Ibu Kota Negara

Kepala Otorita IKN Ungkap Tantangan Jangka Pendek, Bambang Susantono: Membangun Kota, Bukan Gedung

Kepala Otorita IKN ungkap tantangan jangka pendek. Bambang Susantono mengatakan, kalau membangun gedung mudah, tetapi kita membangun kota.

Editor: Amalia Husnul A
HO/PUPR
Desain Ibu Kota Negara ( IKN ) di Kalimantan Timur ( Kaltim ). Kepala Otorita IKN ungkap tantangan jangka pendek. Bambang Susantono mengatakan, kalau membangun gedung mudah, tetapi kita membangun kota. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mega proyek pemindahan Ibu Kota Negara ( IKN ) ke Kalimantan Timur ( Kaltim ) terus menjadi perhatian. 

Kepala Otorita Ibu Kota Negara ( IKN ), Bambang Susantono menyebutkan tantangan membangun IKN dalam jangka pendek.

Menurut Bambang Susantono membangun IKN bukan hanya membangun gedung.

Pembangunan IKN diharapkan akan menjadi model sustainable, liveable city di masa depan.

Pernyataan ini disampaikan Bambang Susantono dalam Indonesia Data and Economic Conference 2022.

Prioritas pembangunan IKN hingga tahun 2024 nanti adalah showcasing untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam membangun Nusantara sehingga menciptakan market confidence bagi investor.

"Kita fokus di pusat pemerintahan dan pusat kegiatan, itu akan kita bangun terlebih dahulu.

Baca juga: Tiga Titik di Kawasan Inti IKN Rawan Banjir, Hujan 3-5 Jam bisa Banjir, Pemukiman Warga Terendam

Jadi, mudah-mudahan dalam satu, dua tahun ke depan, kita wujudkan.

Mudah-mudahan di 2024, terbangun satu bagian kota yang memang sudah lengkap, tidak hanya pusat pemerintahan sehingga yang pindah lebih awal merasa ini adalah kota dan bukan hanya bagian dari sebuah kota," kata Bambang Susantono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/4/2022) seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan IKN adalah target jangka pendek, seperti pemindahan bertahap bagi 60.000 Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri.

"Tantangan lain yang dihadapi adalah membangun dalam jumlah besar di area yang lingkungannya benar-benar kita lindungi.

Tantangannya cukup banyak, tapi Insya Allah dengan step by step, kita membangun dengan memperhatikan lingkungan dan kondisi sosial yang ada sehingga membangun liveable city dengan baik," ucap Bambang Susantono.

Terdapat tiga syarat untuk mewujudkan sustainable, liveable city.

Pertama, mengusung sound economy.

Kedua, lingkungan yang feasible, memasukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan iklim serta mempunyai neraca lingkungan tahunan sebagai dasar pemantauan keanekaragaman hayati.

Baca juga: IKN Jadi Lokasi Wisata, Menteri hingga Warga Foto Duduk di Titik Nol Geodesi, Etika Warga Disorot

Ketiga, equitable dimension, kota untuk semua, city for all, atau dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals, dicapai dengan prinsip no one left behind.

"Yang akan kita bangun bukan hanya pusat pemerintahan, tapi kota yang liveable sehingga kita merasakan bagaimana kota memiliki kehangatan, bagaimana kota itu memiliki interaksi antarwarga yang merepresentasikan satu social cohesion yang baik, itu kuncinya.

Kalau kita bangun gedung saja, itu lebih mudah, tetapi membangun kota, what is a city but its people?," ujar Bambang Susantono.

Bangunan Pertama di Kawasan IKN Nusantara

Kodam VI/Mulawarman telah membangun posko di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).

Posko Kodam VI/Mulawarman adalah bangunan pertama di lokasi IKN

Lokasinya berjarak sekitar dua hingga tiga kilometer dari Jalan Sepaku, Kabupaten PPU.

Adapun poskonya, berdiri di atas lahan seluas 1800 meter persegi.

Baca juga: Pemerintah Diminta Hati-hati soal Lahan di IKN, Pakar Hukum Agraria UGM: Perlu Tata Ruang Hutan Adat

Adapun poskonya sendiri bersifat semi permanen.

Artinya, agar sewaktu-waktu bisa dipindahkan sesuai kebutuhan.

Diberi kelir warna hijau tua khas Angkatan Darat, posko Kodam VI Mulawarman ini dibangun menggunakan kontainer.

Ditumpuk hingga membuat kesan bangunan bertingkat.

Sebanyak 8 kontainer digunakan, terbagi menjadi beberapa ruangan.

Mulai dari ruangan Pejabat Utama (PJU) Kodam VI Mulawarman, ruang Anggota, ruang rapat, musola, hingga toilet.

Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso mengatakan, adanya posko ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan ketika proses pembangunan IKN Nusantara dilakukan.

Oleh karenanya, posko yang didirkan dalam kurun waktu seminggu tersebut memiliki sejumlah fasilitas penunjang. Semisal listrik, dipasok oleh PLN dan genset.

"Posko ini kami buat dalam rangka untuk menjamin keamanan proses pembangunan di IKN ini," ujar Teguh, Selasa (5/4/2022).

"Kami ingin memberi rasa aman bagi para pekerja yang melaksanakan tugas pembangunan IKN," lanjutnya.

Diketahui, posko tersebut sejatinya sudah dua bulan berdiri.

Di mana Mayjen TNI Teguh mengaku sudah lima kali bolak-balik dari Makodam untuk transit di posko yang dinamai AJU tersebut.

"Untuk sementara di posko ini kami tempatkan satu regu yang berjumlah 12 personel.

Mereka akan melakukan patroli setiap saat.

Jumlah akan ditambah dengan melihat perkembangan pembangunan di lokasi IKN," ucapnya.

Baca juga: Proyek Pemindahan IKN Tidak Bisa Jadi Alasan Penundaan Pemilu 2024, ICW Pertanyakan Data Luhut

(*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved