Ibu Kota Negara

Pembangunan IKN Nusantara Dorong Modernisasi Pertanian di Kutai Kartanegara

Pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara atau Ibu Kota Nusantara mendorong pengembangan modernisasi pertanian di daerah sekitarnya.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG- Pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara atau Ibu Kota Nusantara mendorong pengembangan modernisasi pertanian di daerah sekitarnya.

Salah satunya dilakukan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Sumber Purnama, Desa Loh Sumber, Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Direktur BUMDes Sumber Purnama Sudarmadji mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan teknologi perpadian agar tidak kalah bersaing dengan beras dari Sulawesi dan Jawa.

Baca juga: Majukan Pertanian di Kukar, MHU Berikan Mesin Pengemas Beras kepada BUMDes Sumber Purnama

"Kami sudah punya alat pengering padi didapat dari bantuan kementerian, dengan teknologi ini kami bisa meningkatkan mutu beras," katanya, Rabu (31/5/2023).

Sudarmadji mengungkapkan, kehadiran IKN Nusantara mendorong optimalisasi produksi dan efisiensi harga pangan jangka panjang.

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam mendukung ketahanan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru.

Untuk itu, BUMDes Sumber Purnama juga terus mempersiapkan diri. Mereka memberikan pelatihan untuk para petani lokal agar tidak kalah bersaing.

Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan urbanisasi yang berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk, sehingga membutuhkan pasokan pangan cukup besar.

"Target kami harus bisa meningkatkan jumlah produksi agar bisa menjadi lumbung pangan dan menyuplai kebutuhan IKN, serta menjaga harga tidak anjlok," kata Sudarmadji.

Baca juga: BUMDes di Kukar Bakal Kebagian 10 Persen dari Pajak Sarang Burung Walet

Sebagai informasi, saat ini BUMDes Sumber Purnama memang telah membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi di Desa Loh Sumber.

Peralatan dan desain mesin RMU dirakit oleh BUMDes. Dari penggilingan padi ini, gabah yang dibeli dari petani dijual di pasar dalam bentuk beras.

Pabrik ini mampu mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam. Pabrik ini kemudian dikelola dengan mekanisme kerja sama. 

Beras yang diproduksi pabrik disebut memiliki kualitas yang baik. Seluas 1.000 hektare lahan disebut menopang kapasitas produksinya. 

Beras produksi BUMDes terdiri dari beberapa varietas padi. Ada mikongga, mayas, inpari, dan pandan wangi. Beras kemudian dikemas dengan merek Cap Tugu.

Harganya Rp 22.000 untuk kemasan 2 kilogram dan Rp 50.000 untuk kemasan 5 kilogram. Beras ini dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan.

"Kami juga kembangkan varietas padi lokal, yakni mayas sawah yang sudah dimodifikasi pakar pertanian. Bisa dipanen dalam 3 bulan, dengan capaian 4-5 ton per hektare," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved