Berita Nasional Terkini

Terbaru! Terjawab Sudah Teka-teki Satu Keluarga di Kalideres Meninggal? Polisi: Bukan Mati Kelaparan

Pplisi mengungkap sejumlah titik terang satu kasus satu keluarga di Kalideres meninggal dunia.

Editor: Doan Pardede
Warta Kota/Miftahul Munir
Direktur Reserse Kiminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi. Pplisi mengungkap sejumlah titik terang satu kasus satu keluarga di Kalideres meninggal dunia. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pplisi mengungkap sejumlah titik terang satu kasus satu keluarga di Kalideres meninggal dunia.

Salah satunuya. temuan belatung menjadi pentujuk penting soal kapan waktu satu keluarga di Kalideres meninggal dunia sebenarnya.

Polisi memperoleh beberapa kemajuan dari penyelidikan terkait motif, mematahkan spekulasi penyebab tewas kelaparan.

Temuan baru transaksi penjualan mobil senilai Rp160 juta dan kemungkinan barang lain.

Baca juga: Terbaru Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Beberkan Temuan Buku Mantra dan Kemenyan

Aliran uang hasil penjualan masih ditelusuri.

Fakta lain, temuan terkait buku-buku agama di tempat kejadian perkara (TKP). Benarkah terkait sekte tertentu?

Polda Metro Jaya melaksanakan kolaborasi interprofesi scientific crime investigation melibatkan berbagai disiplin keahlian.

Kasus ini bermula dari penemuan empat mayat di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022). Diketahui, empat mayat itu satu keluarga.

Kemajuan Penyelidikan Polisi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah kemajuan penyelidikan kasus tersebut.

Hengki mengatakan, pihaknya menemukan banyak belatung di dalam rumah satu keluarga yang tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, saat melakukan olah TKP lanjutan, Rabu (16/11/2022).

Dua orang yang mengaku dari pihak kepolisian datangi rumah di Citra Grand I Ekstension AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (15/11/2022) sore.
Dua orang yang mengaku dari pihak kepolisian datangi rumah di Citra Grand I Ekstension AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (15/11/2022) sore. (Ist)

"Kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal," ujar dia, kepada wartawan pada Rabu (16/11/2022).

Dari temuan tersebut, menurut Hengki, pihaknya akan melibatkan ahli, guna melakukan pemeriksaan terkait kondisi belatung.

Baca juga: Dian dan Budianto Ketahuan Simpan Mayat di Rumah, Paman Keluarga Kalideres Minta Jangan Lapor Polisi

"Jadi gini rekan-rekan, ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian. Dan ini memang perlu ahli yang nanti akan menjelaskan," tuturnya.

"Dan ini bukan satu ahli. Makanya ada interkolaborasi profesi berbagai ahli dalam rangka scientific crime investigation," sambung Hengki.

Atas hal itu, ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal penemuan belatung.

Usai penyelidikan rampung, mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat tersebut akan menjelaskannya secara menyeluruh.

"Nanti kami akan jelaskan, kami akan simpulkan di akhir penyelidikan. Tim ahli yang akan menjelaskan," kata dia.

Motif mulai terang

Lebih lanjut Hengki mengatakan kemajuan yang didapat mematahkan dugaan dan spekulasi motif-motif yang berkembang di publik.

"Kami memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini. Salah satunya terkait motif, kami bisa patahkan beberapa motif lain sebelumnya," kata Hengki.

Namun, Hengki belum bisa membeberkan apa motif sebenarnya dari tewasnya satu keluarga tersebut.

Polisi, kata Hengki, masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Karena dalam penyelidikan ini, kami harus menentukan sebab kematian dan motif," kata mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat tersebut.

Sebelumnya Hengki mengatakan pihaknya tengah menelusuri dugaan barang-barang lain yang dijual terkait tewasnya satu keluarga di dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Baca juga: Margaretha, 1 dari 4 Orang Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Sudah Meninggal Sejak Mei 2022

Jual Mobil Senilai Rp 160 Juta

Polisi berhasil menemukan mobil Honda Brio milik satu keluarga yang tewas di salah satu showroom mobil bekas di wilayah Jakarta Barat.

Mobil berpelat nomor B 2601 BRK tersebut sebelumnya disebut hilang.

Mobil itu ternyata dijual Budiyanto Gunawan yang merupakan salah satu korban dalam tewasnya satu keluarga.

"Pada bulan Januari dijual oleh almarhum Budiyanto ke showroom di Kalideres," ujar Hengki.

Hengki menuturkan bahwa pihaknya masih menelusuri uang dari hasil penjualan mobil itu senilai Rp160 juta.

"Kita masih dalami semuanya, termasuk kita berikan fakta baru ada barang lain yang diduga dijual juga kita sedang telusuri, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita pecahkan juga," ujar dia.

Dati investigasi sementara dikabarkan keluarga korban memiliki sebuah mobil dan sepeda motor.

Namun, belakangan ini tak terlihat lagi keberadaannya.

Hal itu dibenarkan salah satu tetangga korban yang bersebelahan langsung dengan rumahnya, Tio (58) saat ditemui, Sabtu (12/11/2022).

"Tadinya ada mobil dan motor. Belakangan dia jalan kaki, motor juga nggak ada. Dari mobil Brio, terus Scoopy tuh motor," jelas Tio.

Benarkah Terkait Sekte Tertentu?

Kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres Jakarta Barat disebut-sebut terkait dengan sekte tertentu.

Polisi juga menyebut ada temuan terkait buku-buku agama di tempat kejadian perkara (TKP).

Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa pihak kepolisian tidak bisa memiliki sebuah mindset dalam penyelidikan kasus satu keluarga tewas di Kalideres.

Untuk mengungkap kasus satu keluarga meninggal misterius di Kalideres, menurut Hengki, tim ahli yang akan menjelaskan dan dipadukan dengan penyelidikan.

"Jadi begini ya dalam melaksanakan penyelidikan suatu kasus kami dari penyidik tidak boleh memiliki mindset, misalnya sekte," kata Hengki Haryadi kepada wartawan di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022) malam.

Bukan Kelaparan

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, mengatakan masih terus mendalami motif dan penyebab kematian satu keluarga tersebut.

"Iya, dalam arti bukan kelaparan terus mati, tapi ini masih kami dalami lebih lanjut lagi," kata eks Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan tersebut.

Menurut Zulpan berdasarkan bukti-bukti yang ada sejauh ini bahwa kelaparan bukanlah faktor utama dalam kematian satu keluarga itu.

Kendati demikian, ia mengatakan Polda Metro Jaya tidak akan terburu-buru menyimpulkan, karena perlu kehati-hatian mengungkap kasus ini.

"Jadi, belum bisa disampaikan dulu ya. Tapi ya kemungkinannya memang ya tidak mengarah mati karena kelaparan begitu ya," tutur dia.

Di sisi lain, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa kasus itu sudah ada titik terang.

"Tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat memperoleh titik terang dalam penyelidikan berdasarkan metode penyelidikan induktif maupun deduktif," katanya.

Namun, ia masih belum mau membeberkan seperti apa titik terangnya lantaran pihaknya masih terus meminta pertolongan para ahli.

Hal tersebut dilakukan guna mengungkap penyebab kematian satu keluarga itu.

"Polda Metro Jaya saat ini melaksanakan kolaborasi interprofesi scientific crime investigation melibatkan berbagai disiplin keahlian," tutur Hengki.

"Seperti forensik dan medikolegal, pathologi anatomi, psikiatri dan psikologi forensik, toksikologi forensik dan ahli DNA. Selain kedokteran forensik, Polri juga melibatkan para ahli dari Universitas Indonesia," lanjutnya.

Warga Mengira Mereka Pindah Rumah

Tetangga korban bersebelahan langsung dengan rumahnya, Tio (58) mengira keluarga itu sudah pindah rumah,.

"Tadinya ada mobil dan motor. Belakangan dia jalan kaki, motor juga nggak ada. Dari mobil Brio, terus Scoopy tuh motor," jelas Tio, Sabtu (12/11/2022).

Menurut Tio, ketiadaan kendaraan itu tadinya dianggap tetangganya itu sudah pindah, dan hanya menyisakan sang anak, Dian.

Bukan tanpa alasan Tio berpikir demikian, sebelumnya saat perayaan Imlek, ia pernah menanyakan kepada Dian, keberadaan mamahnya.

Namun, ia hanya menyampaikan kalimat berulang, yakni 'pindah'.

"Biasanya kami bersungkem kalau Imlek, kami nanya ke anaknya yang namanya Dian. Saya tanya, 'mama kemana?' dia jawab 'pindah, pindah,'" jelas Tio.

Meski begitu, Tio kerap melihat sesekali sang bapak datang untuk mengontrol rumahnya.

Saat itu, Tio mengira jika keluarga tersebut pindah ke rumah baru yang tidak jauh lokasinya.

"Ya itu sejak yang saya tanya (ke bapaknya) dari Februari ke Maret, pastinya saya tidak ingat. Mobilnya sudah tidak ada," ujar Tio.

"Saya ingat, eh mobil udah enggak ada, pindah nih. Saya pikir pindahnya dekat-dekat. Soalnya si bapak suka datang ke sini, saya pikir kontrol rumah kali yah gitu," lanjutnya.

Diketahui, kata Tio, dari keempat orang tersebut, hanya sang ayahlah yang bisa mengendarai mobil.

Sementara, sang paman yang tinggal bersamanya, menurut dugaan Tio, sudah tak bekerja lagi semenjak Covid-19.

Pasalnya, dahulu sang paman kerap pergi pagi pulang sore, namun sekarang tidak lagi.

Sementara sang ibu dan anak, kata Tio, diketahui tidak bekerja.

"Nah bertiga tuh kalau ke pasar atau ke supermarket ketemu. Saya pikir apa pindahnya deket ya, kok enggak pernah ketemu di pasar, saya pikir gitu,"

Ia juga mengaku kaget dengan penemuan empat mayat dalam satu rumah tersebut.

"Waktu dengar ada empat korban, saya kaget. Soalnya saya udah lama enggak dengar, biasanya kan kalau dia ngobrol, saya lagi kerja-kerja di sini akan kedengaran, ini tuh enggak ada suara loh," ucap Tio seperti dilansir Tribunnews.com dengan judul Bukan Mati Kelaparan, Polisi Sebut Belatung di Mayat Satu Keluarga di Kalideres Jadi Petunjuk

Bantah Ada Pencurian

Polisi mengungkapkan barang-barang milik satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat yang hilang ternyata bukan dicuri, melainkan dijual.

Fakta ini diketahui setelah polisi mengecek handphone milik korban lewat proses digital forensik.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut korban sempat menghubungi sebuah nomor untuk menjual barang-barang yang ada di rumah.

"Ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor ini terkait penjualan barang-barang yang ada di rumah, apakah itu mobil kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Dengan fakta ini, kata Hengki, maka isu yang sempat beredar bahwa barang-barang milik keluarga itu telah dicuri tidak terbukti.

"Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa kita patahkan," ucap dia.

Ada Buku Mantra hingga Kemenyan di Rumah Keluarga Tewas di Kalideres

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap temuan baru berupa barang-barang di rumah keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Temuan tersebut di antaranya ada buku mantra, kemenyan, hingga buku-buku lintas agama.

Ada dugaan buku-buku hingga kemenyan tersebut kerap digunakan oleh salah satu korban untuk melakukan ritual tertentu.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki dilansir Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Lebih lanjut Hengki menyebut bahwa salah satu korban yang diduga melakukan ritual tertentu tersebut adalah Budyanto.

Temuan terkait dugaan ritual yang dilakukan Budyanto tersebut terkuak setelah Tim Asosiasi Psikologi menemukan keidentikan ritual tersebut dengan keterangan saksi dan bukti di lokasi.

Hengki menambahkan, dalam keluarga tersebut ada kepercayaan bahwa ritual tersebut bisa membuat kondisi lebih baik dan bisa mengatasi masalah yang terjadi.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," terang Hengki.

Berita Nasional Terkini Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved