Berita Samarinda Terkini

DPKH Kaltim Telusuri Kedatangan 13 Ternak yang Terindikasi PMK di Paser pada Masa "Lockdown"

Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kaltim dari jauh-jauh hari telah menegaskan bahwa ternak bakalan, indukan, dan bibit.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
Tribun Kaltim/Syaifullah
Pengecekan ke kandang milik warga di Kecamatan Pasir Balengkong Kabupaten Paser, pada 25 Juli 2022 lalu, dimana terdapat 13 ternak sapi terindikasi Penyakit Mulut Kuku (PMK). (Tribun Kaltim/Syaifullah) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kaltim dari jauh-jauh hari telah menegaskan bahwa ternak bakalan, indukan, dan bibit akan di stop sementara alias Lockdown.

Langkah Lockdown diambil karena melihat perkembangan disejumlah provinsi dimana Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi momok bagi ternak sapi.

Namun terbaru DPKH dan Tim Satuan Gugus Tugas Provinsi Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menerima laporan terdapat indikasi PMK di Kabupaten Paser.

Baca juga: Ponton Masih Diminati Warga Sangatta Kutim untuk Menyeberang Sungai, Dishub Rutin Lakukan Pengawasan

Dua kecamatan tersebut yakni Desa Muara Komam, Kecamatan Muara Komam dan Desa Batang Ulin, Kecamatan Balengkong, dimana dilaporkan ada 15 hewan ternak terindikasi PMK.

Kepala DPKH Kaltim, Munawwar membeberkan bahwa tepatnya tanggal 25 Juli lalu pihaknya menerima laporan awal indikasi PMK dengan jumlah ternak 5 ekor sapi di Desa Muara Komam. 

"Saat itu kita langsung melakukan investigasi pelayanan kesehatan hewan oleh Paramedis Kesehatan Hewan UPTD PKH Muara Komam. Hasilnya 5 ekor sapi itu mengalami gejala awal PMK, sapi mengalami anaroxia dan hipersativasi," terangnya, Rabu (27/7/2022).

"Kita minta lockdown di dua kecamatan itu, untuk tangani masalah klinis dan uji PCR guna menentukan bahwa itu sudah PMK atau negatif," imbuhnya.

Baca juga: Komisioner KPU RI Kunjungi Balikpapan dan PPU, Pastikan Kaltim Siap Gelar Pemilu dan Pilkada 2024

Tepat di hari yang sama, pihaknya juga menerima laporan juga, di lokasi peternak warga tak jauh dari lokasi pertama terdapat ternak 13 ekor sapi juga terindikasi gejala PMK awal.

"Lokasi kedua, ada 13 ekor diantaranya yang memiliki gejala anaroxia dan hipersativasi, 3 ekor diantaranya sudah mengalami lesi lecet atau luka pada kaki dan mulut," terang Munawwar.

Informasi awal yang diterima hewan ternak ini merupakan ternak lokal, namun saat ditelusuri lebih lanjut oleh seluruh stakeholder di lapangan, rupanya ternak didatangkan dari luar daerah.

Dimana kebijakan Lockdown sedang diberlakukan untuk pengiriman sapi dari luar daerah Kaltim.

Baca juga: Ribuan Warga Puluhan Desa di Kabupaten Paser Ikut Vaksinasi Covid-19

"Infonya, ternak itu bukan ternak yang baru didatangkan dari luar daerah, sehingga kecil kemungkinan tertular PMK dari daerah lain. Tapi, setelah melakukan pengamatan daerah sekitar, ternyata lokasi kedua peternak tersebut berdekatan dengan RPH (Rumah Potong Hewan) milik warga lain," jelasnya.

"Saat melakukan tracing ternak, ternyata warga yang memiliki RPH ini sering mendatangkan sapi dari luar pulau, melalui Pelabuhan Samarinda," terang Munawwar menyambung keterangannya.

Melihat ini, Munawwar sedikit kecewa. Pasalnya hingga saat ini informasi asal-usul ternak yang didatangkan pemilik RPH masih sangat minim.

Baca juga: Dua Tahun Pengadaan Seragam Sekolah di Kutai Barat Dikorupsi, Aliran Dana Terus Diselidiki 

Upaya ke depan, Munawwar akan ikut serta meminta bantuan pihak penegak hukum (kepolisian) guna mengumpulkan sejumlah informasi mengenai PMK di dua Kecamatan ini.

"Kita ingin kepolisian juga tegas, agar masyarakat juga mengerti serta menaati aturan," pungkasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

 

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved