Berita Balikpapan Terkini
Sampah Jadi Energi, Kesejahteraan Warga Sekitar TPAS Manggar Meningkat Berkat Jaringan Gas Metan
Dukungan pemerintah dan peran PT PHM membina masyarakat sekitar TPAS Manggar hingga mampu mengelola energi baru terbarukan (EBT) dari sampah organik.
Lalu bagaimana awalnya hingga gas metan itu kini menjadi andalan warga sekitar TPAS Manggar?
Sedikit informasi, lokasi TPAS Manggar memiliki luasan lahan sebesar 45 hektare dengan 7 zona sanitary landfill dan zona pemanfaatan lainnya.
Berdasarkan jumlah penduduk Kota Balikpapan saat ini, kurang lebih 467 ton sampah setiap harinya masuk ke TPAS Manggar.
TPAS Manggar merupakan TPA Terbaik se-Indonesia, yang mana hal ini mengacu pada manfaat yang diberikan akan keberadaannya di tengah masyarakat.
Salah satu faktornya juga, karena tumpukan sampah yang berada di TPAS Manggar ini bahkan tak menimbulkan bau menyengat bagi warga sekitar.
Selain itu, metode sanitary landfill yang digunakan untuk memproses tumpukan sampah ini berhasil menghasilkan gas metan yang kemudian ditangkap melalui hasil dekomposisi sampah organik dan proses pemurnian.
Gas metan (CH4) yang dihasilkan itulah yang kini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber energi yang digunakan sehari-hari.

Terobosan ini, bermula di tahun 2018, saat PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) hadir mendampingi UPTD TPAS Manggar untuk dapat mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan cara memanfaatkan potensi yang ada, dalam hal ini, sampah menjadi sumber energi.
"Tahun 2018 itu kita mulai ada inovasi, jika sebelumnya kami menangkap gas metan dari air lindi, saat ini kita berhasil menangkapnya dengan tumpukan sampah organik padat yang berada di sanitary landfill," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPAS Manggar, Haryanto kepada Tribun Kaltim.
Mulanya, hasil tangkapan gas metan dari air lindi tersebut hanya mampu memberikan energi secara internal bagi operasional TPAS Manggar.
Kini, jumlah tangkapan gas metan yang meningkat mampu menyalurkan gas metan sebagai sumber energi bagi masyarakat yang lebih luas.
"Dari gas metan, dikelola lagi untuk menghasilkan produk-produk yang dapat kami kembangkan menjadi usaha kecil (produk wisata), seperti kripik, kue-kue jajanan pasar, gula merah, dan lain-lain," kata Ketua Pengelola Gas Metan (PGM) TPAS Manggar Balikpapan, Karti.
Karti yang juga mengembangkan potensi dirinya melalui pembinaan yang dilakukan PT PHM turut serta berpartisipasi dalam perputaran ekonomi di wilayahnya itu melalui usahanya berupa warung makan dan sauna.
"Apalagi sejak ditetapkan sebagai Kampung Energi WasteCo tahun lalu, wilayah kami ini jadi kampung wisata," lanjut Karti.
Tak hanya itu, TPAS Manggar juga membuka arealnya untuk dijadikan wisata edukasi bagi siapapun yang tertarik untuk berkunjung.