Berita Viral
SOSOK Kanti Utami, Pembunuhan Dilakukan Agar Anak-anaknya Tak Rasakan Kesedihan Seperti Dirinya
Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya membuat geger publik
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya membuat geger publik.
Tidak hanya satu anak yang hendak dibunuh oleh sang ibu, namun tiga anak sekaligus.
Beruntung dua anaknya sempat terselamatkan, sedangkan satu anak lainnya meninggal dunia.
Aksi nekat tersebut dilakukan oleh seorang ibu muda berusia 35 tahun bernama Kanti Utami.
Entah apa yang dipikirkan Kanti Utami, ibu muda tersebut menggorok leher anak-anaknya.
Kejadian tersebut terbongkar tetangganya di Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terungkap, Polda Jabar Segera Umumkan Tersangka
Baca juga: POPULER KALTIM: Kilang Pertamina Balikpapan Terbakar | Pembunuhan Sadis Samarinda Kakak Tikam Adik
Baca juga: SIAPA Zelensky? Presiden Ukraina Jadi Target Pembunuhan, Rusia Disebut Sewa 400 Tentara Bayaran
Namun nahas, satu orang anaknya berusia 7 tahun tak bisa diselamatkan karena telah tak bernyawa.
Anaknya yang berinisial AR meninggal diduga akibat digorok ibu kandungnya sendiri.
Sementara dua anaknya yang lain kritis karena mendapatkan luka-luka beberapa bagian di tubuhnya.
Karena aksinya itu, polisi menduga Kanti Utami depresi dan stres.
Berdasarkan kesaksian dari tetangganya, sosok Kanti Utami dikenal tak banyak bertingkah.
Selama ini tetangga mengenal Kanti Utami atau akrab disapa Kanti umi itu sebagai sosok yang pendiam.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Gadis 14 Tahun di Samboja Minta Maaf ke Keluarga Korban
Bahkan diungkap tetangga, Kanti Utami juga sosok ibu muda yang sayang kepada anak-anaknya.
Hingga akhirnya kejadian perampasan nyawa itu terjadi pada Minggu (20/3/2022).
Para tetangganya di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes syok melihat sisi lain Kanti Utami.
Sehari-hari Kanti Umi sebagai ibu rumah tangga yang mengurus tiga orang anaknya, yakni KS (10), AR (7), dan EM (5).
Ibu muda tersebut tinggal di Desa Tonjong bersama bibinya, Hamidah dan ketiga anaknya.
Diungkap tetangganya, Sumiarti (85) menyebut sosok Kanti Utami dikenal sebagai orang yang pendiam dan cukup tertutup.
Baca juga: Kaget Istri Banyak Utang, Saling Tatap dan Soal Burung, Penyebab 3 Pembunuhan Sadis di Kaltim 2022
Sehari-hari Kanti Umi juga jarang main ke tetangga.
Namun, tetangganya itu menilai sosok Kanti Umi penyayang kepada anak-anaknya.
Dilansir dari TribunTrends.com berjudul SIAPA Kanti Utami? Sosok Ibu yang Aniaya 3 Anaknya hingga 1 Tewas Diduga Stres, Simak Fakta-faktanya, sosok Kanti Utami dulu pernah bekerja sebagai makeup artis atau MUA.
Namun, karena alasan tertentu ibu muda tersebut kena PHK hingga membuatnya kembali ke kampung halaman.
Sedangkan diketahui suaminya bekerja di Jakarta sebagai satpam sejak enam bulan lalu.
Suaminya tersebut diduga tak pulang-pulang hingga membuat Kanti depresi dan stres.
Baca juga: Terbaru! Kalung Ini Ungkap Sadisnya Pembunuhan ibu dan Anak di Subang, DPO Ada di 30an Saksi Baru?
Setelah ditahan di Polres Brebes, Kanti Utami mendadak curhat mengenai dirinya dan kehidupannya.
Bahkan curhatannya itu sempat direkam dalam video hingga kini viral di media sosial.
Dalam video tersebut, awalnya Kanti dipancing polisi dengan pertanyaan sederhana.
Hingga akhirnya ibu muda tersebut mulai curhat.
Kepada polisi Polres Brebes, Kanti Utami, ibu muda tersebut mengaku bukan orang gila.
Ia pun mulai blak-blakan bahwa dirinya hanya ingin disayang oleh suami.
Baca juga: TEMUAN Terbaru Komnas HAM: Ada Pembunuhan di Kerangkeng Manusia Eks Bupati Langkat, Lebih Dari Satu
Kemudian polisi bertanya di mana keberadaan suaminya tersebut.
Kanti mengungkap alibi bahwa suaminya itu sering nganggur sehingga dirinya tak sanggup membayar kontraknya.
"Saya enggak gila Pak. Saya pengin disayang sama suami. Tapi suami saya sering nganggur, saya enggak sanggup kalau kontrak kerjanya habis lagi," ujar Kanti Umi seraya hendak menangis.
Dalam pengakuannya, ia melakukan aksi nekat membunuh ketiga anak kandungnya demi menyelamatkannya.
Menurutnya ia membunuh anak-anaknya agar tidak hidup susah.
Kanti cemas anak-anaknya kelak akan dibentak oleh ayah mertuanya, Amin.
Baca juga: Kerangka Mayat yang Ditemukan di Sungai Musi Ternyata Aguswanto Korban Pembunuhan
Ia pun merasa harus menyelamatkan anak-anaknya dari kejahatan keluarga.
"Saya mau menyelamatkan anak saya. Amin bapaknya suami saya, saya cuma mau taubat, sebelum saya mati, saya cuma mau menyelamatkan anak-anak biar enggak dibentak-bentak," ungkap Kanti Umi.
"Mendingan mati aja, enggak perlu ngerasain sedih. Harus mati biar enggak sakit kayak saya, dari kecil saya memendam puluhan tahun," sambungnya.
Kasatreskrim Polres Brebes, AKP Syuaib Abdullah, angkat bicara terkait kasus pembunuhan tiga bocah oleh ibu kandungnya sendiri.
Masih dikutip dari Tribun Jateng, AKP Syuaib Abdullah mengakui bahwa pelaku yang merupakan ibu kandung korban sudah diamankan di Polsek Tonjong.
Hingga saat ini, pelaku masih dalam perjalanan menuju Polres Brebes bersama dengan para saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Baca juga: Cemburu hingga Cinta Sesama Jenis, Terkuak Fakta Terbaru Pembunuhan Chef Muda di TPU Kober Ulujami
Sedangkan untuk kondisi kedua anak lainnya yang masih selamat, sejauh ini masih belum stabil dan dirujuk dari Puskesmas Tonjong ke RSU Siti Aminah Bumiayu.
"Korban yang meninggal anak nomor dua dengan luka gorok dibagian leher, sedangkan yang anak pertama dan ketiga masih selamat. Untuk kondisinya berangsur sadar dan stabil."
"Tapi untuk penanganan lebih intensif, maka kedua anak tersebut dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto," ungkap AKP Syuaib Abdullah, pada Tribunjateng.com, Minggu (20/3/2022).
Saat ditanya apakah pelaku mengalami depresi atau tidak, AKP Syuaib menjelaskan bahwa sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan sehingga belum bisa menyimpulkan kondisi pelaku.
Tapi sesuai keterangan pelaku, alasan mengapa ia tega melakukan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa salah satu anaknya karena mendapat bisikan gaib.
Adapun sesuai keterangan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP), keseharian pelaku tidak menunjukkan gelagat aneh atau normal seperti warga biasanya.
"Untuk pelaku apakah depresi atau tidak belum bisa kami pastikan karena masih dalam proses penyelidikan. Tapi sesuai pengakuan pelaku alasan dia melakukan aksi tersebut karena mendapat bisikan gaib," jelas AKP Syuaib Abdullah.
Baca juga: Pembunuhan Gadis 14 Tahun, Kapolsek Samboja Sebut Korban Guru Ngaji di Kampung
Kondisi Dua Anak Selamat
Dua bocah korban yang dilukai oleh ibu kandung di Desa/Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes usai menjalani operasi di RSUD Margono Soekarjo Banyumas, Senin (21/3/2022) siang.
Pemerintah Kabupaten Brebes membiayai selama perawatan di rumah sakit.
"Kita bantu untuk biaya kedua anak yang menjadi korban," kata Sekretaris Daerah Pemkab. Brebes Djoko Gunawan ditemui di Pendapa Brebes, Senin.
Djoko mengatakan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) masih mendampingi penanganan kasus kekerasan ini.
Salah satunya untuk penanganan trauma dua bocah pasca kejadian.
"Sudah ada pendampingan kita ada psikolog di DP3KB. Kemudian ibu kandung korban (terduga pelaku) juga sudah dirujuk ke RSUD dr Soeselo Slawi, karena di sana ada pendamping untuk dokter jiwanya," kata Djoko.
Baca juga: Jadi Otak Pembunuhan Hakim Jamaluddin, Hal Janggal Soal Ibunya Pernah Diungkap Anak, 1 Soal HP Mati
Sebelumnya Kanti Utami, seorang ibu di Brebes terduga pelaku penganiayaan tiga anak kandung hingga satu di antaranya tewas menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD dokter Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (21/3/2022).
Kanti Utami dibawa Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Brebes.
Tim dokter RSUD Soelelo Slawi melakukan tiga tahap pemeriksaan mulai dari psikiatri, profil kepribadian, hingga kecerdasan pasien.
Dokter spesialis kesehatan jiwa RSUD dr Soeselo Slawi, dr Glorio Immanuel mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan psikiatri, profil kepribadian, hingga kecerdasan pelaku.
"Sejauh ini masih menjawab dengan baik pertanyaan tim dokter terkait kejadian enam bulan lalu," kata dr. Glorio kepada wartawan, Senin.
Meski demikian, terduga pelaku juga kerap mengalami ketakutan saat melihat banyak orang.
"Untuk sementara tim dokter belum memintai keterangan terkait kejadian tragis pada minggu kemarin," katanya.
Dijelaskan pemeriksaan butuh waktu hingga tiga hari ke depan untuk mendapatkan hasil observasi pasien.
Terduga pelaku akan menjalani rawat inap di RSUD selama proses pemeriksaan. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.