Berita Kukar Terkini

Jeritan Pengemudi Ojol di Kukar Pasca BBM Naik: Hari Biasa Saja Orderan Sudah Sepi

Presiden Joko Widodo resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga berlaku untuk BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
ilustrasi pengemudi ojek online (ojol) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur tengah menunggu orderan di Pasar Seni Tenggarong. (TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Presiden Joko Widodo resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga berlaku untuk BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar.

Kenaikan harga BBM ini dikeluhkan pengemudi ojek online (ojol). Satria (20), pengemudi ojol di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mengaku kecewa dengan kenaikan harga BBM.

Menurutnya, meski harga BBM naik, sementara tarif ojek online tetap sama. Hal ini tentunya akan berdampak pada penghasilan kelompok pengemudi ojol.

Pekerjaan sebagai pengemudi ojek online membuat Satria harus berkeliling menyusuri jalan. Ia keberatan atas kenaikan harga karena setiap hari harus menghabiskan banyak bensin untuk berkeliling.

Baca juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Booster di Kukar Hari Ini, Senin 5 September 2022

"Kenaikan ini berat lah untuk ojol. Katanya kalau BBM naik, tarif ojol juga bakal naik. Tapi buktinya sampai sekarang ongkos ojol masih sama," ujarnya, Senin (5/9/2022).

Untuk menunjang pekerjaanya selama sehari, laki-laki yang bekerja sebagai pengemudi ojol sejak 2019 ini mengaku sering membeli BBM sebesar Rp30 ribu atau setara empat liter.

Namun, setelah harga BBM naik, Elmo meyakini bahwa ongkos bensin dengan nominal serupa tak bakal cukup untuk menunjang mobilitasnya.

Baca juga: Cuaca Hari Ini Kukar, Senin 5 September 2022, Tenggarong Berpotensi Hujan

"Kalau bisa diturunkan lagi saja seperti harga semula Rp 7.600. Kalau pun nanti tarif ojol naik, yang saya takutkan dengan ongkos yang baru, masih ada orderan apa tidak. Sekarang saja sudah sepi, pemasukan makin tipis," terangnya.

Keluhan serupa juga diungkapkan pengemudi ojol lainnya, Yudi (34) mengaku kesulitan mendapatkan penumpang hingga pendapatan menurun. Mereka meradang lantaran harga kebutuhan merangkak naik.

Ia pun menolak keputusan pemerintah mengurangi alokasi anggaran untuk BBM bersubsidi yang dialihkan untuk bantuan langsung tunai (BLT). Dianggap tidak tepat sasaran.

Baca juga: Dua Kerangka Replika Naga Erau di Kukar Rampung Dibuat, Punya Panjang 17 Meter

Yudi hanya bisa berharap pemerintah menurunkan kembali harga BBM bersubsidi. Sebab, ia mengaku harga BBM bersubsidi saat ini terlalu mahal dan memberatkan.

"Tidak usah ada bantuan (BLT), karena tidak cukup juga. Sementara kalau BBM naik, semua harga, termasuk kebutuhan bahan pokok sehari-hari pasti akan ikut naik," jelasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved