IKN Nusantara

Pegiat Lingkungan Surati Menteri PUPR, Minta Jalan Tol IKN Nusantara Tak Ganggu Satwa

Pegiat lingkungan surati Menteri PUPR, minta jalan tol IKN Nusantara tak ganggu satwa

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Kehadiran Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur diharapkan tak merusak lingkungan.

Hal ini menjadi perhatian pegiat lingkungan dari Pokja Pesisir, Husein.

Bahkan Husein menyurati Menteri PUPR Basuki Hadimuljono agar pembangunan jalan tol IKN Nusantara, dilengkapi dengan koridor satwa dan tetap memerhatikan aspek lingkungan.

Husein menuturkan, keberadaan koridor satwa dalam pekerjaan Tol IKN yang sedang berjalan hingga sekarang perlu diperhatikan.

Diketahui masih ada tersisa satu koridor satwa yang masih berlokasi di di sisi utara Hutan Kariangau, di atas Pulau Balang.

Koridor ini tidak dilalui jalur jalan penghubung ke Jembatan Pulau Balang, namun menghubungkan bagian hulu DAS Sungai Wain dengan bagian hulu DAS Sungai Tempadung.

Kemudian juga menghubungkan DAS Sungai Baruangin sampai ke hulu Sungai Baruangin dan Sungai Kemantis, dan menuju ke arah utara sampai ke Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Koridor ini masih berfungsi dan diandalkan oleh beragam satwa seperti bekantan, orangutan atau macan dahan masih bisa bergerak dengan bebas.

Koordinator Program POKJA Pesisir, Husein menilai bahwa koridor yang tersedia itu merupakan yang terakhir.

Baca juga: Termasuk Pengusaha Malaysia, Februari Jokowi Ajak Investor Keliling IKN Nusantara

Baca juga: Syarat ASN dapat Rumah Dinas di IKN Nusantara, Tahap Awal Dibangun 47 Tower Hunian PNS, TNI, Polri

Kata Husein, koridor ini juga sedang terancam oleh beberapa kegiatan, misalnya pemasangan plang yang diduga dilakukan oleh para spekulan tanah.

Sebelumnya juga, lanjut dia, pernah dilaporkan kegiatan illegal logging atau pembukaan lahan menggunakan chainsaw di Sungai Tempadung Asin pada 2017 lalu.

Mengacu pada foto satelit yang diambil pada 28 Desember 2022, Husein menyebut, terlihat tingkat kerusakan lingkungan di Hutan Kariangau, di sekitar Jalan Tol IKN.

Jika semua hutan sudah ditebang, tidak ada ruang yang tersisa untuk membuat terowongan yang pernah diusulkan sejak dulu.

"Di banyak tempat bahkan tidak lagi ada opsi untuk membangun jembatan kanopi untuk satwa liar, karena badan jalan sudah terlalu lebar," ulas Husein.

Selain tekanan dan ancaman diatas, pihaknya mengkhawatirkan bahwa proyek pembangunan jalan Tol IKN ini turut mengancam eksistensi koridor satwa tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved