Virus Corona
Status Pandemi Covid-19 Dicabut, Epidemiolog Sebut Bisa Diputuskan pada Akhir Tahun
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, sedikitnya ada lima indikator untuk memprediksi akhir pandemi Covid-19
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Status pandemi Covid-19 dicabut, epidemiolog sebut bisa diputuskan pada akhir tahun.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, sedikitnya ada lima indikator untuk memprediksi akhir pandemi Covid-19.
Pertama, surveilans. Apakah Covid-19 masih mendominasi di wilayah atau negara, dibandingkan penyakit infeksi saluran napas lainnya.
Kalau tren dominasinya semakin berkurang, berarti hal itu menandakan sesuatu yang baik.
Baca juga: Jadwal Berangkat Haji untuk Jamaah dari Paser, Wajib Ada Surat Telah Divaksin Covid-19
Baca juga: Pandemi Covid-19 di Kaltim Belum Dicabut, PPKM Masih Berlaku, Wajib Taat Protokol Kesehatan
Baca juga: Pemkab Kukar Keluarkan Surat Edaran Percapatan Vaksinasi Covid-19 Bagi ASN dan Non ASN
Kedua, dilihat dari lanskap imunitas, bagaimana cakupan vaksinasi.
"Khususnya di era Omicron ini seharusnya tidak hanya dua dosis dilihat, tapi tiga dosis atau booster."
"Karena kecenderungan definisi vaksinasi untuk Covid adalah tiga dosis," ujar Dicky kepada Tribunnews.com, Selasa (31/5/2022).
Menurut analisis Dicky, idealnya proporsi vaksin Covid-19 untuk dua dosis di atas 80 persen dari total populasi. Sedangkan untuk booster, total populasi setidaknya 50 persen sebelum akhir tahun ini.
Kemudian untuk populasi risiko, tiga dosis berada di atas 70 persen. Hal ini menurut Dicky setidaknya memadai dan relatif ideal sebelum akhir tahun ini.
Ketiga adalah bagaimana tren dari gelombang subvarian yang muncul dari Omicron, serta potensi lain ke depannya.
Menurut Dicky, harus dilihat pula apakah di Juni ini ada potensi gelombang.
"Ini yang tentu kaitannya dengan surveilans, deteksi dini, dan tracingnya. Ketiganya menjadi sangat penting," ulas Dicky.
Indikator keempat adalah tren kemunculan varian atau subvarian yang berpotensi mengubah situasi. Ini tentu harus didukung dengan survailans genomic yang memadai.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Nihil, Dinas Kesehatan Berau Minta Masyarakat Tetap Waspada
"Saat ini secara global kita melihat trennya meningkat. Kecenderungannya virus ini tidak melemah, tapi meningkat."
"Dan beruntungnya kita adalah lanskap imunitas tadi, yang indikator sebelumnya semakin baik," ucap Dicky.
Terutama, katanya, jika dilihat dari vaksinasi Covid-19 serta infeksi, walaupun di sisi lain varian ini semakin efektif bersirkulasi. Namun, umumnya masih bisa diredam jika tiga dosis cukup memadai.
Indikator kelima adalah masalah ketersediaan obat atau perawatan menyeluruh.
Dicky mengingatkan, hal ini masih menjadi masalah di negara berkembang atau miskin.
Kesimpulannya, menurut Dicky, situasi dunia saat ini sedang mengalami perbaikan.
Tapi, masing-masing indikator belum seimbang atau menunjukkan progres yang sama.
Dan dalam konteks Indonesia, berita baiknya adalah pemerintah masih on track dalam kebijakan.
Namun, pelonggaran yang terlalu berlebihan, pengangkatan intervensi, dan menganggap situasi membaik, bisa memberikan efek reborn, yang pada akhirnya terjadi lonjakan meski kecil di beberapa daerah. Hal ini bisa mengundang masalah outbreak pada penyakit lama.
"Tapi secara prediksi, saya tidak berubah dari prinsip sebelumnya."
"Setidaknya paling cepat, situasi optimis dan semua progres, akhir tahun ini bisa dicabut status pandemi."
"Tapi itu paling cepat, atau di kuartal pertama tahun depan," paparnya. (Aisyah Nursyamsi)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Epidemiolog Prediksi Paling Cepat Akhir Tahun Ini Status Pandemi Covid-19 Bisa Dicabut