Berita Internasional Terkini
Hongkong Terancam Tumpukan Sampah Plastik, Pemerintahnya Desak untuk Daur Ulang
Hongkong kini dilanda banjir sampah plastik, apa sebab hal ini bisa terjadi. Informasinya hal ini terjadi saat ada lockdown karena pandemi Covid-19
TRIBUNKALTIM.CO, BEIJING - Hongkong kini dilanda banjir sampah plastik, apa sebab hal ini bisa terjadi. Informasinya hal ini terjadi saat ada lockdown karena pandemi Covid-19.
Demi mengurangi jumlah sampah yang ada di hotel Hongkong, pemerintah kini tengah gencar menyerukan aksi sustainable living.
Atau gaya hidup ramah lingkungan pada masyarakatnya yang saat ini kondisi alam dalam keadaan kritis.
Kebijakan pemerintah China yang memperketat karantina wilayah atau lockdown, belakangan telah mengundang hadirnya penumpukan sampah plastik yang dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Baca juga: Demo Hari ini Berakhir Damai, Aparat Keamanan Bagikan Bunga dan Bersihkan Sisa Sampah
Baca juga: Local Heroes TribunKaltim, Herry Wijaya Ajak Warga Balikpapan Budidayakan Sampah
Baca juga: Efek Demo Sopir Truk di Balikpapan, Petugas Kebersihan Mengeluh Sampah Berserakan
Melansir dari Reuters, imbas dari lockdown tersebut telah membuat sejumlah hotel tempat karantina yang ada di sudut kota Hongkong dibanjiri oleh puluhan kantong sampah plastik yang berisikan remote control, bantal, peralatan makan plastik serta limbah sisa makanan.
Menurut data yang dirilis oleh pemerintah Hong Kong, menyebutkan bahwa total sampah harian yang dihasilkan masyarakat negaranya mencapai lebih dari 2.300 ton sampah plastik.
Bahkan dari jumlah tersebut hanya 11 persen sampah saja, yang bisa di daur ulang kembali.
Jumlah sampah ini jauh meningkat drastis setelah presiden China Xi Jinping mulai memberlakukan lockdown ketat sejak 28 Maret 2022 lalu.
Baca juga: Geruduk Sampah Jalan Yos Sudarso Sangatta, Bupati Kutim Ajak Semua Unsur Bersih-bersih Pascabanjir
Tentu dengan maksud untuk menghentikan pertumbuhan kasus Covid-19 yang ada di wilayahnya.
Sebagai informasi, sebelum pemerintah China memberlakukan aturan lockdown pihaknya sengaja menyediakan puluhan hotel untuk menampung puluhan ribu pasien positif Covid-19 yang akan melakukan karantina mandiri.
Meski cara ini efektif membuat laju Covid-19 di China menurun drastis.
Namun sayangnya kebijakan yang diambil presiden Xi Jinping telah memicu warganya untuk menerapkan gaya hidup yang tidak sehat bagi ekosistem lingkungan.
Aksi penumpukan sampah plastik ini bahkan mengundang kritik keras para pemerhati lingkungan. Salah satunya Edwin Lau, anggota dari kelompok lingkungan lokal The Green Earth.
Lau mengungkap pendekatan pemerintah Hong Kong terhadap Covid-19 telah mencerminkan kurangnya kordinasi yang baik antar masyarakat dan pihak berwajib terkait kesadaran dalam menjaga lingkungan.
Baca juga: Sampah Plastik jadi Perhatian Besar dalam Ekonomi Hijau
Meski saat ini pemerintah telah memperlonggar kebijkan lockdown.