Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Kisah Najirah Cetuskan Rantang Kasih di Bontang saat Lihat Lansia Sendirian di Gubuk
Sedikitya 88 lansia di Bontang mendapat makan gratis dua kali sehari selama setahun dengan anggaran senilai Rp 2 miliar.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Adhinata Kusuma
Pemberian paket makan gratis itu berapa kali dalam sehari?
Kita beri dua kali sehari dengan jam yang sudah diatur dengan menu mengikuti standar gizi sesuai yang ditentukan tim kesehatan.
Pembagian makan mulai dari jam 9 pagi kemudian sore. Program tidak langsung begitu berjalan mulus memang.
Sebab sempat pernah mendapat sorotan DPRD karena menunya begitu seadanya. Seperti menu telur yang hanya langsung diceplok gitu.
Makanya saya langsung melakukan Inspeksi mendadak ke lapangan. Kebetulan yang menyiapkan makanannya itu Kelompok Masyarakat.
Jadi waktu sidak itu saya minta menunya diperbaiki. Minimal kalau menu telur itu harus divariasilah. Misalnya dibuat puyunghai.
Menu makan lansia memang kan diatur oleh tim kesehatan karena kebutuhan gizi lansia itu beda-beda. Tetapi tidak juga dengan menu alakadarnya. Kasihan lansia kita.
Saya juga berterimakasih dengan DPRD yang sudah menyoroti isian menu makan program Rantang Kasih. Kalau tidak begitu mungkin kita tidak tahu. Karena ada sorotan seperti itu makanya langsung kita lakukan perbaikan.
Jadi sekarang saya sudah bisa awasi langsung melalui grup whatsApp. Karena saya masuk langsung ke grub supaya saya bisa monitor. Pemberian menu makan juga dilakukan secara berjadwal.
Misalnya di hari Senin telur sama tempe dan sayur. Besoknya ada daging beberapa menu lainnya. Jadi setiap hari beda-beda sesuai yang diatur oleh tim kesehatan.
Untuk di tahun berikutnya akan ada lagi penambahan anggaran?
Tergantung, kalau ada penambahan jumlah lansia maka kita akan tambah anggarannya.
Ada lagi program yang saya dengar terkait wifi gratis bu?
Program ini kami buat karena saya waktu itu bersama suami Adi Darma berkeliling kota. Kondisi saat itu trend covid lagi naik. Pemerintah terpaksa memberlakukan pembelajaran jarak jauh di sekolah.
Ternyata saat saya keliling, banyak yang saya lihat anak-anak yang belajar di dekat pagar rumah orang yang mampu. Kemudian saya cek, ternyata anak-anak ini numpang wifi karena tidak punya paket data untuk dipakai pembelajaran jarak jauh (PJJ)