Breaking News

Berita Samarinda Terkini

Ayah di Samarinda Diduga Bunuh Anaknya dan Kemudian Lakukan Bunuh Diri

Selain itu, di sebelahnya tergeletak jasad sang anak yakni AS (7) yang diduga lebih dahulu dihabisi sebelum pelaku yakni Muhammad.

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Jasad AS saat dibawa ke RSUD AW Syahranie guna dilakukab visum bersama jasad sang ayah, Muhammad. Kejadian ini diduga karena latar belakang persoalan rumah tangga, Kamis (17/11/2022). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Warga di seputaran Jalan Bung Tomo dibuat geger dengan ditemukannya Muhammad (47), dengan kondisi tak bernyawa dalam posisi tergantung.

Lokasi itu di kediamannya Gang 2, RT 20, Kelurahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang, Kamis (17/11/2022) Pukul 14.00 Wita.

Selain itu, di sebelahnya tergeletak jasad sang anak yakni AS (7) yang diduga lebih dahulu dihabisi sebelum pelaku yakni Muhammad, menghabisi nyawanya sendiri dengan cara yang tragis tersebut.

Kepada TribunKaltim.co, Nurwahidah (27) yang merupakan istri Muhammad sekaligus ibu dari AS bercerita.

Baca juga: Peragakan 18 Adegan di Polsek Samarinda Seberang, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan

Bahwa semalam atau Rabu 16 November 2022, sang suami memang sudah mengancam akan menghabisi nyawa sang anak jika ia tidak mau diajak rujuk.

"Karena kami sudah pisah lebih dari sebulan lalu, dan saya sudah ajukan gugatan cerai. Nah anak saya (AS) ini diambil paksa dari saya sejak 10 hari lalu, di rumah orangtua saya di Teluk Lerong," jelasnya saat dijumpai pewarta ini di rumah sakit.

Karena yakin sang suami tidak mungkin melakukan hal buruk terhadap anaknya, ia memilih tak menggubris pesan tersebut.

Dapat Firasat Buruk

Namun ia merasakan firasat buruk akan anaknya. Secara terus menerus ia seakan mendengar suara AS memanggil namanya berulang kali.

Karena itulah ia bertekad untuk mengambil kembali sang buah hati di hari ini.

Ia juga bercerita, dirinya memilih berpisah sebab beberapa bulan memang kerap cekcok dengan sang suami.

Baca juga: Kasus Subang Terbaru, Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak Sebenarnya Terekam CCTV? 1 Kejanggalan Disorot

Meski tidak ringan tangan, namun sang suami memiliki temperamental yang buruk.

Ditambah lagi ia dilarang untuk bekerja, sementara penghasilan Muhammad yang hanya menjadi tukang service mesin jahit tidak dapat menutupi kebutuhan sehari-hari mereka.

"Makanya sebelum ke seberang mau ambil anak, jam 8 (pagi) saya lapor ke kantor polisi Juanda (Polsek Samarinda Ulu) supaya ditemani polisi dan aman kalau dia (suami, pelaku bunuh diri) bertindak nekat," bebernya lagi.

Tepat Pukul 12.30 Wita, ia tiba di rumah atau TKP. Saat hendak menaiki tangga rumah, dirinya mendapati ayah sambungnya berlari menggendong AS turun.

"Kata bapak, suami saya sudah gantung diri. Anak saya enggak sadar di lantai, tapi badannya masih hangat jadi buru-buru ambil motor baru ke puskesmas," jelasnya.

Baca juga: Motif dan Fakta Baru Ayah Bunuh Anak dan Aniaya Istri di Depok, Jam 5 Pagi Sudah Pakai Seragam SD

Setibanya di sana, pihak puskesmas akhirnya menyarankan mereka untuk membawa AS ke Rumah Sakit I.A Moeis Kota Samarinda.

"Tapi sampai di sana kata dokter anak saya sudah meninggal dari 2 atau 3 jam sebelum ditemukan karena badannya sudah kaku," lirihnya sambil terisak menangis mengenang sang anak.

Polisi Periksa Saksi

Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Anton Saman didampingi Kanit Reskrim Ipda Dedy Lantang menjelaskan langkah awal kepolisian saat ini mereka telah mendatangi dan melakukan olah TKP.

Diterangkannya juga, saat ini jasad ayah dan anak tersebut telah dievakuasi ke rumah sakit guna dilakukan visum.

"Pihak keluarga juga atas keinginan sendiri menolak untuk dilakukan autopsi," jelasnya saat dijumpai di ruang jenazah RSUD AW Syahranie.

Ditambahkannya saat ini pihaknya belum bisa berspekulasi apa motif dari Muhammad mengakhiri hidupnya sendiri.

Oleh sebab itu mereka masih melakukan penyelidikan dan masih menunggu hasil visum guna mengetahui penyebab pasti keduanya tewas, terlebih AS yang turut menjadi korban.

"Kami masih memeriksa sejumlah saksi. Dan nanti juga akan kita panggil pihak keluarga untuk dimintai keterangan," pungkas Ipda Dedy Lantang. 

Disclaimer

Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

>>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved