Berita Nasional Terkini

Apa Itu Tes Lie Detector? Alat Digunakan Polisi Periksa Putri Candrawathi Terkait Kasus Brigadir J

Mengenal tes "Lie Detector" alat yang digunakan polisi periksa Putri Candrawathi terkait kasus Brigadir J.

Editor: Ikbal Nurkarim
Foto: HO/Tribun Medan
Putri Candrawathi bersama suaminya Ferdy Sambo terlihat menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Mengenal tes "Lie Detector" alat yang digunakan polisi periksa Putri Candrawathi terkait kasus Brigadir J. 

Penembakan itu diperitahkan langsung oleh Ferdy Sambo. Bahkan, dalam tayangan video animasi hasil rekonstruksi yang dibuat Polri menunjukkan bahwa Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J saat ajudannya itu sudah tergeletak dan bersimbah darah di lantai.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan lima orang tersangka.

Yaitu, Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bharada Richard Eliezer (ajudan Ferdy Sambo), Bripka Ricky Rizal (ajudan Ferdy Sambo), dan Kuat Ma’ruf (asisten rumah tangga Sambo)

Kelima tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J dijerat pasal pembunuhan berencana yakni Pasal 340 KUHP juncto 338 juncto 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Baca juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Brigadir J dan Alasan Kriminolog Tak Yakin Yosua Rudapaksa Putri Candrawathi

Mengenal Tes "Lie Detector"

Dikutip dari Kompas.com, lie detector Uji poligraf atau lie detector adalah sebuah perangkat elektronik yang mengukur perubahan respon tubuh seseorang ketika diberikan sejumlah pertanyaan terkait sebuah perkara.

Teknik ini kerap digunakan dalam proses penyidikan perkara oleh aparat penegak hukum hingga seleksi pejabat tinggi atau agen intelijen.

Dirangkum dari berbagai sumber, cara kerja perangkat uji poligraf atau lie detector adalah dengan mengukur perubahan kondisi tubuh seperti denyut jantung, tekanan darah, peningkatan keringat, hingga interval helaan napas.

Maka dari itu ada sejumlah sensor yang dipasang di tubuh objek pemeriksaan untuk mengukur semua parameter perubahan fisiologis sepanjang interogasi. Sensor-sensor itu dipasang di jari-jari tangan, dada, perut dan lengan.

Pemeriksa nantinya akan mengajukan pertanyaan dan reaksi fisiologis seseorang akan terlihat dalam alat poligraf.

Ketika menjawab sebuah pertanyaan, reaksi psikologis yang muncul tanpa disadari sesungguhnya mempengaruhi cara kerja organ tubuh yang ada.

Tanda-tanda itu berupa gagap saat menjawab, berkeringat, hingga gerakan bola mata yang tidak fokus.

Sensor itu dapat mendeteksi apabila ada perubahan yang abnormal dari tubuh Anda.

Hasil pembacaan mengenai reaksi tubuh akan diterjemahkan oleh perangkat elektronik dan tertera pada sebuah kertas dalam bentuk grafik.

Baca juga: Tiga Alasan Putri Candrawathi Sebagai Tersangka harus Ditahan, IPW: Syarat Objektif Terpenuhi

Upaya membuat alat untuk menguji kebohongan seseorang sudah dilakukan sejak 1800-an.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved