Berita Berau Terkini

Diskoperindag Berau Sebut UMKM Rugi Bila Minyak Goreng Curah Dihapus

Pemerintah pusat berencana untuk menghapus minyak goreng curah dari peredaran dan merubahnya menjadi kemasan sederhana

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Salim.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB- Pemerintah pusat berencana untuk menghapus minyak goreng curah dari peredaran dan merubahnya menjadi kemasan sederhana.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Salim menilai hal tersebut hanya akan menaikan harga jual dari minyak curah.

Ia yang dikonfirmasi pada Jumat (17/6) menuturkan, jika seluruh minyak goreng curah dihapuskan maka Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akan kesulitan.

Sebab, harga Crude Palm Oil (CPO) itu sendiri sebagai bahan baku utama sudah cukup mahal, dilihat dari ongkos produksi yang mahal ditambah dengan biaya pengemasan.

Bisa dipastikan harga yang nantinya beredar di masyarakat lebih tinggi daripada minyak goreng curah pada umumnya.

Baca juga: Pemkab Pastikan Distribusi Minyak Goreng Curah di Kubar Tetap 14 Ribu Liter dengan Harga Normal

Baca juga: Pembelian Minyak Goreng Curah di Kubar Wajib Lampirkan KTP

Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Curah Dicabut, Pedagang di Balikpapan Mengaku tak Beri Pengaruh Signifikan

"Tidak realistis juga kalau pemerintah pusat langsung menghapuskan, karena pasti yang memerlukan minyak curah adalah UMKM. Kalau ibu rumah tangga saya rasa tidak pernah menggunakan minyak goreng curah, atau bagi mereka keluarga ekonomi lemah, kalau harganya sampai meningkat ya kasihan mereka," jelasnya kepada TribunKaltim.Co, Jumat (17/6/2022).

Ia menambahkan, minyak goreng curah yang saat ini beredar di Kabupaten Berau mayoritas berasal dari pabrik pengolahan yang ada di Samarinda dan Bontang dengan harga rata-rata adalah Rp 20 ribu.

Sedangkan beberapa waktu lalu Diskoperindag Berau sempat mendatangkan minyak goreng curah asal Balikpapan, untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Berau.

"Kalau yang sempat kita datangkan itu harganya Rp 14 ribu mengikuti aturan pemerintah," ucapnya.

Menurutnya untuk kebersihan dari pabrik pengolahan minyak goreng curah cukup bersih dari proses awal pengolahan hingga menghasilkan minyak goreng.

Yang di khawatirkan adalah saat proses pendistribusian dari minyak goreng tersebut, karena menggunakan tanki dan dipindah ke berbagai wadah menggunakan selang.

Jadi tingkat higienitas berkurang saat distribusi minyak goreng, bukan dari proses pengolahan.

Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Curah Dicabut, Pedagang Takut Harganya jadi Meroket Naik 

"Pabrik minyak goreng curah yang saya kunjungi bersih, produk yang mereka hasilkan adalah kualitas ekspor, tapi karena beberapa waktu lalu diminta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dahulu maka mereka mau menjual ke Berau," tuturnya.

Minyak goreng curah ini kan tidak mungkin produk rumahan, tapi pabrikan jadi pasti sudah mengantongi izin, bagi itu dari segi kesehatan atau kebersihan jadi memang sudah seharusnya terjamin tentang kebersihannya.

Kekurangan dari minyak tanpa kemasan adalah tidak bisa bertahan lama, kalau ditempatkan di wadah terbuka, mungkin dalam jangka waktu 2-3 bulan sudah berubah dan menimbulkan bau.

"Sebenarnya kebijakan ini bagus tetapi dengan harga yang kalau bisa jangan terlalu tinggi," pungkasnya.(*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved