sebelumnya.
Hal itu adalah China mungkin menjadi penengah perang Ukraina, meraih posisi tinggi diplomasi sebagai pembuat kedamaian.
Selama 10 tahun belakangan, ambisi teritori China di Laut China Selatan, ikut campur di Hong Kong dan ketegangan perbatasan dengan India telah meninggalkan China di dalam isolasi diplomasi yang cukup mengerikan.
Baca juga: Rahasia Besar Ukraina dan AS Terbongkar? Rusia Klaim Punya Bukti Program Senjata Biologis Berbahaya
Namun perang Ukraina membuka sebuah kesempatan untuk sebuah revolusi diplomatik yang bisa menempatkan China sebagai pembuat perdamaian.
Melansir Asia Times, kombinasi tragis dari penjangkauan Amerika dan reaksi berlebihan Rusia meninggalkan dunia dalam sebuah kekosongan diplomasi.
Dengan mencari cara memperluas NATO sampai ke perbatasan Rusia, Washington membujuk Moskow bahwa tujuan mereka adalah mengepung Rusia.
Meninggalkan kerangka Minsk II, Kyiv meyakinkan Rusia jika Ukraina telah menjadi cakar kucing AS.
Perancis dan Jerman, yang mendukung kompromi Minsk, gagal bertahan pada prinsip mereka melawan oposisi AS.
Hasilnya adalah blunder negara-negara Eropa yang menyebabkan Perang Dunia I.
Hal ini membuka kesempatan bagi China untuk menengahi, karena China tidak berkompromi dengan kesalahan yang menuntun pada krisis tersebut, dan mereka punya hubungan baik dengan para antagonis dan sebuah dialog yang berjalan dengan Eropa.
Tentu saja satu-satunya yang ganjil hanyalah Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada 1 Maret dalam pembicaraan telepon meminta koleganya di China, Wang Yi, untuk menengahi krisis tersebut, menyatakan bahwa "China telah memainkan sebuah peran konstruktif atas masalah ini dan Ukraina siap meningkatkan komunikasi dengan pihak China. Ia antusias terhadap upaya mediasi China meraih gencatan senjata."
Ide mediasi China menarik perhatian di Eropa.
Sebagai "mitra strategis" Rusia dan mitra kunci perdagangan Ukraina, China satu-satunya negara di dunia dengan hubungan kuat dengan kedua belah pihak dalam konflik ini, seperti disampaikan komentator Eropa.
"Kapan China menghentikan Putin?" tulis Eduard Steiner yang dimuat dalam koran sayap kanan Die Welt 8 Maret kemarin seperti dilansir Intisari-online.com di artikel berjudul Ditekan Ketakutan Diserang Rusia, Presiden Perancis dan Kanselir Jerman Tiba-tiba Telepon Sekutu Setia Vladimir Putin Ini Alih-alih Joe Biden, China Bisa Selesaikan Perang Rusia-Ukraina?
China memiliki "hubungan dekat yang baik dengan Ukraina," papar analisis Die Welt.
Diplomasi AS dipojokkan ke sudut.
Washington berkomitmen untuk mengalahkan Rusia di Ukraina dan menghancurkan ekonomi Rusia, melalui pengiriman senjata canggih kepada Pasukan Bersenjata Ukraina dan penerapan sanksi nuklir termasuk merampasan lebih dari separuh dana Rusia sebesar USD 630 di jasa penukaran valuta asing.
Hal ini melampaui penanganan ekonomi lainnya yang dilakukan oleh AS melawan Uni Soviet selama Perang Dingin dan tidak punya preseden masa damai.
Keputusan Washington tidak membawa ke mana-mana: jika sanksi dan persenjataan gagal menghancurkan keinginan Rusia, hal yang mungkin adalah kebuntuan permanen.
Dari sudut pandang Eropa, respon AS adalah kasus penjangkauan.
Kanselir Scholz seperti halnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 7 Maret menyatakan mereka tidak akan memberi sanksi pada penjualan hidrokarbon Rusia ke Eropa, kontras dengan Presiden Biden yang mengumumkan menunda pembelian minyak Rusia oleh AS pada 8 Maret kemarin.
Harga minyak di pasar AS meningkat USD 9 per barel, atau 8%, atas aksi Biden.
Warga Eropa sudah membayar gas sebesar 10 kali lipat dari harga Februari 2021 untuk gas alam, dan potensi kerugian ekonomi untuk Eropa sangat parah.
Baca Juga: Perang Amerika vs Rusia Sudah di Depan Mata! Polandia Mendadak Kirim Semua Jet Tempur Era Uni Soviet ke Pangakalan Udara Amerika, Bikin Seluruh Dunia Panik
Baca Juga: Beredar Video Kereta Lapis Baja Rusia dengan Simbol 'Z', Analis Sebut Rusia Bakal Menggunakannya untuk Perbaiki Masalah Ini dalam Militernya
Dalam pertemuan video dengan Macron dan Scholz, Xi Jinping mengatakan bahwa "China menghargai upaya Jerman dan Perancis menengahi situasi di Ukraina, dan bersedia mempertahankan komunikasi dan koordinasi dengan Perancis, Jerman, dan Uni Eropa, dan memerankan peran penting dengan komunitas internasional sesuai kebutuhan semua pihak yang khawatir," menurut laporan di situs China guancha.cn.
Situs berita China menambahkan, "Xi Jinping menekankan bahwa kami seharusnya bergabung mendukung perdamaian Rusia-Ukraina, membantu dua belah pihak mempertahankan momentum negosiasi, menangani kesulitan dan melanjutkan pembciaraan meraih hasil dan perdamaian."
Xi Jinping juga menyeru "pengekangan maksimum untuk mencegah krisis kemanusiaan skala besar," menambahkan bahwa China "bersedia menyediakan bantuan kemanusiaan lebih jauh untuk Ukraina, Kami perlu bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif krisis."
Sanksi yang kini diterapkan "akan memiliki dampak stabilitas keuangan global, energi, transportasi, dan rantai pasokan dan akan menyeret ekonomi dunia."
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.