Berita Viral
Korban Kini Depresi, Kisah Lengkap Pelajar Penerima Beasiswa di Kaltara Dirudapaksa Wanita 43 Tahun
Sejumlah fakta baru seputar kasus ABG berusia 16 tahun di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) jadi korban rudapaksa wanita 43 tahun terkuak.
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta baru seputar kasus anak baru gede (ABG) berusia 16 tahun di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) jadi korban rudapaksa wanita 43 tahun terkuak.
Seperti diberitakan, wanita yang diketahui berinisial SR tega melakukan rudapaksa dengan korban berinisial R yang masih dibawah umur yakni 16 tahun.
Terbaru, polisi membongkar hubungan korban dan pelaku yang memiliki hubungan spesial.
Kanit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA), Polres Nunukan Ipda Marta mengatakan pertemuan korban inisial R dan pelaku awalnya melalui aplikasi Tik-tok hingga berlanjut obrolan di WhatsApp.
Baca juga: Viral! Terkuak Sosok Wanita 43 Tahun yang Rudapaksa ABG di Kaltara, Korban Nangis saat Lihat Ibunya
Baca juga: Kenal di Tiktok, Siswa SMK di Kaltara Jadi Korban Rudapaksa Enak-emak, Polisi Bongkar Faktanya
Baca juga: Terbongkar Istri Tentara Rusia Izinkan Suami Rudapaksa Wanita Ukraina, Ada Syaratnya
Kata Marta, keduanya telah berkenalan lewat melalui aplikasi tik-tok sejak R masih duduk di bangku SMP, di Keningau, Malaysia.
"Keduanya jalin hubungan pacaran. Tersangka mengaku mereka saling menyukai. Dan kemesraan mereka selama korban dan tersangka di Nunukan jelas diupload di tik-tok," kata Marta dikutip dari TribunKaltara.com, Senin (23/05/2022), sore.
Kendati begitu, sampai saat ini pihak penyidik belum bisa melakukan introgasi terhadap korban R, mengingat kondisinya di RSUD Nunukan saat ini depresi berat.
Lebih lanjut Marta beberkan bahwa tersangka memiliki dua anak dan suami di Jawa Tengah, yang mana pengakuan tersangka mereka sudah berpisah ranjang.

Menurut Marta, tersangka dan korban sepakat untuk bertemu di Nunukan. Kebetulan R mendapatkan beasiswa repatriasi skema yayasan sehingga bisa melanjutkan pendidikan SMA di Nunukan.
"Tersangka sudah dua kali menikah. Suami pertama udah cerai sementara suami kedua pisah ranjang. Mereka janjian ketemu di Nunukan. Karena korban mendapatkan beasiswa sehingga difasilitasi asrama. Sedangkan tersangka ngekos," ucapnya.
Baca juga: Baca Kisah Pilu Ayah di Sragen Cari Keadilan Selama 2 Tahun, Anak Dirudapaksa, Keluarganya Diteror
Baru tiga bulan di Nunukan tersangka lalu dijemput pihak kepolisian di Jalan Tanjung tempatnya bekerja mengikat rumput laut (mabettang) atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur.
"Tersangka mengaku mereka telah melakukan persetubuhan beberapa kali. Dan dia sadar betul itu anak di bawah umur. Soal adakah unsur paksaan, kami belum bisa pastikan dari korban," ujarnya.
Tersangka sempat membantah saat dimintai keterangan soal dirinya yang disebut mantan pekerja seks komersial (PSK).
"Dia mengakunya bukan mantan PSK," tambah Marta.
Sering Jemput Korban di Asrama Sekolah
Marta menyampaikan, tersangka sering menjemput korban di asrama sekolah dan meminta izin langsung kepada pembina asrama dengan alasan ibadah.
Bahkan tersangka mengaku sebagai mama angkat korban.
Saking cintanya tersangka kepada korban, ia mengaku sudah pindah agama mengikuti agama korban.
"Berapa kali mereka keluar itu tercatat di buku administrasi asrama. Selama intograsi dia memohon minta ketemu korban. Bahkan kaget mendengar situasi korban yang depresi berat sekarang," tuturnya.
Baca juga: Seorang Ayah di Sebulu Kukar Rudapaksa Anak Tirinya yang Hamil 6 Bulan, Ancam Ibu Korban Dibunuh
Uang Transfer Orangtua Korban Masuk di Rekening Tersangka
Fakta lain yang terungkap, orangtua korban yang bekerja di Malaysia, selama ini mentransfer uang belanja melalui rekening tersangka. Namun, tersangka memberikan uang belanja itu kepada korban hanya sebagian saja.
"Korban yang memang arahkan kirim uang ke rekening tersangka. Kata korban itu mama angkatnya jadi mamanya di Malaysia percaya aja. Itupun sebagian saja yang diberikan," ungkap Marta.
Korban Bakal Dirujuk ke RS Jiwa Tarakan
Dalam waktu dekat korban akan dirujuk ke rumah sakit (RS) jiwa di Tarakan.
"Dinas Sosial sudah uruskan administrasinya, paling cepat besok sudah di rujuk ke rumah sakit jiwa di Tarakan. Karena dari psikolog yang melihat tadi memang kondisinya depresi berat. Makanya harus dirujuk," imbuhnya.
Mengenai kabar yang beredar soal obat-obatan yang sempat dicekokin tersangka pada minuman korban, Marta akui pihaknya belum bisa memastikan.
"Tapi dari keterangan lisan dokter RSUD Nunukan ada indikasi dicekokin obat-obatan. Tapi obat apa itu kami belum bisa pastikan. Dugaan sementara obat perangsang," pungkasnya.
Terhadap perbuatan tersangka SR dipersangkakan Pasal 81 ayat (1) dan ayat (2) UU RI Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan anak menjadi UU Jo Pasal 64 Ayat 1 KUHP.
Ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun.
Kondisi Badan Korban Terdapat Luka Bekas Cakar
Pada beberapa bagian tubuh korban terdapat luka bekas cakar.
Irfan menuturkan pada kondisi tertentu, R sering mencakar badannya sendiri. Bahkan pada bagian jidatnya terdapat luka goresan.
"Kepalanya itu dia benturkan sendiri di tiang ranjangnya di asrama. Hari Selasa tanggal 17 Mei, dia dibawa guru dan teman sekolahnya ke rumah sakit. Jadi selama kami belum datang, dia ditemani temannya secara bergantian," tuturnya.
Nangis saat Melihat Ibunya
Irfan menceritakan saat ibunya datang, R memeluk ibunya sambil menangis. Ia bahkan baru memiliki selera makan, saat ibunya datang.
"Nangis waktu ibunya datang. Sebelum ibunya datang susah dia makan. Sekarang agak mendingan, karena sudah mau makan. Hanya memang masih depresi," ungkapnya.
Ibu korban didampingi gurunya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Nunukan.
Sementara itu, Plt Kasi Humas Polres Nunukan Iptu Supriadi, membenarkan bahwa pihak keluarga korban telah melaporkan dugaan pelecehan seksual ke Polres Nunukan.
"Ini pihak korban masih buat laporan resmi di Polres. Nanti kami rilis," imbuh Supriadi melalui pesan singkat.
Kaltara viral di Twitter
Kalimantan Utara mendadak ramai diperbincangkan hingga viral di Twitter. Lantas apa yang terjadi di Kaltara? Ulah mantan PSK di Nunukan disorot.
Pantauan di Twitter, Kalimantan Utara menjadi trending topic pada Selasa (24/5/2022) pukul 19.00 Wita.
Tak sedikit pula warganet di Twitter yang mencari tahu ada apa di Kalimantan Utara.

"Kenapa Kalimantan Utara trending?" tulis @ahernjineering.
"Ada infokah kenapa kalimantan utara jadi trending ini?" tulis @febriari_atr.
Usut punya usut, Kalimantan Utara diperbincangkan di Twitter karena kejadian yang dilakukan mantan PSK di Nunukan terhadap seorang remaja laki-laki.
Belum lama ini masyarakat di Nunukan, Kalimantan Utara dihebohkan dengan aksi mantan PSK yang berusia paruh baya, tega menjadikan remaja 16 tahun untuk pelampias nafsu bejatnya.
Bahkan akibat aksi mantan PSK itu, remaja berinisial R sampai mengalami depresi berat.
Saat ditemui TribunKaltara.com di RSUD Nunukan, Jumat (20/5/2022) remaja inisial R tersebut terlihat sedang tidur dengan badan ditutupi selimut.
R tak sendiri, ia ditemani saudara sepupunya Irfan (21) yang baru datang dua hari dari Keningau, Malaysia bersama ibu korban.
Irfan menuturkan, kondisi sepupunya mengalami depresi berat setelah kejadian yang menimpanya.
"Dia ini baru tadi malam bisa tidur nyenyak. Malam sebelumnya tidak bisa tidur. Sering melamun, bicara dan senyum sendiri, bahkan memberontak," kata Irfan kepada TribunKaltara.com.
Bahkan R sempat mencabut sendiri infus yang dipasang oleh perawat. R sering memanggil nama ayah dan ibunya meminta tolong.
Ketika ada orang yang datang menjenguknya, R tampak kaget dan segera bangun dari tempat tidurnya.
"Dua kali dia cabut infusnya sendiri. R merasa banyak orang yang berbisik-bisik di telinganya. Makanya kalau sudah datang anginnya, dia sering manggil nama bapak dan ibunya minta tolong," ucapnya.
Irfan menyampaikan, sepupunya itu memberontak bila melihat benda berwarna kuning.
"Agak sensitif kalau melihat warna kuning. Jadi berontak dia," beber Irfan.
R merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang montir di Keningau, Malaysia, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Irfan mengungkapkan, R menyelesaikan pendidikan SD dan SMP di Malaysia. Setelah itu ia melanjutkan sekolah menengah atas di Nunukan.
"Yang saya tahu di Nunukan dia tinggal di asrama sekolah. Dulu waktu masih di Malaysia anaknya ceria saja, karena sering datang ke rumah saya main," ujarnya.
Informasi yang dihimpun, selama di Nunukan, korban tinggal bersama seorang perempuan mantan PSK. Baru-baru ini saja, korban tinggal di asrama sekolah.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.