Berita Nasional Terkini

Panglima TNI Serahkan ke Polri Soal 5 WNI Gabung ISIS, Amerika Serikat Ikut Turun Tangan

Warga Negara Indonesia (WNI) kembali terlibat dalam jaringan terorisme internasional

MANDEL NGAN / AFP
Demonstran menyerukan diakhirinya terorisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) selama demonstrasi Kurdi di depan Gedung Putih pada 9 Agustus 2014 di Washington, DC. 

TRIBUNKALTIM.CO - Warga Negara Indonesia (WNI) kembali terlibat dalam jaringan terorisme internasional.

Tak tanggung-tanggung, terdapat lima WNI yang dikabarkan menjadi fasilitator keuangan Negara Islam Irak dan Suriah / ISIS.

Bahkan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tak bisa berkomentar banyak mengenai adanya WNI yang menjadi bagian dari ISIS.

Hal itu dikatakannya usai membuka Latihan Integritas Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke-42 di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Sabtu (14/5/2022).

Jenderal Andika Perkasa kemudian meminta Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono untuk terkait hal itu.

"Itu ranah penegakan hukum atau kepolisian, saya minta Wakapolri yang menjelaskan soal itu," katanya.

Baca juga: 5 WNI Kaki Tangan ISIS Disanksi Amerika, Polri Beber Fakta Baru, 2 Residivis Teroris

Baca juga: ISIS Manfaatkan Perang Rusia vs Ukraina, Lakukan Serangan Beruntun ke Pusat Kota di Wilayah Israel

Baca juga: Densus 88 Tangkap Teroris Pendukung ISIS yang Mau Beraksi Amaliah di Gedung DPR

Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan bahwa pihaknya telah berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementrian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM terkait hal tersebut.

"Kepolisian bersama-sama dengan BNPT, Kementrian Luar Negeri, serta Kementrian Hukum dan HAM, kita akan berkordinasi melihat kasus ini sampai sejauh mana. Saat ini masih tahap kordinasi," jelas Gatot singkat, dilansir dari Kompas.com.

Lebih lanjut, ditanya apakah peserta Latsitardanus akan mendapat pembekalan tentang terorisme, Jenderal Andika Perkasa mengatakan belum waktunya.

Dia mengatakan para peserta Latsitardanus belum saatnya dibebani dengan sosialisasi terkait terorisme.

Menurutnya ada pihak yang lebih menguasai bidang tersebut.

"Sebetulnya kalau mereka (peserta Latsitardanus-red) belum, karena yang lebih menguasai, ada lah yang sudah bekerja dan memang bidangnya, " kata Andika.

Menurutnya soal terorisme biarkan menjadi bagian para senior peserta Latsitardanus baik di TNI maupun Polri dan Praja.

"Mereka tugasnya jangan diberikan beban terlalu berat, yang penting mereka bisa membuat masyarakat di kabupaten masing masing nanti tertarik. Mungkin untuk bertanya bagaimana caranya IPDN atau Akademi Kepolisian," ungkap Andika memberi gambaran terkait apa yang akan dilakukan para peserta Latsitardanus.

Peserta yang mengikuti Latsitardanus ke-42 terdiri dari berbagai taruna yakni Akademi Militer (AKMIL), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Polisi (AKPOL), Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), serta mahasiswa dari 11 Universitas di NTB.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved