Berita Internasional Terkini
ANCAMAN Rusia Jika Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Kerahkan Senjata Nuklir hingga Rudal Hipersonik
Ancaman Rusia jika Swedia dan Finlandia ngotot bergabung NATO, bakal kerahkan senjata nuklir hingga rudal hipersonik.
TRIBUNKALTIM.CO - Ancaman Rusia jika Swedia dan Finlandia ngotot bergabung NATO, bakal kerahkan senjata nuklir hingga rudal hipersonik.
Ya, Rusia memperingatkan NATO bahwa Kremlin akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di eksklave Eropa, jika Finlandia dan Swedia bergabung dalam aliansi.
Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia, serta Swedia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Dalam konferensi pers pada Rabu (13/4/2022), Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan keputusan bergabung tidaknya akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.
Baca juga: Ancaman Rusia Jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO, Siapkan Serangan Nuklir?
Baca juga: Amerika Serikat Serukan China Bujuk Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina, Beijing Tegas Menolak
Baca juga: Terbukti Ampuh Redam Serangan Pasukan Rusia, Ukraina Terapkan Taktik Kuno Perang Dunia 1
Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan pada Kamis (14/4/2022), jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO maka Rusia harus memperkuat angkatan darat, angkatan laut, dan udaranya di Laut Baltik.
Dilansir dari Tribunnews.com dari Reuters, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin ini juga secara eksplisit mengungkapkan ancaman pengerahan senjata nuklir.
Ia mengatakan bahwa tidak akan ada lagi pembicaraan tentang Baltik yang "bebas nuklir", di mana Rusia memiliki eksklave Kaliningrad yang diapit di antara Polandia dan Lithuania.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev, yang menjabat Presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012.
Medvedev berharap Finlandia dan Swedia berfikir masuk akal soal ancaman jika mereka bergabung dengan NATO.
Sebab jika tidak, kata Medvedev, kedua negara ini harus hidup dengan senjata nuklir dan rudal hipersonik yang bersiaga di perbatasannya.
Baca juga: Hadapi Militer Rusia, Ukraina Peroleh Bantuan Senjata dari AS, dari Meriam hingga Radar dan Drone
Sementara itu, Washington juga memberi tanggapan mengenai hal ini.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, tidak ada perubahan dalam posisi Washington dan mengulangi bahwa "NATO dalam pintu terbuka".
"Tanpa berbicara dengan negara mana pun secara khusus, kami tidak akan khawatir bahwa perluasan aliansi pertahanan akan melakukan apa pun selain mempromosikan stabilitas di benua Eropa," kata juru bicara Ned Price dalam sebuah konferensi pers.
Rusia memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar di dunia.
Bersama dengan China dan Amerika Serikat, ketiga negara ini memimpin dalam hal teknologi rudal hipersonik secara global.