Berita Kaltim Terkini
Terapkan Keputusan Muktamar Solo, PP Muhammadiyah Tekankan Seluruh Daerah Gelar Muswil dan Musda
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menekankan kepada seluruh daerah agar dapat segera menggelar musyawarah wilayah (muswil) dan musyarah daerah (Musda).
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menekankan kepada seluruh daerah agar dapat segera menggelar musyawarah wilayah (muswil) dan musyarah daerah (Musda).
Hal ini agar dapat menerapkan seluruh keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2022 yang digelar pada 18-20 November 2022 di Solo.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (Sekum PP) Muhammadiyah Prof. Abdul Muti mengatakan, kegiatan muktamar sendiri sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
Ini juga alasan mengapa Muswil dan Musda di sejumlah provinsi serta kabupaten/kota batal dihelat.
"Kegiatan sempat kita tunda selama 2 tahun, harusnya 2020, itu berdasar kajian serta pertimbangan menyangkut keselamatan dan kemaslhatan para peserta. Karena Muktamar mundur, maka Muswil-Musda juga mengikuti," jelas Prof. Abdul Mu'ti saat Muswil ke-13 PW Muhammadiyah Kaltim di Samarinda, Sabtu (24/12/2022).
Baca juga: Muswil PW Muhammadiyah Kaltim Akan Putuskan Pimpinan Selanjutnya dan Susun Program Kerja
Prof. Abdul Mu'ti berharap, di seluruh Indonesia bisa melaksanakan Muswil dan setelah itu Musda.
Paling tidak hingga Maret tahun depan telah rampung digelar di seluruh Indonesia.
"Tahun 2022 serta sampai pertengahan 2023 sudah terlaksana sehingga secara nasional bisa melaksanakan keputusan Muktamar di semua wilayah dan daerah," tuturnya.
Dia menambahkan, PP Muhammadiyah mengapresiasi tergelarnya Muswil di Kaltim, serta berharap kepemimpinan Muhammadiyah Kaltim periode 2022-2027 dapat mengemban amanah memajukan organisasi di Benua Etam.
Baca juga: Wagub Hadi Mulyadi Beri Apresiasi Muhammadiyah dalam Dunia Pendidikan
"Agar Muswil ini berlaku tertib, lancar dan bermartabat, serta menjadi ukhuwah untuk Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat berkiprah lagi dalam ranah kehidupan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan," ucap Prof. Abdul Mu'ti. (*)