Berita Balikpapan Terkini
Gandeng Lansia dan Tetangga, Cara Astrid Hasilkan Produk Bleu by Astrid Balikpapan
usaha tersebut kini berkembang, bahkan bergabung dengan retail pakaian terbesar di Indonesia, Matahari Departement Store di Plaza Balikpapan
Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Bleu By Astrid merupakan UMKM milik Astrid sejak tahun 2019.
Berawal dari hobi, usaha tersebut kini berkembang, bahkan bergabung dengan retail pakaian terbesar di Indonesia, Matahari Departement Store yang terletak di Plaza Balikpapan, Jumat (28/4/2023).
Astrid mengaku, memang suka hal-hal yang berhubungan dengan tali-temali dan benang.
Bahkan, sang nenek yang kerap membuat makrame menjadi inspirasinya dalam mengembangkan usaha tersebut.
"Oma saya dari dulu, suka bikin makrame. Banyak hasil karyanya. Jadi saya suka juga, cuman waktu itu belum diseriusin. Jadi saya juga pengen kayak gitu, cuma lebih ke rajut. Tapi masih dalam hal benang-benangan," ungkapnya.
Baca juga: Tak Sampai Sebulan, Pendapatan UMKM Bleu By Astrid di Matahari Plaza Balikpapan Meningkat
Baca juga: Momoo Fresh Milk: Buah Pantang Menyerah Suska Jadi Mitra UMKM Indomaret Samarinda
Ia mengaku, usaha Bleu by Astrid berawal dari hobi dan pengisi waktu luang. Hingga akhirnya, di tahun 2019, ia mulai menekuni usaha kriya tersebut.
"Dari awal karena hobi dan suka. Juga memang mencari kesibukan, karena juga suami kerja gak di Balikpapan. Akhirnya, mulai suka ikut kursus dan lain-lain. Bikin bikin tas untuk saudara dan teman, dan akhirnya dijadikan usaha sampai sekarang" tuturnya.
Menariknya, ia menggandeng keluarga dan tetangganya untuk merajut. Terlebih, beberapa orang diantara mereka merupakan wanita lanjut usia yang juga ingin mengisi waktu luangnya dengan hobi merajut tersebut.
"Dasarnya kan mereka memang punya basicnya dulu, jadi ingat-ingat dan mau diajarin lagi. Akhirnya mereka ikut bantu saya di rumah sampai sekarang," jelasnya.
Bagi Astrid, usaha tersebut juga menjadi ajang mempererat tali silahturahmi dengan tetangganya. Dengan begitu, mereka dapat berbincang sembari merajut di rumah Astrid.
Kini, Bleu by Astrid memiliki 5 perajut. Diantaranya wanita dewasa dan Lansia, termasuk Astrid.
Mereka telah membuat ratusan produk rajut untuk diperjual-belikan. Seperti sepatu, taplak meja, topi, pasmina, hingga yang paling laku dipasaran, tas dan dompet.
Produk rajut homemade tersebut dibanderol mulai harga Rp 15 ribu untuk ukuran kecil seperti Bros, gantungan kunci, hingga lebih dari Rp 1 juta untuk produk seperti taplak meja makan.
Biasanya, waktu pengerjaan untuk produk rajutan tersebut memakan waktu setengah jam untuk produk berukuran kecil, dan seminggu hingga dua minggu untuk produk ukuran besar seperti taplak meja.
Astrid mengaku, sangat senang dan puas ketika rajutannya selesai. Bahkan, ia menyimpan beberapa produk yang menurutnya elok dipandang seperti pasmina, tas, hingga kardigan.
Baca juga: BRI Samarinda Tatap IKN Nusantara, Jalankan Inkubasi demi UMKM Bisa Naik Kelas
Strategi UMKM Pondasi Juara Bertahan di Tengah Lesunya Ekonomi di Balikpapan |
![]() |
---|
Kasus HIV di Balikpapan Naik, Tertinggi Kedua di Kaltim, Dinkes sebut Kelompok Penularan Terbanyak |
![]() |
---|
Kasus HIV di Balikpapan Melonjak, Dinkes Gandeng Sejumlah Pihak untuk Memutus Rantai Penularan |
![]() |
---|
Rumah Makan Pondasi Juara Balikpapan Hadirkan Berbagai Menu dengan Harga yang Murah |
![]() |
---|
Alarm Merah Kesehatan, Balikpapan Tertinggi Kedua Kasus HIV di Kaltim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.