Ibu Kota Negara
Warga Sepaku Keluhkan Pembayaran Katering untuk IKN Nusantara, Pesan 500 Porsi, 3 Bulan Baru Dibayar
Keluhan warga Sepaku ini bervariasi mulai dari penyerapan tenaga kerja yang minim, upah yang rendah dan peluang usaha yang tidak berdampak ekonomi.
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM - Proyek IKN Nusantara dikeluhkan warga Sepaku yang merupakan masyarakat di ring 1 Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara yang baru.
Keluhan warga Sepaku di ring 1 KIPP IKN Nusantara ini bervariasi mulai dari penyerapan tenaga kerja yang minim, upah yang rendah dan peluang usaha yang tidak berdampak ekonomi karena pembayarannya yang molor terlalu lama.
Keluhan warga Sepaku ini terungkap dalam Pertemuan antara Otorita IKN Nusantara, BRIN dan masyarakat Sepaku IKN, di rumah jabatan Bupati PPU, Selasa (23/5/2023).
Diketahui KIPP IKN Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) meliputi sebagian Desa Bumi Harapan dan sebagian Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Pemerintah berupaya untuk melibatkan warga sekitar dalam proyek IKN Nusantara, sayangnya warga sekitar yang berada di ring 1 KIPP belum merasakan dampaknya.
Beberapa waktu, lalu Pemerintah memberikan program pelatihan tenaga kepada masyarakat Sepaku.
Selanjutnya, setelah warga mengikuti pelatihan, akan diberikan sertifikat, sebagai salah satu syarat untuk menjadi tenaga kerja di IKN Nusantara.
Namun hingga setelah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat, masih ada warga yang belum bekerja di IKN Nusantara.
Selain itu juga ada yang mengeluhkan upah di proyek IKN Nusantara lantaran terbilang kecil.
Menurut penuturan warga, mereka hanya dibayar Rp 150.000 per hari, padahal harus kerja dari pagi hingga malam hari.
Salah satu tokoh masyarakat Sepaku, Sibukdin mengatakan kepada TribunKaltim.co, selain upah yang kecil ada pula warga yang belum mendapatkan panggilan kerja dari perusahaan yang mendapatkan proyek di IKN Nusantara.
Baca juga: Hari Terakhir, Cara Vote Logo IKN Nusantara, Kesempatan dapat Motor Listrik Bertanda Tangan Jokowi
"Banyak yang sudah pelatihan tapi tidak bekerja belum dipanggil, upahnya juga hanya Rp150 ribu perhari," kata Sibukdin.
Selain pelatihan tenaga kerja, masyarakat Sepaku juga sempat diberikan pelatihan kewirausahaan.
Namun, juga tidak dapat memanfaatkan keahlian yang didapatkan, lantaran perusahaan yang beroperasi, menawar produk mereka dengan harga murah.
Salah satunya Hasanuddin, warga Kelurahan Sepaku itu mengaku usaha katering miliknya hanya ditawar Rp15 ribu per porsi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.