Ekonomi dan Bisnis

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan, Airlangga: Restrukturisasi Kredit UMKM

Airlangga Hartarto optimis terhadap laju pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah kondisi ekonomi global yang diprediksi

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di perkotaan melesat. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Dalam rangka untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, tentu perlu kesiapan.

Satu di antaranya yakni ada progam lanjutan restrukturisasi kredit untuk kalangan UMKM di Indonesia. 

Hal itu dibeberkan oleh Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dikutip dari laman Kemenko Perekonomian, Sabtu (10/12/2022).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimis terhadap laju pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah kondisi ekonomi global yang diprediksi akan diselimuti “awan gelap”.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2023 Diprediksi Tumbuh 5 Persen, Ekonom UI: Tetap Waspada 

Meskipun terjadi perlambatan, Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia masih memperlihatkan kinerja positif dan berada pada level ekspansi 50,3.

Kemudian, kata Airlangga, keberlanjutan program restrukturisasi kredit bagi UMKM, bantalan fiskal sebagai sorb absorbent bagi sektor energi, harmonisasi seluruh supply chain di sektor pangan, dan antisipasi sektor padat karya untuk mendukung para pekerja menjadi bagian dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi ke depan.

"Tentu tahun depan adalah pertaruhan Indonesia, karena kalau kita bisa menangani tantangan yang ada di tahun depan, maka kami berharap bahwa Indonesia bisa lepas landas berikutnya. Karena tantangan kita sudah dua tahun ini kita bisa survive, tinggal tahun depan lagi kita harus bisa bertahan dan pada saat itu tidak banyak juga negara yang bisa take off seperti Indonesia," ucap Airlangga.

Kesuksesan leadership Indonesia mengorkestrasi gelaran akbar Presidensi G20 telah membuat Indonesia mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional dan semakin berperan penting untuk berkontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia.

Diakhiri dengan KTT G20 pada November lalu, Presidensi G20 Indonesia juga berhasil menelurkan hasil konkret diantaranya yakni Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), pandemic fund, financial intermediary fund, Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Asia Zero Emmision.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kepiawaian Indonesia memosisikan diri di tengah gejolak geopolitik global.

Baca juga: Dampak Keberadaan IKN, Kualitas Layanan Pemerintahan dan Pertumbuhan Ekonomi di Kukar Meningkat

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia pada Juni lalu, dan diundangnya Ukraina sebagai invitee dalam Forum G20 telah memperlihatkan kemampuan Indonesia untuk menjadi negara penengah.

Pada akhirnya, KTT G20 Indonesia mampu menghasilkan deklarasi yang dapat diadopsi semua negara anggota.

Resonansi positif Forum G20 juga terus berlanjut dalam KTT APEC di Bangkok yang menghasilkan APEC Leaders' Declaration 2022 dengan mengadopsi penuh G20 Bali Leaders’ Declaration.

"Negara lain melihat Indonesia menyelesaikan persoalan dengan komunikasi, dengan softpower. Nah, ini dikelola secara baik oleh Bapak Presiden," kata Airlangga.

Momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia juga mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,72 persen (yoy).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved