Hari Pendidikan Nasional 2023

21 Pantun Singkat untuk Peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, Cocok Dibagikan via WA atau FB

Inilah 21 pantun singkat untuk peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, cocok dibagikan via WhatsApp atau Facebook.

Editor: Ikbal Nurkarim
merahputih.com
Inilah 21 pantun singkat untuk peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, cocok dibagikan via WhatsApp atau Facebook. 

Kutipan terkenal dari sosok Ki Hadjar Dewantara saat ini dijadikan sebagai semboyan pendidikan Indonesia, yakni "tut wuri handayani".

Secara lengkap, semboyan dalam bahasa Jawa tersebut adalah "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani".

Ing ngarsa sung tulodo, artinya "di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik".

Ing madya mangun karsa, artinya "di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa atau ide".

Tut wuri handayani, artinya "dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan".

Ki Hadjar Dewantara merupakan menteri pendidikan pertama di Indonesia.

Sosoknya diamanati sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Presiden Soekarno.

Ki Hadjar Dewantara juga merupakan Pahlawan Nasional kedua yang ditetapkan Presiden pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.

Melalu surat keputusan itu pula, dirinya ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hadjar Dewantara mendapatkan penghargaan dari pemerintah atas jasa-jasanya.

Ia dianggap telah memelopori sistem pendidikan nasional berbasis kepribadian dan kebudayaan nasional.

Kiprah selain pendidikan Bapak Pendidikan Nasional ini pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, salah satunya organisasi Budi Utomo.

Pada 25 Desember 1912, Ki Hadjar Dewantara bersama rekan tiga serangkai mendirikan Indische Partij.

Namun, organisasi tersebut ditolak oleh Belanda dan menggantinya dengan membentuk Komite Bumiputera pada 1913.

Baca juga: 28 Ucapan Hardiknas 2023: Kata-kata Selamat Hari Pendidikan Nasional untuk Guru yang Menyentuh Hati

Komite tersebut bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan 100 tahun kebebasan negeri Belanda dari penjajahan Perancis dengan menarik pajak dari rakyat kecil.

Ia mengkritik perayaan tersebut melalui tulisan yang berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).

Akibat tulisan tersebut, Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan dibuang ke Pulau Bangka.

Namun, ia bernegosiasi untuk dibuang ke Belanda dan diizinkan oleh Belanda.

Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa pendidikan adalah sebuah cara terbaik untuk memperkuat orang Indonesia.

Banyak teori yang melandasi cara berpikir Ki Hadjar Dewantara.

Salah satunya adalah pemikir teori pendidikan reformis dari Italia, Maria Montessori.

Ki Hadjar Dewantara juga banyak dipengaruhi oleh penyair dan filsuf asal India yakni Rabindranath Tagore.

Pemikiran yang diambil dari Maria Montessori adalah terkait pendidikan usia dini.

Hal yang diterapkan pada pendidikan Montessori adalah bagaimana peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar, tempat belajar yang menyenangkan dan dapat membangun karakter peserta didik dengan metode bernyanyi dan menari.

Sedangkan pemikiran dari Tagore diambil Ki Hadjar Dewantara dari sisi konsep kebebasan dan merdeka yang beliau terapkan dalam sistem pembelajaran Taman Siswa.

Bahkan melalui tulisannya Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda.

Beliau sering membuat tulisan yang menyoroti pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar.

Seperti tulisannya 'Seandainya Aku Seorang Belanda' yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda.

Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa.

Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922.

Itulah sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak.

Prestasi yang berhasil diraih Ki Hadjar Dewantara ini bisa menginspirasi generasi muda di Indonesia untuk melakukan hal positif selagi masih muda. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved