Berita Ekbis Terkini
Harga Tiket Pesawat Bakal Naik Lagi? Maskapai Minta Tarif Batas Atas Dinaikkan Lagi, Kata Kemenhub
Apakah harga tiket pesawat bakal naik lagi? Maskapai minta tarif batas dinaikkan lagi. Begini tanggapan Kemenhub terkait permintaan maskapai.
TRIBUNKALTIM.CO - Apakah harga tiket pesawat bakal naik lagi?
Masyarakat mengeluhkan tingginya harga pesawat saat ini, kini yang terbaru salah satu maskapai di Indonesia meminta agar tarif batas atas ( TBA ) dinaikkan lagi.
Permintaan untuk menaikkah tarif batas atas tentu membuat masyarakat harus bersiap-siap dengan harga tiket pesawat yang diperkirakan bakal terus melonjak.
Lantas bagaimana tanggapan Kementerian Perhubungan ( Kemenhub ) terkait permintaan maskapai untuk menaikkan tarif batas atas ini?
Sebelumnya, maskapai Lion Air mengajukan permintaan untuk menaikkan TBA tiket pesawat.
Terkait dengan permintaan ini, Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati mengatakan, "TBA tiket pesawat bisa saja dilakukan."
Namun menurutnya, namun langkah ini dinilai kurang efektif melihat situasi industri penerbangan saat ini yang sewaktu-waktu dapat bergejolak.
Ia menambahkan, untuk melakukan revisi pada kebijakan TBA tiket pesawat membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan proses yang panjang.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Jakarta-Singapura Sentuh Rp 12 Juta, Maskapai Garuda Indonesia Angkat Bicara
"Revisi TBA bisa saja dilakukan namun hasil revisi akan diterapkan dalam jangka waktu panjang.
Sdangkan situasi industri dan parameter tarif bisa saja mengalami dinamika dalam jangka pendek," kata Adita, Jumat (1/7/2022) seperti dikutip TribunKaltim.co dari Kompas.com.
Di sisi lain, pemerintah juga perlu berhati-hati jika ingin menaikkan TBA tiket pesawat. Jangan sampai kenaikan ini justru memberatkan masyarakat yang baru saja mulai bisa berpergian secara normal.
Perlu dipertimbangkan juga kenaikan tarif tiket pesawat yang akan berpengaruh pada kenaikan inflasi.
"Dalam konteks ini pemerintah harus berhati-hati menjaga keseimbangan konektivitas masyarakat di seluruh Indonesia dengan keberlangsungan usaha maskapai yang menjalankan fungsi konektivitas udara tersebut," ucapnya.
Oleh karenanya, Kemenhub perlu membahas kenaikan TBA tiket pesawat ini dengan seluruh pemangku kepentingan di sektor penerbangan agar keputusan yang diambil dapat menjadi solusi untuk semua pihak.
Diberitakan sebelumnya, President Director of Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi meminta Kemenhub untuk menaikkan TBA tiket pesawat kerena maskapai kesulitan mendapatkan keuntungan.
Daniel bilang, bahkan ada beberapa rute penerbangan yang tidak menghasilkan keuntungan untuk perseroan meskipun kursi penumpang terisi penuh.
Baca juga: Tiket Pesawat Citilink Rute Balikpapan-Tarakan, Mulai Jumat 29 April 2022
Pasalnya, peningkatan lalu lintas udara yang mempengaruhi durasi tempuh pesawat membuat maskapai mengeluarkan biaya operasional lebih tinggi.
Kami coba untuk patuh kepada regulasi, bahkan rute-rute yang memang di-TBA-nya kami tidak bisa untung 100 persen.
Kalau ini kami dipaksakan untuk bisa mengikuti TBA, otomatis kami mungkin sama dengan yang lainnya, tidak sanggup untuk menjalankan rute tersebut," ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Selasa (28/6/2022).
Misalnya di rute Cengkareng-Tanjung Karang sebelum pandemi durasi tempuhnya hanya 35 menit namun karena adanya peningkatan trafik lalu lintas durasi tempuhnya menjadi 50-60 menit.
Kemudian, rute Bali-Lombok juga sangat rawan karena durasi penerbangannya sudah berubah.
"Ada rute dari Pontianak ke Putussibau itu juga harga tiketnya tidak bisa kita ambil untung.
Dengan kondisi 100 persen pun itu kita juga masih belum mendapatkan profit, bahkan penuh pun belum bisa," jelasnya.
Daniel mengkhawatirkan jika TBA tiket pesawat tidak segera dinaikan, maka maskapai-maskapai dapat menghapus rute-rute penerbangan tersebut yang dirasa tidak menguntungkan.
Baca juga: Dapatkan Tambahan Diskon Tiket Pesawat Maskapai Garuda Indonesia Rp 750 Ribu, Syarat & Ketentuannya
Tantangan Penerbangan Saat Ini
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Indonesia National Air Carriers Association (INACA) melihat masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh industri penerbangan meski mobilitas masyarakat kini mulai normal.
"Saat ini kami mencatat adanya beberapa tantangan ke depan yg dihadapi saat ini khususnya di sektor penerbangan," kata Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam sebuah webinar, Kamis (30/6/2022).
Dia pun merincikan apa saja tantangan tersebut, yaitu armada pesawat terbatas, jam operasional bandara terbatas, preferensi rute penerbangan maskapai hanya rute prioritas, dan sebagainya.
Dia mengatakan, saat ini armada yang dimiliki maskapai-maskapai masih belum sebanyak sebelum pandemi Covid-19, bahkan secara presentase masih di bawah 50 persen.
"Ketersediaan pesawat yang terbatas, saat ini sekitar 40 persen dibandingkan dari posisi sebelum pandemi," kata dia.
Artinya, jumlah armada yang dimiliki saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan akan transportasi penerbangan masyarakat yang mobilitasnya kini sudah kembali normal.
Hal ini lantas menjadi salah satu faktor penyebab harga tiket pesawat menjadi tinggi beberapa waktu terakhir karena permintaan lebih tinggi daripada penawaran.
Kemudian, pengurangan jam operasional sempat dilakukan operator bandara selama pandemi Covid-19 karena trafik penerbangan berkurang drastis.
Kini setelah syarat perjalanan udara dilonggarkan oleh pemerintah, beberapa maskapai telah mengembalikan jam operasional ke semula seperti sebelum pandemi.
Namun, masih ada beberapa bandara yang masih membatasi jam operasionalnya.
Hal ini membuat maskapai tidak dapat maksimal dalam mengoperasikan bisnisnya. "Jam operasional terbatas di beberapa bandara di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Pemangkasan rute hingga skema sewa pesawat
Tak hanya jam operasional bandara, pandemi juga membuat maskapai memangkas rute-rute penerbangan yang sepi untuk mengurangi biaya operasional mereka.
Di masa transisi dari pandemi menuju normal ini maskapai masih belum membuka beberapa rute penerbangan yang dinilai tidak populer untuk menekan biaya operasional.
Dengan demikian, maskapai saat ini baru melayani rute penerbangan prioritas, meski beberapa rute-rute yang tadinya ditutup sudah mulai dibuka kembali.
"Preferensi airlines hanya pada rute-rute prioritas," ucapnya.
Selain itu ada beberapa tantangan lain yang juga harus dihadapi maskapai penerbangan saat ini.
"Slot yang masih belum kita optimalkan terkait restrukturisasi utang dan stimulus, dan upaya negosiasi dengan lessor untuk skema baru sewa pesawat," paparnya.
Baca juga: Selain Pesan Tiket Jauh-jauh Hari, Ini Cara Dapatkan Tiket Pesawat dengan Harga yang Murah
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.