Ekonomi dan Bisnis
Perempuan di Pertambangan, Kerja Paruh Waktu, Musiman dan Upah yang Lebih Rendah
Di Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik ( BPS) per Agustus 2017, jumlah pekerja perempuan di sektor pertambangan
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Di Indonesia, menurut data dari Badan Pusat Statistik ( BPS) per Agustus 2017, jumlah pekerja perempuan di sektor pertambangan sekitar 115 ribu orang, sementara laki-laki 1,28 juta orang.
Menjadi minoritas dalam lingkungan bekerja pun memengaruhi upah.
Hal itu terungkap dalam diskusi virtual bertajuk "Perempuan-Perempuan Di Dunia Tambang," yang berlangsung pada Senin (18/4/2022).
Data BPS Agustus 2021, upah di tambang Rp 3 juta utk perempuan, laki-laki Rp 3,7 juta.
Baca juga: Bupati Berau Sri Juniarsih Raih Penghargaan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Baca juga: DBH dari Pertambangan Minim, Isran Noor: Daerah Rugi, Lingkungan Hancur, Jadi Makin Nggak Karuan
Baca juga: Penyebab Masih Adanya Tambang Ilegal di Tahura Bukit Soeharto Dekat Kawasan Ibu Kota Negara
Hal ini tentu tak sesuai dengan tekad negara menjadi ramah gender.
Apalagi jika mengingat ada penelitian ILO jika korelasi perusahaan dan pengarusutamaan gender, terkait produktivitas sangatlah erat.
Peran gender yang melihat perempuan sebagai sosok yang lebih lemah dibanding laki-laki berpengaruh terhadap ketimpangan gender di sektor pertambangan.
Dalam diskusi yang digelar Tempo ini, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdyaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Leny N Rosalin menyebutkan banyak ketimpangan yang dialami perempuan di sektor ini.
Baca juga: KLHK Akan Dalami Keterlibatan Tersangka Tambang Ilegal di Tahura Bukit Soeharto
Global Institute Analysis menyimpulkan Indonesia dapat meningkatkan produk domestik bruto nasional 135 miliar dolar AS di 2025 jika memenuhi syarat partisipasi perempuan dapat ditingkatkan.
"Sementara faktanya ada perbedaan. Padahal, partisipasi perempuan pada angkatan kerja Indonesia masih 53 persen. Laki-laki sudah 82 persen lebih," kata Leny N Rosalin.
Forum G20 dan W20 pun menyoroti peran perempuan dan memasukkannya ke dalam salah satu aspek yang menjadi prioritas.
Salah satunya menyoroti peran perempuan di sektor SME atau UKM serta membangun lingkungan yang digital savvy.
Baca juga: NEWS VIDEO Sosok RA Kartini, Pahlawan Pejuang Emansipasi Wanita
Rendahnya penyerapan tenaga kerja perempuan ini salah satunya ada pada sektor perempuan.
Peran gender yang melihat perempuan sebagai sosok yang lebih lemah dibanding laki-laki berpengaruh terhadap ketimpangan gender di sektor pertambangan.
Selama ini perempuan di sektor tambang hanya berada di sektor informal skala kecil.