Berita Balikpapan Terkini
Jelang Idul Adha, Harga Sapi Kurban di Balikpapan Naik hingga 15 Persen Dibandingkan Tahun Lalu
Harga sapi kurban di Balikpapan naik hingga 15 persen daripada tahun lalu. Jelang Idul Adha 2022, harga hewan ternak sapi di Kota Balikpapan, Kalimant
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
Benar saja, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan Balikpapan kekurangan pasokan sapi untuk hari besar tersebut.
Sebab, pasca mewabahnya penyakit mulut dan kaki (PMK) membuat Pemerintah menghentikan sementara pasokan sapi dari daerah penghasil ke sejumlah daerah.
Sebagaimana diketahui, selama ini Kota Balikpapan mendapat pasokan sapi atau hewan kurban dari beberapa wilayah. Di antaranya Sulawesi dan Jawa Timur.
“Dari sana (daerah penghasil) sudah menutup diri, sehingga tidak ada pasokan sapi. Kementerian sudah memerintahkan lockdown jadi tidak bisa masuk ke daerah lain,” ujar Heria Prisni, Senin (23/5/2022).
Baca juga: Waspada PMK 1.100 Sapi di Balikpapan Diambil Liurnya, Sampel Dibawa ke Surabaya
Ia berharap, penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi bisa segera tertangani. Sebab, pasokan Kota Balikpapan sangat bergantung dari daerah lain.
Saat ini, stok sapi pada peternak hanya 1.100 ekor, sementara kebutuhan hewan kurban menjelang Hari Raya Idhul Adha di Kota Balikpapan lebih dari 2.000 ekor.
“Kita tidak bisa apa-apa karena kita bukan penghasil. Sapi kita hanya 1.100 ekor sekarang," terang Hera Prisni.
Diberitakan sebelumnya, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak merugikan para pengusaha sapi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pasalnya, wabah tersebut membuat sapi yang telah dibeli dari Pulau Jawa tak bisa dikirim ke Balikpapan dengan alasan masalah kesehatan.
Seorang pengusaha bernama Abduh, mengaku telah membeli 30 ekor sapi dari Jawa Timur untuk dijual kembali di Balikpapan menjelang Hari Raya Idul Adha nanti.
Ia mengatakan 30 ekor sapi tersebut tidak bisa dikirim lantaran khawatir jika nanti menjalani karantinamalah dinyatakan tidak sehat atau terjangkit wabah PMK.
"Ya ada sekitar 30-an ekor yang sudah saya beli di Jawa Timur, itu jenis sapi premium alias sapi yang besar. Harganya itu sekitar Rp 30 jutaan satu ekor, ada juga yang Rp 40 juta," katanya.
Untuk menyiasati kerugian tersebut, Abduh terpaksa menjual kembali sapinya kepada teman-temannya di Jakarta yang juga pedagang hewan kurban.
Menurutnya harga jualnya pun akan mengalami penurunan drastis. Akhirnya, momen Idul Adha yang diharapkan bisa meraih keuntungan justru malah merugi. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.