Berita Internasional Terkini
DAMPAK Pernyataan Joe Biden, Prancis & Inggris Menjauh dari Amerika? Macron Atur Waktu Ketemu Putin
Dampak pernyataan kontroversial Joe Biden, Prancis dan Inggris menjauh dari Amerika, Presiden Macron atur waktu ketemu Vladimir Putin.
Rusia akhirnya Rusia mengakui deklarasi kemerdekaan Republik Donbass Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev bersikeras serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim yang menuduh mereka merencanakan merebut kembali kedua republik secara paksa.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Perbaharui Peringatan kepada China agar Tidak Membantu Rusia di Ukraina
Inggris Merenggang
Inggris memutuskan menjaga jarak setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyerukan isyarat untuk melengserkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Biden sebelumnya pada Sabtu (26/3/2022) waktu setempat, sempat menyebut bahwa Putin tak boleh dibiarkan berkuasa.
Pernyataan itu pun mengundang kritik, salah satunya dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang merupakan salah satu sekutu AS.
Inggris rupanya juga berusaha menjaga jarak terkait komentar Biden di Polandia tersebut.
Baca Juga: Zelensky Siap Bicarakan Status Netral Ukraina Demi Perjanjian Damai dengan Rusia, tapi Ada Syaratnya
Menteri Pendidikan Inggris Nadhim Zahawi menegaskan bahwa hanya rakyat Rusia yang bisa memutuskan bagaimana pemerintrahan mereka.
“Saya pikir semua tergantung dari rakyat Rusia,” ujar Zahawi dikutip dari The Guardian, Minggu (27/3/2022).
“Rakyat Rusia saya pikir cukup kesal dengan apa yang terjadi di Ukraina, invasi ilegal, kehancurkan kehidupan mereka, ekonomi mereka memburuk dan saya piker rakyat Rusia yang akan memutuskan nasib Putin dan kroninya,” katanya.
Gedung Putih sendiri telah mengungkapkan pembelaan atas pernyataan Biden.
Mereka mengatakan pernyataan pemimpin negara adidaya itu tidak dimaksudkan adanya perubahan rezim di Rusia.