Berita Nasional Terkini
Reaksi Keras ICW Usai Luhut Binsar Sebut OTT KPK Perburuk Citra Bangsa, LBP Dinilai Kurang Baca Buku
Reaksi keras ICW usai Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebut OTT KPK perburuk citra bangsa. LBP dinilai kurang baca buku.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) terkini.
Terbaru Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) kembali jadi sorotan publik.
Lantaran pernyataannya yang menyebut OTT KPK tak baik, bahkan memperburuk citra bangsa.
Tengok reaksi keras Indonesia Corruption Watch (ICW) usai Luhut Binsar Pandjaitan sebut OTT KPK perburuk citra bangsa.
Ya, LBP dinilai kurang baca buku dan referensi.
ICW menanggapi komentar Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar tidak sering melakukan operasi tangkap tangan (OTT).
Menurut ICW, KPK tidak boleh diintervensi kekuasaan manapun, termasuk pihak eksekutif.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Luhut Binsar Bocorkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rampung 2023, Diresmikan Jokowi dan Xi Jinping
Menurut Luhut, OTT membuat negara ini jadi buruk.
“OTT tidak boleh dicampuri oleh cabang kekuasaan manapun, termasuk eksekutif, apalagi Saudara Luhut,” kata Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Rabu (21/12/2022).
Dia meminta Presiden Joko Widodo menegur Luhut dan meminta menterinya itu tidak mencampuri penegakan hukum.
Kurnia mengatakabn, OTT merupakan salah satu langkah lembaga antirasuah menindak dugaan perilaku korupsi.
ICW menilai, OTT terbukti ampuh membersihkan seluruh cabang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Ratusan orang yang terdiri atas pejabat, aparat penegak hukum, hingga swasta berhasil diseret ke dalam jeruji besi karena korupsi.
Baca juga: Berita Terbaru Ismail Bolong, Polri Bakal Gandeng KPK hingga PPATK Ungkap Kasus Tambang Ilegal
OTT dinilai berdampak besar dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Apakah Saudara Luhut Binsar tidak senang jika KPK, yang mana merupakan representasi negara, melakukan pemberantasan korupsi?” ujar Kurnia.
Kurnia mengatakan, ICW sulit memahami logika berpikir Luhut yang menyebut bahwa OTT membuat citra Indonesia buruk.
Menurut ICW, pemberantasan korupsi yang dilakukan secara maksimal akan membuat citra Indonesia membaik dan diapresiasi oleh warga dunia.
Luhut kemudian diminta membaca pemberitaan pada tahun 2013.
Saat itu, KPK mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay Award karena dinilai berhasil memberantas korupsi dengan masif.
“Kami menduga dua hal. Pertama, Saudara Luhut kurang referensi bacaan terkait dengan pemberantasan korupsi. Dua, Saudara Luhut tidak paham apa yang ia utarakan,” ujar Kurnia.
Baca juga: Kecewa dengan Polri Tangani Kasus Tambang Ismail Bolong, MAKI: Kalau Ditangani KPK Lebih Independen
Sebelumnya, Luhut percaya digitalisasi pada berbagai sektor akan membuat OTT tindak pidana korupsi tidak lagi terjadi.
Sebab, tidak ada celah untuk melakukan tindak pidana korupsi.
Luhut mengungkapkan sejumlah keuntungan dari penerapan digitalisasi di sektor pelabuhan hingga transaksi melalui aplikasi E Katalog.
Aplikasi ini dikembangkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Menurutnya, aplikasi tersebut berhasil memuat 2,3 juta item dengan nilai Rp 1.600 triliun.
Jumlah itu setara 105 miliar dolar Amerika Serikat.
Luhut lantas menyebut aspek itu menjadi tempat korupsi.
Baca juga: Menkomarinves Sebut OTT yang Dilakukan KPK Rusak Citra Indonesia di Mancanegara
Namun demikian, dalam jumlah transaksi sebesar itu tidak akan ada yang bisa melakukan kecurangan jika pemerintah menerapkan digitalisasi.
"Karena ini mengubah negeri ini, kita enggak usaha bicara tinggi-tinggilah, kita OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget," kata Luhut di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2022).
Luhut lantas meminta KPK agar tidak kerap melakukan OTT.
Menurut dia, ketika sistem digitalisasi sudah berhasil maka tidak akan ada koruptor yang berani melakukan korupsi.
"Ya kalau hidup-hidup sedikit bisa lah. Kita mau bersih-bersih amat di surga sajalah kau," ujar Luhut.
"Jadi KPK pun jangan pula sedikit-sedikit tangkap-tangkap, itu. Ya lihat-lihatlah, tetapi kalau digitalisasi ini sudah jalan, menurut saya, (koruptor) enggak akan bisa main-main," imbuh dia. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Menteri Luhut Minta KPK Tidak Sering Lakukan OTT, ICW: Saudara Luhut Kurang Referensi Bacaan, https://jabar.tribunnews.com/2022/12/21/menteri-luhut-minta-kpk-tidak-sering-lakukan-ott-icw-saudara-luhut-kurang-referensi-bacaan?page=all