Berita Balikpapan Terkini

Implementasi Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Balikpapan, Siswa Gelar Pameran Karya

Penerapan Kurikulum Merdeka di Balikpapan sudah dimulai pada Tahun Ajaran 2022-2023 yang sedang berjalan

Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM
Salah satu stand pameran karya siswa-siswi SMAN 1 Balikpapan dalam rangka penerapan Kurikulum Merdeka.TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Penerapan Kurikulum Merdeka di Balikpapan sudah dimulai pada Tahun Ajaran 2022-2023 yang sedang berjalan.

SMAN 1 Balikpapan adalah salah satu sekolah di Balikpapan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara keseluruhan pada siswa-siswi tiap jenjang kelasnya.

Dalam penerapannya, SMAN 1 Balikpan menggelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian dari mata pelajaran dari Kurikulum Merdeka.

"Ini merupakan salah satu karya anak-anak (siswa-siswi) setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan menumbuhkan karakter anak yang diikuti dari kelas 10 sampai kelas 12," kata Hayati, Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Balikpapan.

Baca juga: Disdikbud Harap Penerapan Kurikulum Merdeka di Balikpapan Bisa Merata

Baca juga: Pemkab Paser Dukung Kurikulum Merdeka Belajar

Baca juga: Komisi I DPRD Berau Akan Panggil Dinas Pendidikan Bahas Kurikulum Merdeka Belajar

Adapun, berbagai tema diangkat pada masing-masing kelas, salah satunya membahas pola pikir generasi muda khususnya generasi Z untuk lebih menghormati orang yang lebih tua.

“Ini yang menjadi fokus kami, untuk memberikan informasi kepada teman-teman dan seluruh generasi Z.

Kami juga telah membuat video berkonsep edukasi yang kami sajikan pada channel YouTube kami," ujar Salwa, siswa kelas XI SMAN 1 Balikpapan.

Salwa bersama dengan timnya mengerjakan proses pembuatan video edukasi yang ada pada channel YouTube-nya dalam waktu satu minggu. Orang tua dan guru tentunya sangat mendukung hal ini.

Selain proyek yang dikembangkan Salwa dengan tujuan untuk membentuk pola pikir Generasi Z yang juga menjadi bagian pembelajaran di Kurikulum Merdeka, kelas lainnya mengusung konsep untuk gencar menyosialisasikan dan meminimalisir penyalahgunaan kelompok pelajar dalam lingkup sekolah.

"Circle pertemanan, contohnya sejumlah teman dekat yang biasa melakukan sesuatu bersama-sama sebagai sebuah kelompok.

Circle yang buruk atau toxic akan selalu iri atas kesuksesan yang kita raih dan selalu ingin menang sendiri (egois), membuat kita merasa rendah diri," tutur Annisa Kelas X-4 SMAN 1 Balikpapan.

Dampak dari circle yang buruk atau toxic tersebut akan membuat seseorang melupakan kewajibannya dan melupakan jati dirinya.

Hal tersebut tentunya merupakan pengaruh yang negatif, khususnya bagi generasi muda yang masih dalam upaya mengeksplorasi diri.

Circle pertemanan akan mampu mengubah gaya hidup seseorang ke depannya.

Annisa memberikan solusi untuk menghindari circle pertemanan yang buruk, yaitu dengan menghindari berkumpul dengan mereka (circle toxic).

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved