Berita Nasional Terkini
SIASAT Cerdas TNI Lenyapkan Sniper Handal KKB Papua, Bermula dari Ritual Adat Teroris Sukses Dibunuh
Siasat cerdas TNI lenyapkan sniper handal kelompok kirminal bersenjata (KKB) Papua, bermula dari ritual adat teroris sukses dibunuh.
TRIBUNKALTIM.CO - Teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua makin brutal.
Tak hanya menyasar aparat TNI dan Polri, serangan teror mereka juga ditujukan ke warga sipil.
Kabar terbaru dari tanah Papua, sniper anggota KKB berhasil dilumpuhkan aparat TNI.
Ya, siasat cerdas TNI sukses lenyapkan sniper handal kelompok kirminal bersenjata (KKB) Papua.
Belakangan diketahui, kesuskesan itu bermula dari ritual adat.
Bagaimana kronologinya? selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: KKB Papua Pamer Latihan Perang di Atas Awan, Ubah Strategi Lawan TNI, Rekrut Remaja jadi Teroris
Melansir Pos-Kupang.com dalam artikel berjudul Terjebak Siasat TNI, Penembak Jitu KKB Papua Tewas Tertembak, Sang Sniper Itu Ditembak Saat Menembak, sampai saat ini kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua tak henti-hentinya melancarkan aksinya.
Pekan lalu, mereka menembak mati dua warga sipil yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek.
Tindakan tersebut merupakan balas dendam KKB atas tewasnya Ali Teu Kogoya, salah satu komandan operasional yang ditembak aparat keamanan.
Ali Teu Kogoya ditembak saat hendak melakukan perlawanan kepada TNI yang memergoknya sedang memata-matai pos TNI.
Pasca peristiwa tersebut kini beredar sebuah video di media sosial isinya tentang kehebatan sang sniper KKB.
Sniper tersebut merupakan salah satu andalan KKB yang begitu dibanggakan di pedalaman Papua.
Tembakannya tak pernah meleset. Karena faktor itulah sniper itu selalu diterjunkan bila KKB berhadapan dengan TNI Polri.
Rupanya kisah tentang sniper yang tak disebutkan identitasnya tersebut, memantik amarah TNI Polri.
Dan, hanya dengan sebuah jebakan kecil, oknum sniper itu pun jatuh memeluk bumi.
Tindakan melumpuhkan sniper itu berawal dari sebuah kabar bahwa di kawasan pedalaman Papua, digelar ritual bakar batu.
Acara tersebut dihadiri banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk anak-anak.
Atas kabar itulah TNI Polri terjun ke lokasi. Targetnya adalah memantau keadaan agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Apalagi terbetik kabar kalau sang sniper juga hadir pada momen tersebut.
Baca juga: SALAH SASARAN! Terungkap Penyebab 2 Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Teroris Kira Intelejen TNI
Bak gayung bersambut, itulah yang terjadi pada saat itu.
Ketika ritual bakar batu sedang berlangsung, tiba-tiba KKB mengibarkan bendera bintang kejora di lokasi acara.
Fakta tersebut memberikan kemudahan kepada TNI untuk mengambil tindakan sebagaimana yang direncanakan.
Awalnya, aparat pengawal kedaulatan NKRI itu memantau aktivitas ritual tersebut dari kejauhan.
Awalnya yang diincar adalah oknum sniper yang selama ini menewaskan banyak warga sipil termasuk prajurit TNI Polri.
Setelah lama melakukan pengintaian, sosok yang dicari tak juga ditemukan.
Atas kondisi itulah TNI Polri lantas mulai memasang jebakan.
Ketika memastikan bahwa situasi benar-benar dalam pantuan, prajurit pun menembak jatuh bendera bintang kejora yang berkibar di lokasi acara.
Hanya dengan sekali melepas tembakan, tiang bendera bintang kejora pun patah.
Rupanya yang menembak tiang bendera itu bukan prajurit biasa. Sebab bidikannya tak meleset.
ketika tiang bendera itu patah, suasana pun berubah total. KKB lari lintang pukang menyelamatkan diri.
Mereka lari masuk hutan karena takut TNI Polri akan segera datang menyerang.
Baca juga: OLOK-OLOK TNI dan Polisi, KKB Papua Lekagak Telenggen Buat Video Pamer Senjata di Puncak Gunung
Namun dugaan tersebut tidak terbukti. Pasalnya yang diincar adalah penembak jitu KKB Papua.
Pasca insiden tiang bendera itu, KKB Papua tak langsung merespon.
Alhasil, suasana di lokasi kejadian hening seolah tanpa aktivitas.
Pada saat itulah prajurit terlatih TNI mencoba memancing sniper KKB agar keluar dari persembunyan dan dan segera menunjukkan kebolehannya.
Caranya, adalah TNI meletakkan sebuah helm berwarna hitam di atas barisan bebatuan di dalam hutan.
Maksudnya, adalah ketika helm itu ditembak oleh sang sniper, maka pada saat bersamaan TNI akan menghantam balik sniper tersebut.
Artinya, bila sang sniper KKB terpancing oleh helm hitam kemudian menembaknya, maka percikan api dari senjata sniper itulah dimanfaatkan TNI untuk menembak balik sniper tersebut.
Rupanya jebakan TNI itu berhasil. Pasalnya, setelah helm prajurit TNI itu ditembak sniper dan jatuh, pada detik yang sama, TNI balas menembak sang sniper.
Setelah itu, KKB Papua tak lagi melancarkan serangan dan beberapa saat kemudian terlihat asap mengepul di bawah kaki gunung batu, tak jauh dari lokasi kejadian.
Warga Papua saat berkumpul untuk ritual bakar batu. Di tengah mereka ternyata ada KKB.
Sesuai tradisi KKB Papua, bila ada personelnya mati tertembak, maka jenazahnya akan dibakar.
Oleh karena itu, ketika terlihat asap mengepul di bawah kaki gunung tak jauh dari lokasi kejadian, terungkap kabar bahwa sang sniper andalan KKB itu telah tewas tertembak.
Dari video yang viral di media sosial itu terlihat jelas betapa TNI Polri bertarung nyawa untuk Indonesia.
Dari video yang viral itu tak diketahui di mana insiden itu terjadi.
Tak diketahui pula kapan kejadian menegangnkan itu berlangsung.
Namun sekilas terlihat betapa aparat TNI berjabaku mengawal Papua agar masyarakat hidup tenang dan bisa menggapai masa depan yang lebih baik.
Aparat TNI Polri itu keluar masuk hutan menyisir berbagai tempat untuk memastikan bahwa tak ada pergerakan KKB yang ujung-ujung menyusahkan masyarakat.
Baca juga: KKB Papua Makin Brutal, KSAD Jenderal Dudung Serahkan ke Panglima TNI: Saya Hanya Pembinaan
Serda Rizal Gugur Tertembak KKB
Serda Rizal, salah satu prajurit TNI di Papua, gugur saat insiden baku tembak terjadi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Serda Rizal merupakan satu dari tiga prajurit TNI yang gugur dalam baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Gome Kabupaten Puncak, Papua, belum lama ini.
Kabar itu bak tamparan bagi keluara. Pasalnya, keluarga sama sekali tak menyangka kalau putera kebanggaan itu menjadi korban kekejaman KKB.
Kepada awak media, Ayah Serda Rizal, Aca Suhendar (52) menuturkan awalnya mengetahui bahwa anaknya menjadi korban saat kontak senjata di Papua itu, dari teman tunangannya.
Sejak kabar itu diterima, keluarga pun merasakan guncangan yang luar biasa. Pasalnya tak ada hujan tiada angin, mereka mendapat kabar pilu tersebut.
Isak tangis dan suasana duka pun seketika menyelimuti rumah keluarga Serda Rizal di Kampung Bojong Suren Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
"Awalnya saya tak begitu percaya mendengar kabar duka ini."
"Tapi setelah saya terima telepon dari TNI, baru saya percaya, bahwa anak saya tertembak," kata Aca, saat ditemui di rumahnya, yang terlihat berkaca-kaca.
Aca mengaku, awalnya menerima informasi, anaknya tertembak di bagian paha.
"Namun kalau hanya tertembak di bagian paha, mungkin tak sampai meninggal, ternyata ia juga katanya tertembak di bagian perut," ujar Aca.
Menurut Aca, anaknya berangkat tugas ke Papua, Agustus tahun kemarin dan rencananya, bulan Mei akan pulang ke sini.
"Tentu kami sangat kehilangan, dia anak yang baik. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah kejadian," kata Aca, sambil meneteskan air matanya.
Aca mengatakan, mau tugas di Bandung atau Papua, kalau sudah takdir, maka itu tidak bisa ditolak.
"Kami sangat kehilangan, namun kami sudah menerimanya, ikhlas dan bangga anak saya gugur dalam menjalankan tugas negara, semoga sahid," ucapnya.
Di dalam rumah, ibu dan keluarganya yang lain tak kuasa menahan tangis, beberapa kerabatnya berusaha menenangkan keluarga.
Begini Kronologinya
Dua prajurit TNI tewas tertembak di Kabupaten Puncak, Papua, Kamis 27 Januari 2022.
Dua prajurit itu adalah Serda Rizal dan Pratu Baraza. Keduanya tertembak saat sedang bertugas.
Situasi saat ini di lokasi penembakan di Bukit Tepuk Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua belum aman.
Pelaku penembakan yang disebut dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih terus menyerang dan mengeluarkan tembakan.
KKB oleh pemerintah dinyatakan sebagai organisasi teroris yang mengacaukan keamanan negara.
Dilansir dari Tribunjabar.com, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengatakan, kedua prajurit TNI yang ditembak KKB Papua masih berada di lokasi.
Pihak TNI sedang berusaha melakukan evakuasi.
Dijelaskan Kapendam, Serda Rizal meninggal di lokasi kejadian, sedang Pratu Baraza meninggal saat menjalani perawatan di puskesmas setempat.
"Dari dua prajurit TNI yang tertembak, satu orang meninggal dunia di tempat atas nama Serda Rizal. Sedangan Pratu Baraza yang terkena tembakan di bagian perut, setelah mendapat penanganan di Puskesmas Ilaga, Kabupaten Puncak namun tidak tertolong sehingga meninggal dunia," ujar Kolonel Inf Aqsha Erlangga melalui keterangan tertulis, Kamis.
Menurut Aqsha, personel dari Pos TNI Gome masih berusaha mengevakuasi korban karena KKB masih melepaskan tembakan.
"Sampai saat ini masih terjadi kontak tembak di lokasi tersebut," kata dia.
Pihaknya berharap konflik bersenjata yang sudah lama tidak terjadi di Puncak bisa segera berakhir. Selain itu, Aqsha meminta dukungan dari semua pihak agar personel TNI bisa menjalankan tugas dengan baik
"Kami mohon doanya, semoga aparat TNI yang sedang bertugas diberikan keselamatan untuk melaksanakan tugas melindungi masyarakat dan pengabdian kepada NKRI," kata Aqsha. (*)