Berita Internasional Terkini

Masuk Pemberitaan Media Rusia, Vladimir Putin Apresiasi Keberanian Pemerintah Indonesia

Indonesia kembali menjadi sorotan dunia di tengah perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina

history
Vladimir Putin, Presiden Rusia. Masuk Pemberitaan Media Rusia, Vladimir Putin Apresiasi Keberanian Pemerintah Indonesia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Indonesia kembali menjadi sorotan dunia di tengah perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Bahkan, kali ini Indonesia sampai masuk pemberitaan dari salah satu media di Rusia.

Hal ini tak terlepas dari Indonesia sebagai tuan rumah G20.

Kantor berita Rusia TASS menerbitkan berita berjudul "All G20 leaders, including Putin, invited to Indonesia summit - minister" di situs web mereka pada Jumat (22/4/2022).

Di dalam artikel tersebut, ditegaskan bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia Sri Mulyani Indrawati telah mengatakan pada Kamis (21/4/2022), para pemimpin semua negara anggota G20 telah diundang ke KTT mendatang di Indonesia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Disampaikan dalam berita, ketika ditanya apakah Vladimir Putin akan hadir pada KTT G20 yang dijadwalkan berlangsung di pulau wisata Bali di Indonesia, Sri Mulyani menjawab, "Ya, kami (telah) mengundang".

Baca juga: Rusia vs Ukraina Makin Memanas, Joe Biden Kirim 121 Drone Hantu untuk Hadapi Pasukan Vladimir Putin

Baca juga: Ukraina Hancur Diserang Rusia, Untuk Membangun Kembali Butuh 7 Miliar Dolar AS per Bulan

Baca juga: Di Tengah Perang Rusia vs Ukraina, Keputusan Ini Membuat Indonesia Mendadak Jadi Sorotan Dunia

Sri Mulyani menambahkan bahwa undangan ke acara tingkat atas dikirim sebelumnya.

“Sekarang semua negara di G20 telah menerima undangannya,” ujar dia.

Dalam berita itu, TASS turut menayangkan pernyataan Sri Mulyani yang tampaknya mengacu pada keputusan beberapa delegasi yang memilih keluar (walkout) dari Pertemuan Kedua Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (2nd FMCBG) G20 ketika Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov berpartisipasi dalam acara itu melalui tautan video.

Pertemuan 2nd FMCBG G20 diadakan di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (20/4/2022) waktu setempat.

“Dalam hal mengatur pertemuan itu sendiri, seperti yang kita lakukan kemarin, itu tidak mudah, tetapi pada akhirnya, mereka semua berada di ruangan yang sama. Tetapi, jika Anda tidak setuju dan ingin mengungkapkan ini… Anda walkout," kata Sri Mulyani.

"Itu ekspresi politik yang lain, tapi tidak menghalangi kita bicara substansi yang penting," kata Menkeu.

"Jadi ini harus dapat dikelola dan dilakukan," tambah Sri Mulyani diberitakan TASS.

AS disebut telah menuntut agar Indonesia mengecualikan Presiden Rusia Vladimir Putin dari partisipasi dalam KTT G20 mendatang, memperingatkan bahwa jika tidak, beberapa negara mungkin mengirim delegasi tingkat yang lebih rendah ke pertemuan tersebut.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa keputusan tentang partisipasi Vladimir Putin dalam KTT akan tergantung pada situasi dan Kremlin sebagian besar akan dipandu oleh posisi negara tuan rumah.

Sementara itu, Rusia tidak melihat aksi boikot yang ditujukan kepada Rusia terkait operasi militer di Ukraina sebagai masalah, sebab protes itu bahkan tidak mendapat dukungan dari mayoritas delegasi.

Baca juga: Bendera Rusia Berkibar, Pasukan Kuasai Mariupol, Putin Larang Serbu Benteng Terakhir Tentara Ukraina

“Ada beberapa negara (mengancam boikot), tapi mereka bukan mayoritas dari anggota G20. Itu tidak beralasan, karena bagaimana mereka bisa membantu menyelesaikan masalah?” kritik Duta besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di Jakarta pada Rabu (20/4/2022).

Dia pun mempertanyakan bagaimana aksi boikot itu dapat secara efektif memberikan penyelesaian yang berbeda atas krisis Ukraina.

“Bagaimana mereka bisa berkontribusi (dalam penyelesaian masalah) dengan memboikot forum global?” Dubes Rusia menilai negaranya merupakan bagian penting dalam ekonomi global.

Adapun dampak sanksi yang diberikan kepada Rusia juga terlihat mempengaruhi dunia.

“Bagaimana bisa menyelesaikan masalah (ekonomi dunia) saat ini tanpa kehadiran Rusia?”

Rusia mengapresiasi posisi pemerintah Indonesia yang menilai bahwa G20 harus fokus ke ekonomi dan masalah keuangan global.

“Kami mendukung Presidensi Indonesia di G20 dan prioritas yang diusung dan disetujui sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, masalah politik seharusnya tidak diseret masuk (ke forum G20), karena itu dapat mengalihkan perhatian dari penyelesaian masalah yang benar-benar penting.

Rusia memastikan niat untuk terus berpartisi dalam agenda G20 tahun itu dan berharap Presiden Vladimir Putin bisa datang ke KTT G20.

Pertemuan G20 pada Rabu (20/4/2022) di Washington fokus membahas bagaimana membantu ekonomi global pulih dari guncangan baru yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang telah mendorong harga makanan dan bahan bakar lebih tinggi.

Baca juga: Serangan Rudal Mematikan Hantam Lviv Ukraina, 6 Orang Tewas, Zelenskyy Tolak Kibarkan Bendera Putih

Kondisi itu membuat IMF menurunkan prospek pertumbuhan global menjadi 3,6 persen untuk tahun ini.

Negara-negara Barat membalas serangan berdarah dengan sanksi yang dimaksudkan untuk merugikan ekonomi Rusia dan mengubahnya menjadi negara paria.

Presiden AS Joe Biden telah mengusulkan untuk mengeluarkan Rusia dari G20.

Kepada AFP, mantan pejabat Departemen Keuangan yang sekarang menjadi ketua Forum Lembaga Moneter dan Keuangan Resmi AS Mark Sobel mengatakan tidak ada mekanisme yang jelas untuk menendang Moskwa keluar, yang pada berbagai tingkat didukung oleh China dan India.

"Saya pikir itu benar-benar menimbulkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana Anda akan mengelola pemerintahan global," katanya tentang ketegangan yang ada dalam pertemuan G20 ini, dilansir dari Kompas.com. (*)

Berita Internasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved