Berita Nasional Terkini

Pengakuan Ibu Bripka Arfan Saragih, Anaknya Tidak Bunuh Diri, Tapi Dipaksa Minum Air Keras

asus meninggalnya anggota Satlantas Polres Samosir, Bripka Arfan Saragih akibat minum racun sianida, menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Tribun Medan/Anugrah Nasution
Binneria Purba, ibunda Bripka Arfan Saragih. Kasus tewasnya Bripka Arfan Saragih menimbulkan sejumlah pertanyaan, benarkan almarhum bunuh diri? 

"Malamnya aku mimpi, mak aku tidak bunuh diri, yang dijebaknya aku sama kawan kawan ku itu, katanya anak ini," ujarnya.

Baca juga: Perumda Intimung Dapat Suntikan Modal Rp10 Miliar, Petani Butuh Pupuk dan Racun Rumput

Dalam mimpinya, Arfan mengatakan, jika dirinya dijebak dan dipaksa oleh sejumlah orang untuk menegak air keras.

"Mak yang dijebaknya aku ini sama kawan kawanku, katanya tidak air keras, rupanya air kerasnya yang dikasih, karena sudah panas minta teh pun aku tidak dikasih sama orang itu. Bagaimana aku tidak sakit hati kalau anak ku disiksa begitu," tambahnya.

Saat mendatangi lokasi penemuan jenazah Bripka Arfan di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Binneria juga merasa masih begitu dekat dengan anaknya.

Hingga saat ini dia tak percaya jika putra nomor duanya itu meninggal karena menenggak racun.

"Pas aku ke sana (lokasi penemuan mayat) aku juga begitu merinding, sampai sekarang aku tidak percaya anakku itu yang sangat baik itu meninggal karena bunuh diri," katanya.

Keluarga, kata Binneria, sudah ikhlas melepas kepergian Bripka Arfan.

Meski begitu dia mau kepolisian mengungkapkan penyebab pasti tewasnya Bripka Arfan secara adil tanpa ada hal yang ditutupi.

"Kalau keluarga sudah ikhlasnya kalau pun dia meninggal, namun kami mau penyebabnya dikatakan secara adil dan sebenarnya," tutupnya.

Baca juga: 3 Tersangka Racun Satu Keluarga di Bekasi, Motifnya Takut Pembunuhan di Garut dan Cianjur Terkuak

Keluarga almarhum Bripka Arfan tak yakin jika mendiang bunuh diri dengan meminum racun sianida.

Keluarga menduga Arfan meningal lantaran dibunuh.

"Waktu itu jenazahnya datang kemari, aku heran kenapa badannya kok buram. Wajahnya hitam sebelah, tanganya hitam, kakinya juga. Instingku ini bukan bunuh diri melainkan dibunuh, tapi siapa orangnya kami tidak tau," kata Fince Saragih ayah Bripka Arfan, saat ditemui Tribun, di rumahnya di Dusun Pagar Janji, Mariahbuttu, Silau Kahean, Simalungun, Kamis (16/3/2023).

Menurut keluarga, kematian Arfan Saragih sangat janggal terlebih polisi melalui konferensi pers menyebutkan Arfan meninggal bunuh diri.

Keluarga menyebutkan, wajah Arfan mengalami luka seperti tersiram air panas, selain itu kuping mengeluarkan darah dan kepala belakang ada luka seperti dipukul benda tumpul.

"Kalau sekarang dibilang bunuh diri sampai sekarang aku tidak percaya. Wajah anakku itu hitam sebelah kiri, mata juga terbuka satu, lalu tanganya diletakkan di dadanya, terus kepala belakangnya luka seperti dipukul, terus di tulang rusuk juga," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved