Berita Balikpapan Terkini
Anggota DPRD Balikpapan Sarankan Masyarakat Giatkan 3M Cegah DBD
Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan, tak hanya menyita atensi pemerintah, tetapi juga tokoh wakil rakyat
Penulis: Niken Dwi Sitoningrum | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan, tak hanya menyita atensi pemerintah, tetapi juga tokoh wakil rakyat.
Parlindungan Sitohang selaku anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang membidangi Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan dan Kesehatan menanggapi hal tersebut.
Ia mengingatkan pentingnya edukasi dan sosialisasi secara intens kepada masyarakat untuk mewaspadai peningkatan kasus DBD di Kota Beriman ini.
Hingga saat ini, secara akumulatif terdapat 1033 kasus dan 3 kasus kematian akibat penyakit DBD di Kota Balikpapan.
“Kita perlu melakukan edukasi/sosialisasi kepada masyarakat secara intens. Jadi, bukan hanya sekali, juga melibatkan unsur yang ada dari Pemkot hingga tingkat RT,” ucap Parlindungan, Rabu (28/9/2022).
Baca juga: Kasus DBD di Kutai Timur Meningkat, Dinkes Catat Sudah Ada Satu Kasus Kematian di Tahun 2022
Baca juga: Tekan Kenaikan DBD di Balikpapan, Dinkes Sosialisasi dan Distribusikan Larvasida hingga Kelambu Air
Baca juga: 6 Gejala Demam Berdarah yang Perlu Anda Waspadai dan Cara Penanganan DBD pada Anak dan Orang Dewasa
Upaya yang perlu digencarkan kembali adalah kegiatan bersih-bersih seperti kerja bakti massal di lingkungan masing-masing, sehingga dapat mengurangi potensi nyamuk bersarang di tempat-tempat tertentu, khususnya penampungan air bersih.
“Perlu kerjasama, paling tidak semua masyarakat itu harus lebih peduli dengan lingkungannya, pola hidup bersih dan sehat ditingkatkan,” jelasnya.
Saat ini, Kota Balikpapan sudah memiliki kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) yang memang berada di tingkat RT yang rutin berkeliling lingkungannya untuk memberikan penyuluhan, termasuk memantau langsung jentik-jentik nyamuk di penampungan air.
“Ini salah satu tingkat pencegahan,” ucapnya.
“Usaha pencegahan paling sederhana adalah di tempat tidur, dipasangi kelambu. Sebab, nyamuk itu datangnya pagi dan sore,” tegasnya.
Terkait upaya fogging, Parlindungan menilai hal tersebut tidak lah efektif karena membutuhkan takaran yang tepat dalam mencampur cairan yang akan disemprotkan dalam bentuk asap.
Baca juga: Kasus DBD Tertinggi Ada di Balikpapan Selatan, Dinkes Antisipasi Penyediaan Faskes
“Sebetulnya yang bisa menyelesaikan masalah adalah dengan melakukan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M dengan menguras, menutup dan mengubur supaya menghentikan siklus kehidupan dari jentik nyamuknya, sehingga jangan sampai menjadi larva,” tutupnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel