Berita Nasional Terkini
PAN dan PPP Diprediksi jadi Partai Politik yang Terdegradasi di Pemilu 2024
Memasuki tahun 2024, akan ada gelaran pesta demokrasi di Republik Indonesia, berlangsung pemilu secara serentak
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Memasuki tahun 2024, akan ada gelaran pesta demokrasi di Republik Indonesia, berlangsung pemilu secara serentak, pemilihan legislatif maupun eksektif.
Ada beberapa partai politik yang nanti saat bertarung akan masuk dalam klasemen terbawah, rakyat sedikit yang memilih.
Ada ekspetasi yang tidak sesuai harapan di Pemilu 2024 nanti. Ya, iniah partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan jadi sorotan dalam nasibnya nanti.
Disampaikan oleh Managing Director of Paramadina Democracy Forum (PDF), Ahmad Khoirul Umam.
Baca juga: Grace Natalie Kenang Perjuangan Bersama Tsamara di PSI: Beban Berat jadi Ringan, Dipikul Sama-sama
Baca juga: Ormas Minta THR Lebaran 2022, Polisi Bakal Bertindak Tegas
Baca juga: Eksistensi Peran Partai Politik Islam dalam Pilpres 2024, Bakal Hanya jadi Pengikut Saja?
Dia memprediksi, PPP hingga PAN bakal jadi parpol Islam yang terdegradasi atau tak lolos ke parlemen pada Pemilu 2024.
"Ancaman degradasi dari zona parliamentary treshold 4 persen yang berpotensi menghantui PAN dan menghantui PPP," kata Umam dalam diskusi publik PDF bertajuk 'Peran & Tantangan Partai Politik Islam Menuju Pemilu 2024', Selasa (19/4/2022).
Dia menjelaskan, PAN sebagai parpol mempunyai diaspora kekuatan, di mana kekuatan PAN dengan Zulkifli Hasan terdegradasi dengan adanya Partai Ummat dan Partai Pelita.
"Pak Amien Rais, bagaimanapun beliau, sekontroversial beliau, tetapi setidaknya beliau masih punya pengaruh yang cukup kuat di basis pemilih masyarakat Muhammadiyah. Pak Din Syamsuddin juga sama," ulasnya.
Baca juga: Kaltim Punya 2 Agenda Besar, Pemilu Serentak dan IKN, Kepala Kesbangpol Serukan Jaga Kondusivitas
Jika PAN tidak mampu mempertahankan perolehan suara 4 persennya, Umam menyebut representasi kekuatan politik Muhammadiyah berpotensi hilang.
Untuk PPP, Umam, menyebut partai berlambang kakbah itu jika tak punya coattail effect dan tak punya split ticket voting, maka berpotensi terancam.
"Kemarin di 2019 mendapatkan 4,52 persen, hanya sedikit, hanya lebih dari 0,52 persen dari ambang batas 4 persen parliementary treshold."
"Kalau kemudian tidak terjadi misalnya coattail effect tidak ada, kemudian kembali terjadi split ticket voting, maka itu berpotensi menjadi ancaman."
Baca juga: Santuni Anak Yatim saat Ramadan, Airlangga Didoakan Jadi Presiden 2024
"Silakan itu bagian dari evaluasi yang harus dimatangkan untuk mendapatkan konsolidasi kekuatan yang lebih maksimal," paparnya. (Reza Deni)
PAN Usul Pemilu 2024 Ditunda
Berita sebelumnya. Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga sepakat agar Pemilu 2024 mendatang ditunda pelaksanaannya.