Idul Fitri 2023
Tarif Bus di Terminal Sangatta, Jadwal Prediksi Puncak Mudik Kutai Timur
Lebih lanjut ia menilai, penurunan minat masyarakat Kutai Timur untuk menggunakan jasa angkutan umum disebabkan oleh maraknya jasa travel,
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Hari Raya Idul Fitri kurang 9 hari, penumpang di Terminal Bus Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, terpantau stabil alias belum ada lonjakan.
Pada Ramadhan hari ke-21 ini, penumpang di Terminal Bus Sangatta masih terpantau stabil seperti biasanya.
Biasanya sesuai dengan catatan dari Kantor Terminal Bus Sangatta bahwa setiap pagi kurang lebih terdapat 20 sampai 25 orang penumpang.
Dijelaskan oleh Koordinator Terminal Bus Sangatta, Tulus Widodo bahwa pada hari ini pada pukul 07.45 Wita tercatat ada 23 orang penumpang yang akan pergi ke Samarinda.
Baca juga: Polres Berau Instruksikan, Jangan Ada Petasan saat Ramadhan dan Lebaran
"Tercatat pagi pukul 07.45 Wita ada 23 orang penumpang dengan menggunakan Bus Bone Indah, memang biasanya ramainya pas pagi mbak," ungkapnya saat disambangi oleh Tribunkaltim.co, Rabu (12/4/2023).
Lalu mulai menjelang siang hari, penumpang menurun kisaran kurang dari 20 orang penumpang.
Seperti hari ini, pada pukul 10.15 Wita Bus Setia Mas telah memberangkatkan 17 orang penumpang menuju Samarinda.
Kata dia, selama bulan Ramadhan jumlah penumpang dan bus yang berangkat ke Samarinda masih terpantau stabil, penumpang tidak lebih dari 25 orang.
Baca juga: Syarat Naik Kapal Laut Terbaru, Cara Daftar Mudik Gratis Naik Kapal Laut di mudikgratis.dephub.go.id
"Kalau bus yang berangkat sekitar 1 sampai 3 unit mbak, rata-rata 2 unit lah per hari, saya memprediksi lonjakan itu mulai dari H-3 sampai H-1 lebaran," ucapnya.

Adapun tarif sementara ini yang masih berlaku untuk bus AC sebesar Rp 70.000.
Sedangkan non AC Rp 50.000 per orang.
Lebih lanjut ia menilai, penurunan minat masyarakat Kutai Timur untuk menggunakan jasa angkutan umum disebabkan oleh maraknya jasa travel antar kota/kabupaten.
Selain itu juga, disebabkan oleh daya beli masyarakat Kutai Timur yang cukup tinggi terhadap kendaraan pribadi.
"Sekarang banyak yang memiliki mobil pribadi, jadi mereka (masyarakat) milih mudik menggunakan mobil sendiri," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.