Berita Nasional Terkini
KKB Papua Terpecah, OPM Tolak Kepemimpinan Benny Wenda, Dinilai Sebagai Kaki Tangan Uni Eropa
Namun, KKB Papua diyakini bakal terpecah karena Benny Wenda ditolak OPM menjadi pimpinan organisasi terlarang tersebut
Benny Wenda mengatakan, status pemerintahan sementara ini berarti Provinsi Papua Barat 'tidak akan tunduk kepada Indonesia'.
“Hari ini, kami menghormati dan mengakui semua nenek moyang kami yang berjuang dan mati untuk kami, dengan akhirnya membentuk pemerintahan bersatu yang ditunggu-tunggu,” ucapnya.
Benny Wenda mengatakan akan mewujudkan semangat masyarakat Papua Barat.
Baca juga: Ancaman Serius Kepala Suku ke KKB Papua yang Brutal Tembak Anaknya Hingga Tewas
"Kami siap menjalankan negara kami."
"Sebagaimana diatur dalam konstitusi sementara kami."
"Republik Papua Barat di masa depan akan menjadi negara hijau pertama di dunia."
"Hak bersuara, hak asasi manusia, kebalikan dari dekade penjajahan berdarah Indonesia!"
"Hari ini, kami mengambil satu langkah lagi menuju impian kami tentang Papua Barat yang merdeka, merdeka, dan merdeka!” tuturnya.
Benny Wenda berharap ada peran dari Pemerintah Australia terkait kemerdekaannya ini.
Baca juga: GEMPAR! Anak Kepala Suku Ilaga Tewas Ditembak KKB Papua, Teror Tower BTS Pemerintah Jokowi Geram
“Papua Barat menghadapi krisis, dan kami membutuhkan pemain besar seperti Australia (untuk mendukung kami)."
"Sangat penting bagi Australia untuk memainkan peran besar,” ucapnya.
Sementara itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyampaikan mosi tidak percaya kepada Benny Wenda, Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP).
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambon mengatakan, mosi tidak percaya ini imbas dari deklarasi Kemerdekaan Papua Barat, sekaligus pernyataan Benny Wenda sebagai presiden sementara Papua Barat.
OPM menganggap klaim kemerdekaan yang digaungkan Benny Wenda, justru bisa merusak persatuan rakyat Papua yang tengah berjuang secara langsung.
Sebby bahkan menuding Benny Wenda tengah bekerja untuk kepentingan kapitalis asing Uni Eropa, Amerika Serikat dan Australia.
Baca juga: KKB Papua Kian Brutal, Usai Tewaskan 8 Pekerja, Serang Prajurit TNI yang Sedang Perbaiki Saluran Air