Berita Samarinda Terkini

Hardiknas SMKN 1 Samarinda Usung Semangat Bersama Memimpin Pemulihan Bersama

Namun pada peringatan Pelaksanaaan Hardiknas tahun ini kegiatan yang seharus tanggal 2 Mei 2022, karena bersamaan dengan Idul Fitri 1443 H

Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional di SMKN1 Samarinda menggunakan pakaian adat daerah di halaman sekolah Jalan Pahlawan, Jumat (13/5/2022).TRIBUNKALTIM.CO/HO/SMKN 1 SAMARINDA 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Bulan Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Namun pada peringatan Pelaksanaaan Hardiknas tahun ini kegiatan yang seharus tanggal 2 Mei 2022, karena bersamaan dengan Idul Fitri 1443 H sehingga diundur menjadi tanggal 13 Mei 2022 di Lapangan SMK Negeri Samarinda.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Samarinda Bapak Agus Tridojo, S.Pd, MM melalui rilis, Senin (16/5/2022) mengutarakan, pihak sekolah melaksanakan dengan semangat dan khidmat mengenakan baju adat daerah wilayah di Indonesia, dengan tema Pimpin Pemulihan Bergerak Untuk Merdeka Belajar.

"Pada kegiatan pelaksanaan upacara diikuti seluruh siswa/i kelas 10 dan kelas 11 serta guru, Tata Usaha SMKN 1 dan dalam upacara tersebut siswa menggunakan seragam batik nasional dan Bapak dan Ibu Guru berpakai baju Adat nusantara," ujar Kepala Sekolah SMKN1 Agus Tridojo S.Pd, MM

Kepala Sekolah SMKN1 bersyukur upacara berlangsung dengan tertib dan khidmat membacakan amanat Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim.

Baca juga: Aksi Damai Bakal Digelar MODN Besok di Dua Tempat di Samarinda, Protes Atas Penjelasan Bayan Group 

Baca juga: Antisipasi Penyelundupan Handphone ke WBP, Lapas Narkotika Samarinda Berlakukan Barcode

Baca juga: Walikota Andi Harun Sambangi TC Kafilah Samarinda untuk MTQ ke-43 Provinsi Kaltim, Rindu Juara Umum

Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran.

Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk “menghukum” guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar.

Agar kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan,"ujar Kepala Sekolah SMKN 1.


Menurut Kepala Sekolah SMKN 1 semangat Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah juga tampak dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka.

"Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan," ujarnya.

Pada amanat Menteri Pendidikan Riset dan Teknologi dibacakan Kepsek SMKN1  menekankan semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presidensi Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20.

"Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved