Hari Pendidikan Nasional 2023
21 Pantun Singkat untuk Peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, Cocok Dibagikan via WA atau FB
Inilah 21 pantun singkat untuk peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, cocok dibagikan via WhatsApp atau Facebook.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah 21 pantun singkat untuk peringati Hari Pendidikan Nasional 2023, cocok dibagikan via WhatsApp atau Facebook.
Kumpulan pantun empat baris ini juga cocok untuk Hari Pendidikan Nasional 2023 atau hardiknas.
Diketahui, Hari Pendidikan Nasional tahun ini jatuh pada Selasa, 2 Mei 2023.
Salah satu cara merayakan Hari Pendidikan Nasional 2023 bisa dilakukan dengan membagikan pantun.
Pantun ini bisa dibagikan ke teman dekat ataupun dijadikan status di media sosial WhatsApp ataupun Facebook.
Pantun yang disajikana dalam artikel ini memiliki tema pendidikan yang cocok dibagikan melalui Medsos di Hari Pendidikan Nasional 2023.
Baca juga: 26 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023, Lengkap Sejarah Hardiknas
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati pada hari Selasa, 2 Mei 2023, dengan mengusung tema "Bergerak Bersama Semarakan Merdeka Belajar".
Inilah 21 Pantun Hari Pendidikan Nasional 2023:
1. Sahabat Lama saling mengenal
sama-sama orang kaya
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Moga Indonesia semakin jaya
2. Langit cerah berwarna biru
Jalan-jalan ke kebun bambu.
Berjuanglah wahai guru
Memberikan jasa-jasamu.
3. Kediri di pulau Jawa
Ada juga Tarumanegara
Cetak generasi yang bertaqwa
Niscaya berkah bagi negara.
4. Hari Senin upacara bendera
Anak-anak berbaris cepat
Belajar itu mesti gembira
Supaya ilmu cepat terikat.
5. Aku suka warna biru
Aku juga suka berdansa
Terima kasih untuk guru
Yang telah mencerdaskan bangsa
6. Sahabat Lama saling mengenal
sama-sama orang kaya.
Selamat Hari Pendidikan Nasional
Moga Indonesia semakin jaya.
7. Mawar merah tumbuh berjajar
Kitab lama di daun lontar.
Jangan pernah berhenti belajar
Supaya kita menjadi pintar.
Baca juga: 22 Link Twibbon Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas 2023, Cocok Jadi Foto Profil WhatsApp
8. Beli yang harus di Kota Langkat
Minum jahe badannya hangat.
Walau virus belum diangkat
Kita belajar tetap semangat.
9. Di kolam ada banyak angsa
Kelelawar tinggalnya di goa
Guru sangatlah berjasa
Berjasa untuk kita semua
10. Pergi ke ke pasar untuk membeli jamu
Pergi beli jamu dengan Mbak Lulu
Sungguh mulia pekerjaan guru
Mendapat pahala selalu
11. Pergi ke ke pasarr mau beli paku
Tak lupa minta belimbing wuluh
Maafkan anak muridmu
Yang selalu membuatmu jenuh
12. Jalan jalan ke Peru
Baliknya ketemu kamu
Selamat Hardiknas untuk guru
Untuk insan pemberi ilmu
13. Jum'at pagi potong kuku
Eh luka laju jari berdarah merah
Tak terhitung jasa guruku
Sabar mendidik pantang menyerah
14. Pistol ditembak eh tidak ada peluru
Ketika ingin belari kaki keram karena varises
Terima kasih kepada para guru
Telah menjadikan generasi bangsa sukses
15. Kata orang tua jangan pilih-pilih kalau makan
Lakukan saja karena itu bukan meramal
Jangan sedih jikalau kau gagal dalam satu percobaan
Tidak ada orang berhasil jikalau tidak pernah gagal
16. Pergi ke warung pak Zainal
Membeli sayuran juga bumbunya
Pahlawan pendidikan nasional
Ki Hajar Dewantara namanya
17. Hiduplah engkau seperti elang
Janganlah malas turun memangsa
Kelaklah dikau akan gemilang
Jikalau belajar sepanjang masa
18. Ibuku seorang guru
Ia memiliki hp dan juga buku
Kaya atau miskin janganlah malu
Pendidikan utama jadikan nomor satu
19. Ada gajah punya belalai
Jalanan kosong ditapaki batu
Senanglah bangsa punya masyarakat pandai
Berminat bakat satu persatu
20. Air dingin di atas dipan
Mawar Merah bermekaran
Jika ingin cerah masa depan
Jangan pernah lupakan pendidikan
Baca juga: Refleksi Hari Pendidikan Nasional 2023 dan Mendalami Sisi Lain Ki Hadjar Dewantara
21. Beli kelapa beli bawang
Tidak lupa membeli teri.
Pahlawan kita telah berjuang
Dengan pendidikan majukan negeri
Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional sendiri ditetapkan pada 2 Mei, yang juga tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara.
Ki Hadjar Dewantara didapuk sebagai Pahlawan Nasional dan Bapak Pendidikan Nasional.
Pasalnya, perkembangan pendidikan Indonesia erat dengan perjuangan Ki Hadjar Dewantara sebagai perintis pendidikan bagi kaum pribumi di era penjajahan Belanda.
Oleh karena itu, sejarah Hari Pendidikan Nasional juga menjadi sejarah Ki Hadjar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan rakyat Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Ki Hadjar Dewantara lahir di Pakualaman, Yogyakarta, 2 Mei 1889.
Pria bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini tumbuh di keluarga kaya dan berkesempatan mengenyam bangku pendidikan pada era Hindia Belanda.
Kala itu, kebijakan Hindia Belanda hanya mempersilakan anak-anak kelahiran Belanda dan kaum priayi yang bisa menempuh pendidikan.
Sementara itu, kaum pribumi lain tidak bisa menikmati pendidikan barang secuil pun.
Kebijakan inilah yang kemudian ditentang oleh Ki Hadjar Dewantara.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkusumo.
Ketiganya kemudian dikenal sebagai "Tiga Serangkai".
Kembali dari pengasingan, Ki Hadjar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Lembaga ini bertujuan memberikan hak pendidikan yang sama bagi pribumi jelata Indonesia, sama halnya dengan hak yang dimiliki kaum priayi dan orang-orang Belanda.
Selain mendirikan lembaga pendidikan, ia juga aktif menulis dengan tema pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan.
Melalui tulisan-tulisannya, Ki Hadjar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Kutipan terkenal dari sosok Ki Hadjar Dewantara saat ini dijadikan sebagai semboyan pendidikan Indonesia, yakni "tut wuri handayani".
Secara lengkap, semboyan dalam bahasa Jawa tersebut adalah "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani".
Ing ngarsa sung tulodo, artinya "di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik".
Ing madya mangun karsa, artinya "di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa atau ide".
Tut wuri handayani, artinya "dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan".
Ki Hadjar Dewantara merupakan menteri pendidikan pertama di Indonesia.
Sosoknya diamanati sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Presiden Soekarno.
Ki Hadjar Dewantara juga merupakan Pahlawan Nasional kedua yang ditetapkan Presiden pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.
Melalu surat keputusan itu pula, dirinya ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara mendapatkan penghargaan dari pemerintah atas jasa-jasanya.
Ia dianggap telah memelopori sistem pendidikan nasional berbasis kepribadian dan kebudayaan nasional.
Kiprah selain pendidikan Bapak Pendidikan Nasional ini pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, salah satunya organisasi Budi Utomo.
Pada 25 Desember 1912, Ki Hadjar Dewantara bersama rekan tiga serangkai mendirikan Indische Partij.
Namun, organisasi tersebut ditolak oleh Belanda dan menggantinya dengan membentuk Komite Bumiputera pada 1913.
Baca juga: 28 Ucapan Hardiknas 2023: Kata-kata Selamat Hari Pendidikan Nasional untuk Guru yang Menyentuh Hati
Komite tersebut bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan 100 tahun kebebasan negeri Belanda dari penjajahan Perancis dengan menarik pajak dari rakyat kecil.
Ia mengkritik perayaan tersebut melalui tulisan yang berjudul "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).
Akibat tulisan tersebut, Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan dibuang ke Pulau Bangka.
Namun, ia bernegosiasi untuk dibuang ke Belanda dan diizinkan oleh Belanda.
Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa pendidikan adalah sebuah cara terbaik untuk memperkuat orang Indonesia.
Banyak teori yang melandasi cara berpikir Ki Hadjar Dewantara.
Salah satunya adalah pemikir teori pendidikan reformis dari Italia, Maria Montessori.
Ki Hadjar Dewantara juga banyak dipengaruhi oleh penyair dan filsuf asal India yakni Rabindranath Tagore.
Pemikiran yang diambil dari Maria Montessori adalah terkait pendidikan usia dini.
Hal yang diterapkan pada pendidikan Montessori adalah bagaimana peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar, tempat belajar yang menyenangkan dan dapat membangun karakter peserta didik dengan metode bernyanyi dan menari.
Sedangkan pemikiran dari Tagore diambil Ki Hadjar Dewantara dari sisi konsep kebebasan dan merdeka yang beliau terapkan dalam sistem pembelajaran Taman Siswa.
Bahkan melalui tulisannya Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda.
Beliau sering membuat tulisan yang menyoroti pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar.
Seperti tulisannya 'Seandainya Aku Seorang Belanda' yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda.
Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa.
Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922.
Itulah sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak.
Prestasi yang berhasil diraih Ki Hadjar Dewantara ini bisa menginspirasi generasi muda di Indonesia untuk melakukan hal positif selagi masih muda. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.