Berita Bontang Terkini
Harga Sapi di Bontang Merangkak Naik, Pedagang Jual Paling Murah Rp 25 Juta per Ekor
Antisipasi merebaknya wabah PMK merubah pola perawatan hewan mulai dari pengiriman hingga tiba ke daerah tujuan
Penulis: Ismail Usman | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Antisipasi merebaknya wabah PMK merubah pola perawatan hewan mulai dari pengiriman hingga tiba ke daerah tujuan.
Hal itu pun berbuntut terhadap lonjakan harga jual hewan menjelang hari raya Idul Adha, tak terkecuali di Bontang.
Pasalnya, skema pengiriman yang mewajibkan semua hewan harus karantina minimal 14 hari, tentu membutuhkan tambahan biaya.
Sehingga dipastikan, harga hewan kurban akan mengalami kenaikan hingga hari raya idul adha nanti.
Baca juga: Pedagang Hewan Kurban di Kutim Masih Sepi, Kadistanak Ungkap Ada Hambatan Pendistribusian
Baca juga: Hewan Kurban untuk Idul Adha Nanti di Kutai Barat Dipastikan Bebas Penyakit Mulut dan Kuku
Baca juga: Dinas Peternakan Penajam Paser Utara sedang Siapkan Pemenuhan Kebutuhan Hewan Kurban
Salah satu penjual sapi, Aciruddin menuturkan, harga hewan tahun ini berkisar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per ekor.
Berbada dengan tahun sebelumnya, harga sapi yang kategori paling murah hanya Rp 18 juta per ekor.
“Kalau tahun ini tidak dapat lagi harga segitu. Karena penjual sapi banyak ngeluarin biaya tambahan lain,” terangnya saat ditemui di lapaknya, di Jalan Imam Bonjol, Bontang Selatan.
Dijelaskan Aciruddin, biaya tambahan yang dikeluarkan para penjual sapi itu cukup banyak. Mulai dari tambahan biaya makan sapi dan pemilik.
Kemudian biaya karantina selama dua pekan. Terlebih biaya karantina juga naik 60 hingga 80 persen dari tahun sebelumnya.
Belum lagi biaya transportasi pemilik dan sapi dari pelabuhan ke daerah tujuan.
"Kalau dulu cuma Rp 300 hingga Rp 400 ribu. Kalau sekarang mencapai Rp 800 ribu buat beli rumput dan lainnya, itu belum makan orangnya," ungkapnya.
Di tahun 2022 dirinya mendatangkan sapi lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
Tahun ini dia hanya mendatangkan sebanyak 30 ekor, sementara di tahun lalu ia berani mendatangkan hingga 60 ekor sapi untuk dijual sebagai hewan kurban.
Sapi yang Aciruddin datangkan ke Bontang berasal dari Sulawesi.
"Nggak berani bawa banyak, karena ongkosnya itu tadi mahal," ucapnya. (*)