Berita Bontang Terkini
Tekan Kasus DBD Tanpa Fogging dan Abate, Dinkes Bontang Bakal Pakai Skema Baru Wolbachia Project
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang mulai mengkhawatirkan. Terlebih kasus DBD belakangan ini juga tengah meningkat hingga menelan korban jiw
Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang mulai mengkhawatirkan.
Terlebih kasus DBD belakangan ini juga tengah meningkat hingga menelan korban jiwa di beberapa kabupaten/kota lainnya.
Dari data Dinas Kesehatan dalam sdua bulan terakhir ini, kasus DBD di Bontang tercatat sebanyak 59 kasus.
Sebenarnya nyaris semua kelurahan di Bontang memiliki kasus DBD.
Namun kelurahan yang memiliki presentasi DBD tertinggi berada di Tanjung Laut, dengan jumlah 9 kasus.
Baca juga: Kasus DBD Tertinggi Ada di Balikpapan Selatan, Dinkes Antisipasi Penyediaan Faskes
Sementara Kelurahan Bontang Lestari, Guntung, dan Bontang Kuala nol kasus.
Sedangkan Api-api satu kasus dan Kanaan 2 kasus. Kemudian Gunung Elai dan Gunung Telihan 3 kasus.
Selanjutnya Satimpo dan Belimbing dengan 4 kasus dan Bontang Baru, Berbas Pantai lima kasus, lalu Tanjung Laut Indah 7 kasus.
Terakhir Berbas Tengah dan Loktuan sama-sama memiliki 8 kasus.
Bahkan data yang dihimpun, terdapat 1 kasus orang meninggal dunia di Tanjung Laut akibat DBD.
Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan atau Kadinkes Bontang dr Toetoek Pribadi mengatakan, kasus DBD belakangan ini tengah meningkat.
Namun tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Sebab pencegahan DBD ini bisa dilakukan dengan cara lama, yakni 3M plus. Menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas.
Baca juga: Hingga Agustus 2022, Ada Sebanyak 30 Kasus DBD di Penajam Paser Utara
Kemudian tentu setiap orang juga harus menghindari gigitan nyamuk dengan memasang kelambu dan membakar obat nyamuk.
Langkah ini dianggap lebih mujarab ketimbang pemerintah melakukan fogging alias pengasapan di rumah penduduk.
“Itu langkah paling efisien. Daripada fogging yang ongkosnya lebih mahal,” kata Toetoek dikonfirmasi TribunKaltim.co, Rabu (28/9/2022).
Menurut mantan PLT Dirut RSUD ini, Diskes Bontang saat ini lebih menggencarkan kegiatan edukasi kepada publik terkait kesadaran akan bahaya DBD, yaitu dengan lebih mengedepankan gaya hidup sehat yang dimulai dari lingkungan tempat tinggal.
Pasalnya, bila mengharapkan fogging maka selain beban anggaran kepada pemerintah, masyarakat yang juga dapat mengajukan secara mandiri akan menguras isi kantong.
“Karena pakai pengasapan model seperti itu harus pakai pestisida. Selain beban anggaran, fogging juga bahaya untuk hewan ternak bila salah takaran,” tuturnya.
Baca juga: Waspada DBD di Berau, Penyebabnya Cuaca Tidak Menentu
Toetoek juga menjelaskan saat ini Bontang dipilih menjadi pilot project atas percobaan metode baru dalam melenyapkan DBD, yakni Wolbachia Project.
Dalam proyek itu, secara sederhana Pemerintah bakal menyebar varian nyamuk Wolbachia.
Nyamuk itu kemudian akan kawin silang dengan nyamuk aedes yang menyebarkan DBD.
Bila berhasil, virus nyamuk DBD akan lumpuh dan tidak menyebarkan demam berdarah lagi.
Tetapi untuk memantapkan program ini, Dinkes Bontang berencana melakukan studi banding ke Yogyakarta.
Jika ini berhasil, ia memastikan pola penanganan akan berbeda. Sudah tidak mengandalkan fogging dan menabur abate.
Baca juga: 11 Orang Terjangkit DBD di Kutai Barat, Musim Hujan Jadi Pemicu Lonjakan Kasus
“Yah Bontang terpilih pilot project. Itu nyamuk Aedes Aegepty kawin dan menelurkan jentik. Nanti jentik itu akan ber-wolbachia. Jadi tidak perlu lagi fogging dan pakai abate,” jelas dia.
Sementara waktu ini, pemerintah tetap mengandalkan fogging. Hanya saja lokasi penyemprotan akan dipilih secara selektif dan tidak hanya berdasarkan laporan warga.
“Yang lebih kami tekankan itu, terkait pantauan mandiri masyarakat. Dengan memastikan proses 3M plus dilakukan,” bebernya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.