Berita Kutim Terkini

Maksimalkan PAD, PPI Sangatta Kutim Akan Buka SPDN Tahun Ini

Saat ini, PAD paling besar yang diperoleh dari kegiatan PPI Sangatta berupa retribusi penjualan es balok untuk pengawetan ikan

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
SPDN PPI Sangatta telah terbangun tinggal menunggu pihak ketiga untuk mengelolanya, Senin (10/4/2023).TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA- Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sangatta di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), akan meningkatkan sarana prasarana (sarpras) pelabuhan untuk meningkatkan minat nelayan berlabuh di dermaganya.

Sejauh ini, menurut data yang dihimpun oleh petugas PPI Sangatta, pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat dari retribusi masih belum maksimal.

Hal itu disebabkan, peminat khususnya dari kalangan nelayan terhadap fasilitas di PPI Sangatta masih rendah.

Saat ini, PAD paling besar yang diperoleh dari kegiatan PPI Sangatta berupa retribusi penjualan es balok untuk pengawetan ikan.

Di mana data minggu pertama di bula april penjualan es balok mencapai Rp 1.800.000.

Baca juga: Kapal Besar tak Bisa Sandar di TPI Kenyamukan Kutim Karena Pendangkalan Masuk Dermaga

Baca juga: 3 Petugas Disdamkartan Kutim Terluka Saat Padamkan Kebakaran di Jalan Pinang Dalam

"Harga es balok per buahnya Rp 25.000, dengan rincian Rp 500,- per kilogram dimana per balok es memiliki berat 50 kilogram," ujar Koordinator Lapangan PPI Sangatta DKP Kaltim, Fahrurrazi kepada Tribunkaltim.co, Senin (10/4/2023).

Selain terkendala kondisi jalan masuk dermaga sedang pendangkalan, kelengkapan sarpras juga menjadi penyebab tidak maksimalnya penarikan retribusi.

Oleh karena itu, pihaknya membangun Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) untuk pemenuhan solar di dermaga.

Ia menilai dengan adanya SPDN, nelayan akan lebih tertarik berlabuh di dermaga kenyamukan.

Saat ini, sarana SPDN telah didirikan, hanya saja masih menunggu pihak ketiga yang akan mengelola.

"Lagi proses pemilihan pihak ketiga entah nanti Pertamina atau siapa yang mengisi, yang jelas solar yang dijual merupakan solar subsidi, jadi bisa menarik nelayan kesini," urainya.

Pada tahun 2022 lalu, jumlah PAD dari sektor PPI Sangatta hanya Rp 45 juta saja, padahal ditargetkan minimal menutupi biaya operasional di PPI Sangatta.

Baca juga: Berawal dari Hobi, Kini Rahim Budidaya Ikan Nila di Kutim Hingga 1.600 Ekor

Untuk sementara ini, retribusi yang ditarik diantaranya jasa fasilitas pas masuk kapal perikanan (tambat dan labuh) di PPI Sangatta, jasa pas masuk angkutan darat di PPI Sangatta, dan penjualan es balok.

"Insyaallah jika ada SPDN saya yakin bisa maksimal PADnya melebihi operasional, insyallah tahun ini beroperasi," tandasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved