Berita DPRD Berau
Akses Jalan Darat Menuju Kampung Bena Baru Terputus, Ketua DPRD Berau Tinjau Lokasi Banjir
Ketua DPRD Berau, Madri Pani melakukan peninjauan lokasi banjir di Kampung Bena Baru.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO – Banjir akibat luapan Sungai Kelay yang terjadi akhir-akhir ini membuat akses jalan darat menuju Kampung Bena Baru di Kecamatan Sambaliung terputus.
Ketua DPRD Berau, Madri Pani mengatakan, putusnya akses tersebut mengakibatkan warga Kampung Bena Baru terpaksa menggunakan perahu untuk beraktivitas.
Madri sendiri yang mengetahui kondisi tersebut langsung melakukan peninjauan.
Baca juga: Ketua DPRD Berau Apresiasi Tim Gabungan yang Tangani Banjir
Kunjungannya ke sejumlah titik banjir ini tidak lain untuk melihat kondisi dan mengetahui penanganannya sejauh ini.
“Mungkin DPUPR Berau bisa memikirkan cara, bagaimana ke depannya. Kami ingin, akses menuju ke Bena Baru, ini tidak terendam lagi. Karena banjir ini cukup tinggi bahkan lebih satu meter,” tegasnya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (22/2/2023).
Selain itu, dirinya juga meminta Dinas Sosial Berau dan Dinas Kesehatan untuk membuka posko dan dapur umum di lokasi banjir.
Dikhawatirkan, ketika banjir surut, wabah penyakit akan datang.
Apalagi perjalanan menuju ke Tanjung Redeb ke beberapa lokasi banjir cukup jauh.
“Masyarakat juga butuh air bersih, ini yang belum ada sampai sekarang,” tuturnya.
Baca juga: Anggota DPRD Berau Tegaskan Jangan Ada Istilah Ternak Cabor
Diungkapkan Madri Pani, musibah banjir di beberapa kampung sebenarnya sudah bisa ditebak.
Bahkan, hampir pasti terjadi setiap tahun, terutama ketika intensitas hujan meningkat di hulu Sungai Kelay.
Sudah seharusnya, pemkab memperbanyak anggaran untuk bencana darurat, salah satunya penanganan banjir.
“Ini yang penting. Karena setiap tahun masyarakat gigit jari karena terkena musibah banjir, tapi tidak ada aksi sama sekali dari pemerintah,” jelasnya.
Dirinya juga mendapat keluhan dari warga mengenai sawahnya yang gagal panen padi dan jagung karena terendam banjir.
“Ini sudah berbicara ke mana-mana. Perekonomian masyarakat terganggu. Apalagi mayoritas dari korban banjir ini berkebun dan bertani,” tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.