IKN Nusantara
Investor Korsel, Studi Kelayakan Terowongan Bawah Laut IKN Nusantara Rampung 2022
Investor dari Korea Selatan, studi kelayakan terowongan bawah laut IKN Nusantara rampung 2022
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra
TRIBUNKALTIM.CO - Studi kelayakan terowongan bawah laut di IKN Nusantara atau Ibu Kota Nusantara ditarget rampung akhir tahun ini.
Diketahui, jarak Balikpapan - IKN Nusantara akan makin singkat dengan adanya terowongan bawah laut tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, pengerjaan proyek jalan tol di Ibu Kota Negara Nusantara, Kalimantan Timur telah bergulir dan ditargetkan rampung pada tahun 2024 mendatang.
Dari bentangan rencana pembangunan jalan tol IKN yang akan digarap, ada rencana pembangunan immerse tunnel atau terowongan bawah laut.
Terowongan bawah laut dinantikan lantaran belum ada di Indonesia.
Baca juga: Bisnis Ramah Lingkungan, Airlangga Hartarto Beber Strategi Bangun IKN Nusantara
Alternatif ini dipilih sebagai upaya menjaga lingkungan dengan melindungi habitat satwa endemik Kalimantan di Teluk Balikpapan yakni Bekantan.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Timur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Junaidi mengatakan saat ini proyek terowongan tol bawah laut masih dalam proses studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan ditargetkan FS akan selesai tahun ini.
Tahapan berikutnya akan dilakukan detail engineering design tahun depan.
"Kemungkinan baru akan dibangun setelah tahun 2024," ujar Junaidi dalam Media Briefing Pembangunan IKN di Hotel Novotel Balikpapan, Minggu (6/11/2022).
Ia mengatakan terowongan tol bawah laut ini akan dibangun pada kedalaman sekitar 40 meter dengan lebar jalan sekitar 22 meter dan panjang jalan sekitar 1 km.
Nantinya, bila terowongan ini berhasil dibangun maka target waktu tempuh dari Bandara Sepinggan di Balikpapan menuju KIPP sekitar 30 menit bisa tercapai dan menjadi lebih dekat ketimbang melalui Jembatan Pulau Balang.
Ia memperkirakan proyek terowongan bawah laut yang bekerja sama dengan investor dari Korea Selatan ini akan menelan biaya sekitar Rp 3 triliun.
Ia memastikan pembangunan terowongan ini tidak akan mempengaruhi ekosistem air di sekitar Teluk Balikpapan ini.
"Kami sedang mempelajari lebih detil dan melihat proyek serupa yang pernah dibangun di negara lain," kata dia.
Sejauh ini, proyek jalan tol yang akan dibangun antara lain jalan tol Karang Joang-KKT Kariangau (13,4 kilomter/km), KKT Kariangau-Simpang Tempadung (7,32 km), dan Simpang Tempadung- Jembatan Pulau Balang (6,67 km).
Selain itu, pemerintah juga akan membangun jalan tol segmen Bandara VVIP - Rencana Outer Ring Road Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) sepanjang 5,77 km.
Namun, ada sejumlah proyek yang ditargetkan baru akan dikerjakan setelah 2024.
Proyek ini antara lain Bandara Sepinggan-Tol Balikpapan Samarinda sepanjang 8,35 km, jalan tol Balikpapan-Samarinda eksisting sepanjang 2,89 km. (*)