Berita Kubar Terkini

Belasan Ribu Keluarga di Kubar Berisiko Stunting Karena Buruknya Sanitasi Lingkungan

Sebagian besar wilayah perkampungan di Kutai Barat masuk dalam kategori rentan  kasus stunting

Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Foto dari udara pemandangan wilayah Kecamatan Damai yang tercatat sebagai salah satu Kecamatan rentan kasus stunting di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO,SENDAWAR- Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) menyebut, sebagian besar wilayah perkampungan di Kutai Barat masuk dalam kategori rentan  kasus stunting

Kepala P2KBP3A Kubar, Sukwanto menyebutkan sejauh ini tercatat ada 15 ribu keluarga yang masuk dalam kategori rentan stunting

Keluarga berisiko stunting kata dia adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting, yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak putri, kemudian calon penganting, ibu hamil, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24 hingga 59 bulan.

"Selanjutnya berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan yang buruk, dan air minum tidak layak," jelasnya pada Minggu (7/5).

Baca juga: Risiko Stunting di Kecamatan Samarinda Seberang Capai 5.536 Anak

Baca juga: Kasus Stunting Dianggap Kompleks, Kepala Puskesmas Sempaja Samarinda Sebut Pola Asuh Itu Penting

Lebih lanjut dia membeberkan dari sejumlah faktor tersebut, upaya pencegahan melalui pemberian pemahaman tentang stunting kepada masyarakat perlu digencarkan lagi.

"Kami melihat, yang paling berbahaya dalam kasus stunting ini adalah keluarga berisiko stunting. Nah hasil pendataan 2021 yang diupdate tahun 2022, ternyata data keluarga beresiko stunting di Kutai Barat ini ada 15.000 lebih angkanya. Jadi cukup banyak yang beresiko," jelasnya. 

Lebih lanjut dia menyebutkan data keluarga berisiko stunting tersebut ditinjau dari interfensi spesifik dan sensitive yang dilakukan pemerintah, sebagai upaya menganalisis faktor pendukung dalam gerakan percepatan penurunan angka stunting di kabupaten Kutai Barat.

Baca juga: Kajari Sebut Perlu Sinergi dengan Pemerintah Daerah untuk Tangani Stunting di PPU

"Untuk diketahui, Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat sehingga Pemerintah pusat mentargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Di sisi lain, jumlah keluarga berisiko stunting juga memang masih tinggi di Indonesia yakni mencapai 21,9 juta berdasarkan pendataan keluarga 2021," jelasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved