Berita Berau Terkini
Rutan Kelas II B Tanjung Redeb Berau Kekurangan Tenaga Perawat
Keberadaan tenaga kesehatan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Tanjung Redeb di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Keberadaan tenaga kesehatan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Tanjung Redeb di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, masih kekurangan tenaga kesehatan.
Terutama dalam menangani warga binaan baik narapidana, maupun tahanan.
Kepala Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb, Puang Dirham mengatakan, sebenarnya pengusulan tenaga kesehatan (Nakes) sudah beberapa kali diusulkan. Namun, belum terealisasi.
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan upaya semaksimal mungkin, agar ketika ada warga binaan yang sakit, segera dilakukan pertolongan secepatnya.
Baca juga: Penyelundupan Barang Haram ke Dalam Rutan Kelas IIB Tanjung, Pelaku Modus Botol Shampo
Baca juga: Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb Berau Usul 403 Warga Binaan Dapat Remisi Lebaran Idul Fitri 2021
Baca juga: Kamar Hunian Warga Binaan Rutan Tanjung Redeb Digeledah, Petugas Temukan Sajam Rakitan
“Untuk saat ini memang hanya ada satu orang perawat di sini. Dan memang kami akui itu kurang. Apalagi dengan jumlah warga binaan sebanyak 675 orang, jelas itu tidak cukup,” ungkapnya kepada TribunKaltim.co, Selasa (29/3/2022).
Dijelaskannya, satu orang perawat itu, harus siap bekerja kapan saja. terutama ketika ada panggilan untuk menangani warga binaan yang sakit.
Sekalipun saat itu sudah waktunya istirahat pulang.
“Sifatnya on call. Jadi ketika waktunya bertugas, dia stand by. Ketika di luar jam kerja, ketika adapanggilan darurat dia harus datang. Jadi bisa dikatakan siap siaga selama 24 jam,” jelasnya.
Baca juga: Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb Berau Terima 36 Tahanan Baru, Karutan Sebut Mereka Wajib Rapid Test
Lanjut kata dia, dengan kondisi jumlah warga binaan yang menapai 675 orang itu, paling tidak selama 24 jam, ada tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat siap siaga.
Menurut Puang, setidaknya ada dua atau tiga orang dokter dan beberapa perawat yang mendampinginya.
“Karena harus over shift. Jadi harus ganti-gantian. Tapi, sekarang kalaupun ada satu dokter pun, sudah sangat bersyukur,” katanya.
Untuk mensiasatinya, Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb, juga telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Berau, melalui Puskesmas Kampung Bugis, terkait bantuan tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan dari Puskesmas Kampung Bugis itu kata dia, untuk membantu perawat rutan, dalam merawat warga binaan yang sakit.
“Biasanya kadang 2 minggu sekali, tenaga kesehatan dari puskesmas datang memeriksa warga binaan,” jelasnya.
Baca juga: NEWS VIDEO Wakil Bupati Berau Berikan SK Remisi ke Warga Binaan Rutan Tanjung Redeb
Tidak hanya itu, bantuan obat-obatan juga diberikan oleh Dinas Kesehatan Berau, melalui Puskesmas Kampung Bugis.
Pasalnya, jika hanya mengandalkan obat-obatan yang diadakan rutan, paling lama bertahan hingga Juli mendatang.
Dengan adanya bantuan itu, persediaan obat-obatan di rutan diprediksinya akan mencukupi kebutuhan sampai akhir tahun mendatang.
Sebenarnya tidak hanya bantuan nakes dan obat saja. warga binaan yang belum divaksin, juga dipermudah proses vaksinasinya oleh Dinas Kesehatan Berau.
"Bantuan-bantuan seperti ini yang kami inginkan. Apalagi masih banyak sebenanya kekurangan di Rutan ini,” katanya.
Di rutan sendiri kata Puang, ada beberapa penyakit yang kerap dialami warga binaan.
Mulai dari penyakit yang tidak menular, hingga penyakit menular. Misalnya, flu dan batuk, asma, hipertensi, diabetes dan gatal-gatal.
Sementara untuk penyakit menular, yang paling banyak diderita yakni TBC.
Untuk menangani hal itu, pihaknya juga telah menyiapkan, klinik dan ruangan khusus untuk merawat pasien yang terjangkit penyakit menular.
Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.
“Apabila terdapat warga binaan yang sakit, petugas akan melakukan pengecekan di klinik. Apabila petugas perawat tidak bisa melakukan penanganan maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai,” jelasnya.
Namun dalam membawa warga binaan ke rumah sakit, pihaknya juga memiliki kendala sendiri.
Yakni satu-satunya mobil ambulans yang ada kondisinya sekarang cukup pesakitan. Bahkan terkadang, ketika hendak dioperasikan mobil itu sulit untu dinyalakan.
“Jadi harus didorong dulu mobilnya baru bisa nyala. Bahkan, pernah ketika merujuk warga binaan ke rumah sakit, pintu ambulannya tidak bisa dibuka. Maklum saja, usia pengadaan mobil itu sudah cukup lama,” terangnya.
Baca juga: Warga Binaan Rutan Tanjung Redeb Bikin Kerajinan Tangan dari Limbah Kayu, Bupati Siap Beri Pembinaan
Ia menjelaskan juga, seharusnya kesehatan warga binaan di rutan, sudah terfasilitasi oleh BPJS kesehatan.
Akan tetapi, yang jadi persoalan kemudian, banyak diantara mereka tidak memiliki BPJS. Jangan BPJS, kartu identitas diri saja banyak warga binaan tidak punya. Alasannya, kartu identitasnya hilang saat mereka diamankan aparat kepolisian.
Bagi yang punya BPJS kesehatan itu sangat sedikit jumlahnya. Kalau mereka yang tidak memiliki BPJS ini dirawat di rumah sakit, biayanya menggunakan anggaran dari rutan.
"Kami tengah proses, agar warga binaan di sini bisa terfasilitasi oleh BPJS kesehatan,” tutupnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.