Opini

Stop, Buang Sampah di Sungai, Mulailah Terapkan dari Keluarga Kita di Rumah

Barangkali mereka tidak punya tempat sampah ya, Ma di rumah? Kalimat ini terlontar begitu saja dari anak saya yang masih berusia enam tahun saat melih

DOK/PRIBADI
Andi Jumiati, S.Pd, Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Nunukan 

Sebagai orang tua, saya selalu mengingatkan kepada kedua anak saya bahwa membuang sampah di sembarang tempat akan mengakibatkan hal-hal yang tidak baik.

Maka, saya banyak melakukan tindakan-tindakan kecil yang dapat ditiru dan dipraktik an oleh mereka, contohnya bungkus permen yang ada di tangan akan saya genggam dengan erat atau simpan di dalam saku jika tidak terdapat tempat sampah pada saat itu.

Baca juga: Proyek Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 1 di IKN Nusantara Anggarannya Fantastis

Selain itu, sampah basah dan kering pun saya pisahkan agar tidak mengganggu, baik itu bau dan mampu mengundang hewan lain untuk mengacak-acak sampah di tempat pembuangan.

Sampah basah selalu dibuang untuk hewan-hewan yang sering berkeliaran di dekat rumah, seperti kucing liar dan ayam peliharaan tetangga, bukankah akan menjadi pahala jika melakukan hal serupa hanya dengan modal sampah sisa?

Sedangkan, sampah kering di buang di tempat yang seharusnya dan jika mager ke mana-mana boleh menunggu sampai petugas dari Dinas Kebersihan dengan motor dan bak berwarna kuningnya dalam kurun waktu dua sampai tiga kali seminggu untuk mengambil sampah dari masyarakat sekitar.

Nah, kurang apa coba? Mengapa masih membuang sampah sembarangan jika fasilitas telah disediakan secara gratis oleh pemerintah.

Di dalam buku yang berjudul Penanganan dan Pengelolaan Sampah (Studi Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan) Akhmad Riduan (2021); Diamond (Hartiningsih, Kompas edisi 16 April 2009) menyampaikan bahwa penyebab kehancuran suatu bangsa pada masa lalu adalah musnahnya manusia karena degradasi lingkungan dan sumber daya alam yang parah, penyakit, perang antarnegara, maupun konflik karena elite politik terus-menerus berebut kekuasaan.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Beri Penghargaan RT Terbaik, Program Kampung Sampah Bernilai

Secara riil, Wibowo dan Djajawinata (2009:1) mengemukakan, berdasarkan data BPS tahun 2000 dari 384 kota yang menimbulkan sampah sebesar 80.235, 87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut dan dibuang ke TPA adalah sebesar 4,2 persen, dan tidak tertangani sebesar 53,3 % .

Berdasarkan data tersebut, jelaslah bahwa sampah adalah musuh besar lingkungan yang mesti dihadapi bersama oleh pemerintah dan masyarakat.

So, start it with your family to do that. Mulailah dari keluarga Anda di rumah dengan melakukan hal-hal baik yang dapat mengurangi penumpukan sampah dan tidak seenaknya membuang sampah tidak pada tempatnya, seperti di sungai atau jalan raya. Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman. (*)

Penulis: Andi Jumiati, S.Pd

Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Nunukan

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 

Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved